Ada seorang pria mengaku dirinya memiliki kecenderungan homoseksual Ia merasa senang bila melihat kelamin teman sejenis dan bahkan muncul keinginan untuk memegangnya. Apakah ini normal?
Berikut adalah ulasan lengkapnya dalam rubrik konsultasi seks asuhan Prof. Wimpie Pangkahila yang dimuat dalam Tabloid Gaya Hidup Sehat .
Saya seorang pemuda berusia 29 tahun. Saya punya kebiasaan buruk dari kecil, yaitu suka melakukan onani. Hampir setiap hari saya melakukan itu, kira-kira 5 menit langsung mencapai klimaks, keluar sperma.
Saya merasa ragu karena saya mau menikah pada awal tahun depan. Keraguan yang saya maksud, selain cepat keluar sperma, juga karena saya suka melihat kelamin teman sejenis. Bahkan, kalau diizinkan saya mau memegangnya.
Saya sudah pacaran dengan calon istri sejak setahun yang lalu. Selama itu saya tidak pernah terangsang kalau misalnya berciuman dan berpelukan dengan pacar saya. Padahal, semua teman mengatakan terangsang kalau berciuman dengan pacar mereka. Saya jadi merasa takut membina rumah tangga, takut istri merasa tidak puas.
Apakah saya homoseks? Apakah saya mengalami ejakulasi dini karena hanya sebentar onani, saya langsung mencapai klimaks? Apakah saya tidak akan kehabisan cairan sperma karena mulai umur empat tahun sudah melakukan onani tersebut?
Rd., Jakarta
Kehabisan Sperma?
Banyak informasi yang salah tentang masturbasi, bahkan telah menjadi mitos yang menyesatkan. Padahal, sebenarnya masturbasi, yang populer disebut onani, bukanlah suatu perbuatan yang aneh atau dapat menimbulkan akibat buruk.
Dalam perkembangan psikoseksual anak, masturbasi juga sudah dilakukan, yaitu dalam bentuk memegang-megang kelamin, baik pada anak pria maupun wanita. Sebagian anak bahkan dapat mencapai orgasme melalui perbuatannya itu.
Jadi, perbuatan yang Anda lakukan sejak kecil itu sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa. Hanya pada waktu itu tentu saja tidak ada sperma yang keluar ketika Anda melakukan masturbasi karena pada usia itu sperma belum diproduksi.
Anda tidak perlu takut kehabisan sperma. Sebab, sperma diproduksi terus-menerus selama buah pelir sehat dan normal dengan kesehatan tubuh yang baik. Namun, perlu diketahui bahwa masturbasi yang dilakukan dengan tergesa-gesa agar cepat selesai dikhawatirkan dapat melatarbelakangi terjadinya ejakulasi dini.
Mengenai ketakutan bahwa istri tidak puas kelak karena ejakulasi dini, sebaiknya hilangkan dulu perasaan itu. Apalagi Anda belum pernah melakukan hubungan seksual. Kelak, bila setelah menikah Anda masih mengalami ejakulasi yang terlampau cepat, tentu harus diatasi agar dapat terbina kehidupan seksual yang harmonis dengan istri. Ejakulasi dini dapat diatasi dengan baik.
Kini justru lebih penting Anda perhatikan kesukaan melihat kelamin sesama jenis. Kalau benar Anda lebih suka melihat kelamin pria daripada wanita, apalagi kalau Anda menjadi terangsang terhadap pria, sedangkan terhadap wanita tidak, itu petunjuk bahwa Anda punya kecenderungan homoseksual.
Sayangnya Anda tidak menjelaskan sejauh mana ketertarikan Anda terhadap sesama jenis. Saya sarankan jangan sampai kesukaan itu Anda ekspresikan dalam bentuk perilaku, yaitu melakukan kontak seksual dengan sesama jenis. Kalau sampai Anda melakukan itu, mungkin akan semakin sulit Anda menghentikannya. Saya pikir Anda memerlukan konsultasi lebih jauh mengenai kecenderungan homoseksual ini.
