Katarak tak hanya diderita oleh manula. Kenali gejala, penyembuhan dan pencegahannya, mengingat katarak merupakan salah satu penyebab utama kebutaan
Salah satu penyebab utama kebutaan pada manusia adalah katarak. Menurut penelitian beberapa tahun lalu, di Indonesia, angka kebutaan sekitar 1,4 persen dari jumlah penduduk, 78 persen-nya disebabkan oleh katarak.
Pandangan mata yang kabur atau berkabut bagaikan melihat melalui kaca berembun, ukuran lensa kacamata yang sering berubah, penglihatan ganda ketika mengemudi di malam hari, merupakan gejala katarak. Tetapi di siang hari penderita malah merasa silau karena cahaya yang masuk ke mata terasa berlebih.
Kalau pada orang normal lensa mata jernih dan tembus cahaya, maka penderita katarak tidak bisa melihat dengan jelas. Dalam penglihatan mereka segalanya terlihat keruh, berkabut dan buram. Cahaya sulit mencapai retina yang ada di bagian belakang mata, hingga akibatnya muncul bayangan pada retina yang kabur. Dapat diumpamakan seperti hasil pemotretan yang tidak jelas akibat lensa kamera yang kotor.
Menurut dr. Ira Sudarmadji, SpM dari Klinik Mata Nusantara - Jakarta, katarak merupakan istilah yang berarti kekeruhan pada lensa mata, yang letaknya di dalam biji mata dan dekat daerah pupil. Biasanya disebabkan oleh kelainan metabolisme di lensa mata. “Layaknya organ tubuh lain, lensa mata juga perlu suplai makanan untuk mempertahankan kejernihannya, hingga bila ada gangguan pada aliran darah yang selalu keluar masuk lensa akan menimbulkan kekeruhan pada lensa mata,” ujar dr. Ira.
Berbagai hal bisa menyebabkan gangguan pada suplai makanan ke lensa mata. Pada orangtua disebabkan sel-sel lensa yang mulai menua, “Seperti mobil yang mulai tua, rusak disana-sini, pada manula beberapa organnya sudah tidak mendapatkan suplai makanan yang baik,” ucap dokter berusia 47 tahun ini.
Bukan hanya diderita manula
-----------------------------
Dijelaskan dr. Ira, penyebab katarak beragam seperti penyakit yang diturunkan sejak lahir oleh ibu (katarak kongenital), benturan/trauma akibat kecelakaan (katarak traumatik), proses penuaan (katarak senilis), atau komplikasi penyakit lainnya (katarak komplikata). Dilihat dari penyebabnya, dapat disimpulkan bahwa kekeruhan pada lensa mata ini bukan hanya dialami oleh manula.
Ibu hamil yang pada masa kehamilannya kekurangan gizi atau menderita infeksi seperti toxoplasma dan rubella, dapat menyebabkan katarak pada bayi yang dilahirkannya. Selain itu seseorang yang mengalami trauma akibat terbentur atau kecelakaan juga memiliki kemungkinan untuk menderita katarak.
Bila seseorang menderita uvetis atau disebut juga penyakit mata yang menyebabkan radang pada bagian mata yang bernama uvea, maka kemungkinan besar akan menimbulkan komplikasi berupa penyakit katarak.
Selain penyakit mata, orang dengan diabetes melitus (kencing manis) juga berisiko mendapatkan katarak. “Penyakit kencing manis menganggu peredaran darah, darah cenderung lebih kental dan alirannya lebih lamban pada akhirnya dapat menganggu metabolisme di lensa mata,” jelas dokter yang hobi melukis ini.
Selain kategori penyebabnya, katarak juga dibagi berdasarkan tingkat kekeruhannya. Yaitu katarak awal, setengah matang, matang, dan terlalu matang. Semakin matang sifat katarak, maka semakin tebal juga kekeruhan yang ada pada lensa mata penderitanya.
Pengobatan dengan operasi
------------------------------
Satu-satunya pengobatan katarak adalah operasi untuk mengangkat lensa yang telah keruh dan sekaligus menanam lensa intra-okuler. Perlu tidaknya mata penderita dioperasi, ditentukan dari hasil konsultasi dengan dokter spesialis mata. Apabila penderita sudah merasa terganggu penglihatannya, maka biasanya dokter akan menyarankan operasi.
