Pola makan anak-anak yang masih sering berubah mungkin dianggap wajar oleh orang tua. Anak yang tiba-tiba lebih banyak makan dan lebih banyak minum sekaligus lebih sering buang air kecil mungkin sering dipandang biasa. Tapi, coba cermati lebih seksama. Di tengah perubahan itu, apakah si anak malah mengalami penurunan berat badan? Atau dia yang biasanya sudah tidak mengompol malah sering mengompol.
Gejala-gejala tersebut bisa jadi menunjukkan anak Anda terkena diabetes. Diabetes pada anak memang bukan kondisi yang umum terjadi. Akan tetapi, kondisi itu rupanya tengah merebak. Sekitar tiga puluh tahun silam, kasus diabetes pada anak bisa dibilang tidak pernah ditemukan.
Salah satu penyebabnya ialah keadaan auto-immune yang dibawa gen keturunan dan dicetuskan, misalnya, oleh infeksi virus. Ada 70%-80% kasus diabetes anak yang ditanganinya tidak memiliki riwayat diabetes dalam keluarga. Jadi, diabetes pada anak bisa juga merupakan keadaan idiopatik yang belum bisa diketahui penyebabnya.
Umumnya diabetes yang diderita anak-anak adalah diabetes tipe 1 yang bergantung pada insulin. Diabetes jenis ini disebabkan pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau menghasilkan dalam jumlah sangat sedikit, padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan gula ke proses metabolisme tubuh yang mengubahnya menjadi energi.
Jika insulin tidak ada atau sangat sedikit, proses metabolisme tubuh tidak dapat terjadi. Alhasil, kadar gula di dalam darah meningkat dan tidak ada energi yang terbentuk. Anak akan cepat merasa lelah, cepat lapar, dan cepat haus.
Meski belum banyak, ada pula anak yang terserang diabetes tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin. Diabetes ini disebabkan terjadinya resistensi insulin. Insulinnya normal, tapi tidak berfungsi optimal dalam tubuh.
Karena pola makan berlebihan tanpa olahraga, insulin yang harusnya bekerja memproses asupan gula perlahan tidak mampu lagi mengolah asupan yang masuk. Akibatnya, tidak terjadi metabolisme sempurna. Biasanya anak dengan berat badan berlebih berisiko terkena diabetes ini.
Satu-satunya jalan pengobatan yang dapat dilakukan hingga saat ini adalah memberikan insulin dari luar secara teratur. Dengan begitu, metabolisme bisa terus terjadi. Bentuknya bisa berupa suntikan, pen, pompa, atau semprotan. Ini harus dilakukan seumur hidup. Biasanya anak perlu diberikan pengertian bahwa kondisi tubuhnya mengharuskan dia untuk mampu memasukkan insulin ke tubuhnya sendiri. Untuk selanjutnya, ia akan harus memantau pola makannya. Biasanya anak-anak usia 7-8 tahun sudah dapat diajarkan menggunakan alat untuk memasukkan insulin.
Gejala-gejala tersebut bisa jadi menunjukkan anak Anda terkena diabetes. Diabetes pada anak memang bukan kondisi yang umum terjadi. Akan tetapi, kondisi itu rupanya tengah merebak. Sekitar tiga puluh tahun silam, kasus diabetes pada anak bisa dibilang tidak pernah ditemukan.
Salah satu penyebabnya ialah keadaan auto-immune yang dibawa gen keturunan dan dicetuskan, misalnya, oleh infeksi virus. Ada 70%-80% kasus diabetes anak yang ditanganinya tidak memiliki riwayat diabetes dalam keluarga. Jadi, diabetes pada anak bisa juga merupakan keadaan idiopatik yang belum bisa diketahui penyebabnya.
Umumnya diabetes yang diderita anak-anak adalah diabetes tipe 1 yang bergantung pada insulin. Diabetes jenis ini disebabkan pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau menghasilkan dalam jumlah sangat sedikit, padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan gula ke proses metabolisme tubuh yang mengubahnya menjadi energi.
Jika insulin tidak ada atau sangat sedikit, proses metabolisme tubuh tidak dapat terjadi. Alhasil, kadar gula di dalam darah meningkat dan tidak ada energi yang terbentuk. Anak akan cepat merasa lelah, cepat lapar, dan cepat haus.
Meski belum banyak, ada pula anak yang terserang diabetes tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin. Diabetes ini disebabkan terjadinya resistensi insulin. Insulinnya normal, tapi tidak berfungsi optimal dalam tubuh.
Karena pola makan berlebihan tanpa olahraga, insulin yang harusnya bekerja memproses asupan gula perlahan tidak mampu lagi mengolah asupan yang masuk. Akibatnya, tidak terjadi metabolisme sempurna. Biasanya anak dengan berat badan berlebih berisiko terkena diabetes ini.
Satu-satunya jalan pengobatan yang dapat dilakukan hingga saat ini adalah memberikan insulin dari luar secara teratur. Dengan begitu, metabolisme bisa terus terjadi. Bentuknya bisa berupa suntikan, pen, pompa, atau semprotan. Ini harus dilakukan seumur hidup. Biasanya anak perlu diberikan pengertian bahwa kondisi tubuhnya mengharuskan dia untuk mampu memasukkan insulin ke tubuhnya sendiri. Untuk selanjutnya, ia akan harus memantau pola makannya. Biasanya anak-anak usia 7-8 tahun sudah dapat diajarkan menggunakan alat untuk memasukkan insulin.