Flu disaat-saat masa hamil diperkirakan mampu merusak otak sang orok dan menaikan resiko terkena penyakit schizophrenia.
Dalam sebuah penelitian kecil yang melibatkan 64 keluarga. Ezra Susser menemukan bahwa penurunan mental pada anak-anak kemungkinan disebabkan oleh penyakit flu yang diderita oleh sang ibu saat kandungannya berjalan pada tiga bulan pertama masa kehamilan.
Jika flu itu menyerang di tiga bulan pertama dan pertengahan tiga bulan kedua maka tingkat resikonya hanya berada di angka 3. Sementara dampak dari penyakit flu tidak akan menyebabkan resiko apapun setelah kehamilan memasuki pertengahan. "Penemuan kami menunjukan adanya hubungan yang kuat antara jabang bayi dengan dampak dari flu yang bisa menyebabkan terjadinya schizophrenia."
Pada penelitian sebelumnya disebutkan bahwa ada hubungan antara kehamilan dengan schizophrenia pada anak-anak saat ibu mengalami masa kandungan dalam dua atau tiga semester. Berbeda dengan studi sebelumnya yang melakukan pengukuran dari hasil sampel darah, Ezra melakukan penelitian dari sejak jabang bayi, nutrisi yang dimakan, dan sejumlah faktor lainnya.
64 keluarga yang diriset oleh Ezra sebagian juga mengalami schizophrenia, dimana seperempat dari sang ibu mengatakan mereka mengalami flu saat hamil. Schizophrenia merupakan sebuah gejala umum yang berhubungan dengan psychotic disorders yang mampu menghadirkan sebuah pengurangan atau pemikiran logika.
Tanda-tanda dari seseorang terkena penyakit ini bisa dilihat ketika mereka berusia remaja atau pada usia 20 tahunan. Ezra juga menyebutkan rusaknya otak pada jabang bayi terjadi ketika obat antibodi dari sang ibu masuk ke plasenta dan membuat jabang bayi beraksi atas system kekebalan.