Sebelum menjalani operasi, dokter akan mengadakan tes rutin untuk mengetahui keadaan kesehatan pasien. Hal ini dilakukan karena operasi memerlukan insisi (pembukaan) hingga menyebabkan luka yang harus sembuh setelah operasi. Jadi bila pasien menderita kencing manis, penyakitnya harus diatasi terlebih dahulu, supaya luka operasi dapat sembuh dengan baik.
Teknik operasi terbaru disebut teknik fakoemulsifikasi dimana dokter akan membuat irisan sekitar tiga mm di sisi kornea. Untuk menghilangkan katarak / kekeruhan pada lensa, digunakan getaran ultrasonik, kemudian sebuah lensa intraocular akan dimasukkan melalui irisan tersebut.
Irisan kecil tersebut dapat pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan jahitan. Operasi berlangsung singkat, hanya sekitar 15-30 menit. Sedangkan biaya operasi tergantung tempat dan teknik operasi, biasanya berkisar antara 4-7 juta rupiah.
Lensa yang ditanamkan di mata pasien terbuat dari beragam jenis bahan yaitu pmma (poly metil meta crylat), silikon, atau acrylic. Biasanya untuk pemilihan bahan, dokter akan mengetes terlebih dahulu jenis bahan mana yang lebih cocok untuk pasien.
Fungsi lensa tanam pengganti ini agar mata kembali memiliki daya refraksi atau mampu membiaskan sinar. Hasilnya seseorang dapat melihat dengan jelas kembali dan bebas dari rasa buram atau berkabut pada mata. Selesai operasi pasien tidak perlu menginap di rumah sakit. Bila kondisi sehat pasien bisa langsung pulang tapi wajib kontrol tiap minggunya hingga beberapa bulan.
Perlu diketahui bahwa operasi hanya untuk menghilangkan kekeruhan, bukan lantas menghilangkan minus atau plus pada mata seseorang. Karenanya selesai operasi (bila perlu) seseorang masih tetap menggunakan kacamata sebagai alat bantu penglihatan atau baca.
Apabila beberapa saat setelah operasi timbul keluhan dari pasien, misalnya penglihatannya kembali keruh, maka perlu diadakan tindakan dengan laser. Sebenarnya kekeruhan yang menimbulkan gejala katarak lagi (secondary cataract) tersebut diakibatkan kekeruhan pada lensa mata bagian belakang lensa tanam (lensa mata asli yang tidak dibuang).
“Biasanya sekitar 90 persen operasi berhasil dengan baik kecuali bila daya tahan tubuh kurang baik atau terkena infeksi,” tutur ibu dua anak ini. Karenanya bila mata menunjukkan gejala katarak, segeralah periksakan diri ke dokter dan jangan takut karena operasinya singkat dan penyembuhannya tidak memakan waktu lama
Pencegahan Katarak
------------------------
Untuk pencegahan katarak disarankan banyak mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C, A dan E. Selain itu cukup olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi yang dapat memperlancar metabolisme di daerah lensa hingga dapat memperkecil kemungkinan terkena katarak.
Menurut literatur, para ahli dari Universitas Tufts AS, menyimpulkan bahwa mengkonsumsi vitamin dapat menghindari katarak. Hasil penelitian yang dimuat di American Journal of Clinical Nutritions beberapa waktu lalu juga menyebutkan, semakin lama tambahan vitamin dikonsumsi, semakin rendah risiko terkena katarak.
Pada beberapa kasus, angka penderita katarak sekitar 60 persen lebih rendah pada wanita yang mengkonsumi vitamin C untuk jangka waktu lebih dari 10 tahun. Selain itu wanita yang tidak pernah merokok dapat mengurangi risiko terkena katarak jika rajin mengonsum folat—salah satu jenis Vitamin B— dan Karotenoid, seperti Karoten.
Jika sudah pernah menjalani operasi pengangkatan katarak, untuk menghindari munculnya katarak kembali, pasien harus rajin kontrol sesuai anjuran dokter dan menjaga kebersihan mata untuk mencegah infeksi
Jangan lupa, periksakan kesehatan mata minimal setahun sekali sebagai langkah deteksi dini.