Berikut adalah ulasan lengkapnya dalam rubrik konsultasi seks asuhan Prof. Wimpie Pangkahila yang dimuat dalam Tabloid Gaya Hidup Sehat .
Saya seorang pemuda berusia 29 tahun. Saya punya kebiasaan buruk dari kecil, yaitu suka melakukan onani. Hampir setiap hari saya melakukan itu, kira-kira 5 menit langsung mencapai klimaks, keluar sperma.
Saya merasa ragu karena saya mau menikah pada awal tahun depan. Keraguan yang saya maksud, selain cepat keluar sperma, juga karena saya suka melihat kelamin teman sejenis. Bahkan, kalau diizinkan saya mau memegangnya.
Saya sudah pacaran dengan calon istri sejak setahun yang lalu. Selama itu saya tidak pernah terangsang kalau misalnya berciuman dan berpelukan dengan pacar saya. Padahal, semua teman mengatakan terangsang kalau berciuman dengan pacar mereka. Saya jadi merasa takut membina rumah tangga, takut istri merasa tidak puas.
Apakah saya homoseks? Apakah saya mengalami ejakulasi dini karena hanya sebentar onani, saya langsung mencapai klimaks? Apakah saya tidak akan kehabisan cairan sperma karena mulai umur empat tahun sudah melakukan onani tersebut?
Rd., Jakarta
Kehabisan Sperma?
Banyak informasi yang salah tentang masturbasi, bahkan telah menjadi mitos yang menyesatkan. Padahal, sebenarnya masturbasi, yang populer disebut onani, bukanlah suatu perbuatan yang aneh atau dapat menimbulkan akibat buruk.
Dalam perkembangan psikoseksual anak, masturbasi juga sudah dilakukan, yaitu dalam bentuk memegang-megang kelamin, baik pada anak pria maupun wanita. Sebagian anak bahkan dapat mencapai orgasme melalui perbuatannya itu.
Jadi, perbuatan yang Anda lakukan sejak kecil itu sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa. Hanya pada waktu itu tentu saja tidak ada sperma yang keluar ketika Anda melakukan masturbasi karena pada usia itu sperma belum diproduksi.
Anda tidak perlu takut kehabisan sperma. Sebab, sperma diproduksi terus-menerus selama buah pelir sehat dan normal dengan kesehatan tubuh yang baik. Namun, perlu diketahui bahwa masturbasi yang dilakukan dengan tergesa-gesa agar cepat selesai dikhawatirkan dapat melatarbelakangi terjadinya ejakulasi dini.
Mengenai ketakutan bahwa istri tidak puas kelak karena ejakulasi dini, sebaiknya hilangkan dulu perasaan itu. Apalagi Anda belum pernah melakukan hubungan seksual. Kelak, bila setelah menikah Anda masih mengalami ejakulasi yang terlampau cepat, tentu harus diatasi agar dapat terbina kehidupan seksual yang harmonis dengan istri. Ejakulasi dini dapat diatasi dengan baik.
Kini justru lebih penting Anda perhatikan kesukaan melihat kelamin sesama jenis. Kalau benar Anda lebih suka melihat kelamin pria daripada wanita, apalagi kalau Anda menjadi terangsang terhadap pria, sedangkan terhadap wanita tidak, itu petunjuk bahwa Anda punya kecenderungan homoseksual.
Sayangnya Anda tidak menjelaskan sejauh mana ketertarikan Anda terhadap sesama jenis. Saya sarankan jangan sampai kesukaan itu Anda ekspresikan dalam bentuk perilaku, yaitu melakukan kontak seksual dengan sesama jenis. Kalau sampai Anda melakukan itu, mungkin akan semakin sulit Anda menghentikannya. Saya pikir Anda memerlukan konsultasi lebih jauh mengenai kecenderungan homoseksual ini.