Kelompok peneliti Universitas Kalifornia mengungkapkan dalam laporan berdasarkan penelitian dan pengamatan terhadap 23 ribu kasus cedera anak balita dari tahun 1996 sampai 1998 yang diharapkan mendapat perhatian orang tua maupun dokter spesialis anak tentang berbagai bahaya yang dapat mengancam keselamatan anak.
Selama tahun pertama hasil penelitian menemukan kecelakaan jatuh dari tempat tidur dapat terjadi pada usia menjelang tiga bulan, cedera akibat disiksa oleh orang tua maupun pengasuh pada usia 3 sampai lima bulan, kecelakaan jatuh dari kursi pada usia enam sampai delapan bulan, menelan benda asing pada usia sembilan hingga 11 bulan, ketumpahan cairan panas atau terkena zat panas lainnya pada usia 12 hingga 17 bulan.
Secara umum keseluruhan cedera tersebut dapat dikatakan cedera akibat keracunan meningkat pesat sejak usia tiga hingga lima bulan dan mencapai titik puncak pada usia 15 hingga 17 bulan demikian laporan penelitian itu yang dimuat pada Jurnal Asosiasi dokter anak AS.
Hal itu terjadi bersamaan dengan perkembangan mental yang amat pesat seperti kemampuan mobilitas si anak, rasa ingin tahu dan pengenalan anak dengan menggunakan daya motoriknya terhadap alam sekeliling dengan menggunakan aktivitas dari tangan ke mulut.
"Pada rentang usia tersebut, anak mempunyai akses kepada benda-benda ataupun zat-zat asing berbahaya namun belum mempunyai kemampuan kognitif terhadap bahaya benda atau zat berbahaya dan keterampilan untuk menghindarinya."
Penelitian yang mengamati balita dari usia nol hingga empat tahun menemukan penyebab utama bahaya dan cedera pada anak setelah usia tiga tahun adalah kecelakaan cedera anak pada kaki pada saat orang tua memindahkan kendaraan.
Dari sekian rentang usia, tindakan pengobatan bagi keracunan adalah hal utama yang merupakan puncak cedera dan bahaya pada usia 18 hingga 35 bulan.