Salah satu penyebab utama kebutaan pada manusia adalah katarak. Menurut penelitian beberapa tahun lalu, di Indonesia, angka kebutaan sekitar 1,4 persen dari jumlah penduduk, 78 persen-nya disebabkan oleh katarak.
Pandangan mata yang kabur atau berkabut bagaikan melihat melalui kaca berembun, ukuran lensa kacamata yang sering berubah, penglihatan ganda ketika mengemudi di malam hari, merupakan gejala katarak. Tetapi di siang hari penderita malah merasa silau karena cahaya yang masuk ke mata terasa berlebih.
Kalau pada orang normal lensa mata jernih dan tembus cahaya, maka penderita katarak tidak bisa melihat dengan jelas. Dalam penglihatan mereka segalanya terlihat keruh, berkabut dan buram. Cahaya sulit mencapai retina yang ada di bagian belakang mata, hingga akibatnya muncul bayangan pada retina yang kabur. Dapat diumpamakan seperti hasil pemotretan yang tidak jelas akibat lensa kamera yang kotor.
Menurut dr. Ira Sudarmadji, SpM dari Klinik Mata Nusantara - Jakarta, katarak merupakan istilah yang berarti kekeruhan pada lensa mata, yang letaknya di dalam biji mata dan dekat daerah pupil. Biasanya disebabkan oleh kelainan metabolisme di lensa mata. “Layaknya organ tubuh lain, lensa mata juga perlu suplai makanan untuk mempertahankan kejernihannya, hingga bila ada gangguan pada aliran darah yang selalu keluar masuk lensa akan menimbulkan kekeruhan pada lensa mata,” ujar dr. Ira.
Berbagai hal bisa menyebabkan gangguan pada suplai makanan ke lensa mata. Pada orangtua disebabkan sel-sel lensa yang mulai menua, “Seperti mobil yang mulai tua, rusak disana-sini, pada manula beberapa organnya sudah tidak mendapatkan suplai makanan yang baik,” ucap dokter berusia 47 tahun ini.
Bukan hanya diderita manula
-----------------------------
Dijelaskan dr. Ira, penyebab katarak beragam seperti penyakit yang diturunkan sejak lahir oleh ibu (katarak kongenital), benturan/trauma akibat kecelakaan (katarak traumatik), proses penuaan (katarak senilis), atau komplikasi penyakit lainnya (katarak komplikata). Dilihat dari penyebabnya, dapat disimpulkan bahwa kekeruhan pada lensa mata ini bukan hanya dialami oleh manula.
Ibu hamil yang pada masa kehamilannya kekurangan gizi atau menderita infeksi seperti toxoplasma dan rubella, dapat menyebabkan katarak pada bayi yang dilahirkannya. Selain itu seseorang yang mengalami trauma akibat terbentur atau kecelakaan juga memiliki kemungkinan untuk menderita katarak.
Bila seseorang menderita uvetis atau disebut juga penyakit mata yang menyebabkan radang pada bagian mata yang bernama uvea, maka kemungkinan besar akan menimbulkan komplikasi berupa penyakit katarak.
Selain penyakit mata, orang dengan diabetes melitus (kencing manis) juga berisiko mendapatkan katarak. “Penyakit kencing manis menganggu peredaran darah, darah cenderung lebih kental dan alirannya lebih lamban pada akhirnya dapat menganggu metabolisme di lensa mata,” jelas dokter yang hobi melukis ini.
Selain kategori penyebabnya, katarak juga dibagi berdasarkan tingkat kekeruhannya. Yaitu katarak awal, setengah matang, matang, dan terlalu matang. Semakin matang sifat katarak, maka semakin tebal juga kekeruhan yang ada pada lensa mata penderitanya.
Pengobatan dengan operasi
------------------------------
Satu-satunya pengobatan katarak adalah operasi untuk mengangkat lensa yang telah keruh dan sekaligus menanam lensa intra-okuler. Perlu tidaknya mata penderita dioperasi, ditentukan dari hasil konsultasi dengan dokter spesialis mata. Apabila penderita sudah merasa terganggu penglihatannya, maka biasanya dokter akan menyarankan operasi.
