VITAMIN D telah dikenal luas sebagai unsur penting bagi kesehatan tulang. Bila kekurangan vitamin ini, Anda berisiko menderita beragam penyakit mulai dari keropos tulang, kanker usus dan problem kekebalan tubuh.
Selain penyakit tersebut, para ahli juga mengindikasikan bahwa vitamin D berkaitan dengan penyakit rematik. Indikasi tersebut terlihat dengan tingginya kasus defisiensi vitamin D pada pasien yang dirawat di klinik rheumatologi.
Seperti dilaporkan peneliti Irlandia, Jumat (13/6), hampir tiga perempat pasien yang dirawat di klinik rheumatologi, dengan keluhan bervariasi seperti sakit otot, sendi, tulang dan tendon, ternyata mengalami kekurangan asupan vitamin D.
Dr. Muhammad Haroon dan rekannya dari South Infirmary-Victoria University Hospital, Cork, membuat kesimpulan tersebut setelah meneliti kasus defisiensi vitamin D pada pasien baru di klinik mereka antara bulan Januari hingga June 2007. Hasil riset mereka juga dipresentasikan dalam Liga Uni Eropa Melawan Rheumatik 2008 di Paris.
Dari 264 pasien yang didata pada periode ini, 231 pasien di antaranya setuju untuk dijadikan responden serta menjalani beragam metode pengukuran vitamin D. Secara keseluruhan, Dr Haroon menemukan162 pasien (70 persen) yang memiliki kadar vitamin D rendah dan 26 persen di antaranya dalam kondisi yang parah. Perbedaan kecil terlihat dalam hasl persentase pasien muda dan pasien tua yang mengalami defisiensi.
Defisiensi yang parah berpengaruh signifikan pada prosentase pasien yang mengalami beragam keluhan seperti penyakit radang senndi, rheumatik, arthritis, sakit pinggang, dan osteoporosis. Menurut Haroon, defisiensi vitamin D yang parah akan meningkatkan risiko keropos tulang atau osteoporosis dan pelembutan tulang (osteomalacia). Sementara itu, defisiensi yang ringan hingga sedang akan menimbulkan keluhan-keluhan rheumatik yang tidak spesfik.
Selain penyakit tersebut, para ahli juga mengindikasikan bahwa vitamin D berkaitan dengan penyakit rematik. Indikasi tersebut terlihat dengan tingginya kasus defisiensi vitamin D pada pasien yang dirawat di klinik rheumatologi.
Seperti dilaporkan peneliti Irlandia, Jumat (13/6), hampir tiga perempat pasien yang dirawat di klinik rheumatologi, dengan keluhan bervariasi seperti sakit otot, sendi, tulang dan tendon, ternyata mengalami kekurangan asupan vitamin D.
Dr. Muhammad Haroon dan rekannya dari South Infirmary-Victoria University Hospital, Cork, membuat kesimpulan tersebut setelah meneliti kasus defisiensi vitamin D pada pasien baru di klinik mereka antara bulan Januari hingga June 2007. Hasil riset mereka juga dipresentasikan dalam Liga Uni Eropa Melawan Rheumatik 2008 di Paris.
Dari 264 pasien yang didata pada periode ini, 231 pasien di antaranya setuju untuk dijadikan responden serta menjalani beragam metode pengukuran vitamin D. Secara keseluruhan, Dr Haroon menemukan162 pasien (70 persen) yang memiliki kadar vitamin D rendah dan 26 persen di antaranya dalam kondisi yang parah. Perbedaan kecil terlihat dalam hasl persentase pasien muda dan pasien tua yang mengalami defisiensi.
Defisiensi yang parah berpengaruh signifikan pada prosentase pasien yang mengalami beragam keluhan seperti penyakit radang senndi, rheumatik, arthritis, sakit pinggang, dan osteoporosis. Menurut Haroon, defisiensi vitamin D yang parah akan meningkatkan risiko keropos tulang atau osteoporosis dan pelembutan tulang (osteomalacia). Sementara itu, defisiensi yang ringan hingga sedang akan menimbulkan keluhan-keluhan rheumatik yang tidak spesfik.