Menurutnya wanita pekerja keras yang mendapatkan tekanan tinggi yang dikombinasikan dengan kepribadian pada wanita itu sendiri akan menjadi sebuah jalan pintas bagi sang wanita untuk terkena resiko bermasalah atas jantung. Untuk bisa mendapatkan hasil yang pas, Dr Elaine melakukan penelitian atas 3000 wanita yang berusia 18-77 tahun selama 10 tahun.
Wanita yang memiliki pekerjaan dengan posisi yang tinggi atau memiliki otoritas yang menentukan akan memiliki resiko terkena penyakit jantung. Kondisi yang serupa ternyata tidak berlaku pada pria, demikian hasil penelitian Dr Elaine berusaha membandingkan jenis pekerjaan dengan penyakit jantung antara wanita dan pria.
Karena pria bergantung pada pekerjaann itu sendiri dan tidak memiliki hubungan dengan resiko terkena penyakit jantung. Selain tekanan pekerjaan, tekanan atas gaya hidup ternyata juga menjadi salah satu pemicu penyakit jantung pada wanita. Karena dibandingkan dengan pria, pekerjaan merupakan sebuah prestasi tersendiri.
Hasil studi ini membuktikan kesimpulan bahwa posisi yang tinggi pada pekerjaan akan semakin membuat resiko terkena penyakit jantung juga semakin naik. Dalam paparan yang dipublikasikan oleh The American Journal of Epidemology itu, ia berbependapat bahwa wanita mengalami mengalami resiko tiga kali lebih tinggi jika berada pada posisi pekerjaan yang menentukan.
Dr Elaine menuturkan bahwa tingginya penghasilan dan posisi jabatan pada pria akan membuat mereka mengalami resiko paling rendah terkena serangan jantung dan kematian. Malah Dr Elaine memberikan posisi pekerjaan sebagai pekerja laboratorium dan operator memiliki rating yang paling tinggi terkena penyakit jantung dan kematian.
Sementara pada pria dengan professional atau managerial memiliki resiko paling rendah. Mengenai penyebab posisi pekerjaan dan resiko terkena penyakit jantung pada wanit sejauh ini tidaklah jelas. Namun Dr Elaine berspekulasi bahwa faktor sosial mungkin merupakan salah satu dampak yang paling berpengaruh.