Sebelum menjalani operasi, dokter akan mengadakan tes rutin untuk mengetahui keadaan kesehatan pasien. Hal ini dilakukan karena operasi memerlukan insisi (pembukaan) hingga menyebabkan luka yang harus sembuh setelah operasi. Jadi bila pasien menderita kencing manis, penyakitnya harus diatasi terlebih dahulu, supaya luka operasi dapat sembuh dengan baik.
Teknik operasi terbaru disebut teknik fakoemulsifikasi dimana dokter akan membuat irisan sekitar tiga mm di sisi kornea. Untuk menghilangkan katarak / kekeruhan pada lensa, digunakan getaran ultrasonik, kemudian sebuah lensa intraocular akan dimasukkan melalui irisan tersebut.
Irisan kecil tersebut dapat pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan jahitan. Operasi berlangsung singkat, hanya sekitar 15-30 menit. Sedangkan biaya operasi tergantung tempat dan teknik operasi, biasanya berkisar antara 4-7 juta rupiah.
Lensa yang ditanamkan di mata pasien terbuat dari beragam jenis bahan yaitu pmma (poly metil meta crylat), silikon, atau acrylic. Biasanya untuk pemilihan bahan, dokter akan mengetes terlebih dahulu jenis bahan mana yang lebih cocok untuk pasien.
Fungsi lensa tanam pengganti ini agar mata kembali memiliki daya refraksi atau mampu membiaskan sinar. Hasilnya seseorang dapat melihat dengan jelas kembali dan bebas dari rasa buram atau berkabut pada mata. Selesai operasi pasien tidak perlu menginap di rumah sakit. Bila kondisi sehat pasien bisa langsung pulang tapi wajib kontrol tiap minggunya hingga beberapa bulan.
Perlu diketahui bahwa operasi hanya untuk menghilangkan kekeruhan, bukan lantas menghilangkan minus atau plus pada mata seseorang. Karenanya selesai operasi (bila perlu) seseorang masih tetap menggunakan kacamata sebagai alat bantu penglihatan atau baca.
Apabila beberapa saat setelah operasi timbul keluhan dari pasien, misalnya penglihatannya kembali keruh, maka perlu diadakan tindakan dengan laser. Sebenarnya kekeruhan yang menimbulkan gejala katarak lagi (secondary cataract) tersebut diakibatkan kekeruhan pada lensa mata bagian belakang lensa tanam (lensa mata asli yang tidak dibuang).
“Biasanya sekitar 90 persen operasi berhasil dengan baik kecuali bila daya tahan tubuh kurang baik atau terkena infeksi,” tutur ibu dua anak ini. Karenanya bila mata menunjukkan gejala katarak, segeralah periksakan diri ke dokter dan jangan takut karena operasinya singkat dan penyembuhannya tidak memakan waktu lama
Pencegahan Katarak
------------------------
Untuk pencegahan katarak disarankan banyak mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C, A dan E. Selain itu cukup olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi yang dapat memperlancar metabolisme di daerah lensa hingga dapat memperkecil kemungkinan terkena katarak.
Menurut literatur, para ahli dari Universitas Tufts AS, menyimpulkan bahwa mengkonsumsi vitamin dapat menghindari katarak. Hasil penelitian yang dimuat di American Journal of Clinical Nutritions beberapa waktu lalu juga menyebutkan, semakin lama tambahan vitamin dikonsumsi, semakin rendah risiko terkena katarak.
Pada beberapa kasus, angka penderita katarak sekitar 60 persen lebih rendah pada wanita yang mengkonsumi vitamin C untuk jangka waktu lebih dari 10 tahun. Selain itu wanita yang tidak pernah merokok dapat mengurangi risiko terkena katarak jika rajin mengonsum folat—salah satu jenis Vitamin B— dan Karotenoid, seperti Karoten.
Jika sudah pernah menjalani operasi pengangkatan katarak, untuk menghindari munculnya katarak kembali, pasien harus rajin kontrol sesuai anjuran dokter dan menjaga kebersihan mata untuk mencegah infeksi
Jangan lupa, periksakan kesehatan mata minimal setahun sekali sebagai langkah deteksi dini.