Marah = pandangan sempit
-----------------------------
Apa yang Anda lakukan saat Anda merasa marah? Apakah Anda mengekspresikan isi hati Anda tersebut saat itu juga? Ataukah berdiam diri dan membiarkan sang waktu mengurai permasalahan tersebut? Sama halnya dengan gembira, bahagia, sedih, dan susah, marah merupakan salah satu bentuk emosi alami yang dianugerahkan Tuhan pada manusia.
Bila kepala dipenuhi dengan kemarahan, orang akan cenderung memandang segala sesuatu dengan sempit. Akibatnya, akan semakin sulit untuk memecahkan permasalahan yang ada. Darah yang terkumpul di kepala akan mengakibatkan seseorang tidak dapat berpikir dengan jernih dan sulit untuk mengambil keputusan dengan tenang. Pada saat seperti itu pandangan akan menjadi sempit dan cenderung menilai segala sesuatu dengan ekstrim, 'hitam atau putih'.
Saat merasa marah, usaha untuk menenangkan diri dan berpikir dengan jernih merupakan faktor penting. Bila merasa tenang dan dapat berpikir dengan jernih, kita dapat melihat permasalahan dari sisi lain, dan akhirnya dapat menemukan poin dalam permasalahan itu yang harus diselesaikan.
Menyampaikan amarah dengan baik
---------------------------------------
#Pikirkan secara objektif sumber kemarahan.
Pada saat marah atau merasa tidak enak, pertama-tama kenali dulu perasaan itu. Marah merupakan perasaan yang timbul di dalam diri sendiri, maka perasaan tersebut pasti memiliki makna tertentu. Luangkan waktu untuk memikirkan makna tersebut.
Atur emosi Anda dengan menuliskan di atas kertas apa penyebab kemarahan, apa alasan kemarahan Anda, dan lain-lain. Mungkin ada kalanya Anda meneteskan air mata tanpa mengetahui sebab yang jelas.
#Perhatikan waktu dan cara mengekspresikan isi hati
Setelah menenangkan diri, yang harus dilakukan kemudian adalah memikirkan bagaimana caranya untuk menyampaikan isi hari kepada lawan. Ada beberapa kasus orang yang tanpa berpikir panjang langsung mengeluarkan seluruh isi pikirannya. Dia tidak peduli bila lawan akan salah paham dengan apa yang dimaksudkannya.
Ada juga yang menunggu sampai beberapa waktu. Seiring berjalannya waktu, ada kemungkinan lawan lupa akan permasalahan itu. Sebaiknya jangan berpikir terlalu dalam mengenai masalah itu. Cobalah untuk menyelesaikan masalah tersebut secepat mungkin.
E-mail atau surat merupakan salah satu cara untuk dapat menyampaikan isi pikiran dengan tenang. Poin penting pada saat menulis email tersebut adalah bagaimana menyampaikan kepada lawan apa pendapat Anda mengenai permasalahan tersebut secara objektif. Sebaiknya Anda menuliskan dulu rancangan email pada secarik kertas. Setelah diedit, tuliskan dalam bentuk email. Penulisan ulang ini bertujuan untuk meminimalisir kalimat-kalimat yang emosional.
#Sampaikan permasalahan tanpa melibatkan emosi
Pada saat berhadapan dan berbicara langsung dengan lawan, sedapat mungkin berbicara dengan tenang dan atur tutur bahasa Anda. Tumbuhkan tekad di dalam diri Anda untuk berusaha berpikir objektif mengenai masalah tersebut.
Dengan demikian, diharapkan pembicaraan dapat berjalan dengan lancar. Walau si tengah pembicaraan mngkin muncul sedikit kesalahpahaman, namun pada akhirnya kemungkinan untuk saling mengerti dan memahami akan semakin tinggi.
Bila di luar dugaan ternyata lawan tidak memberikan tanggapan pada pembicaraan, jangan pernah memaksa lawan untuk berbicara. Hal ini hanya akan menyulut permasalahan baru. Bila dirasakan pembicaraan kali itu tidak akan menghasilkan titik temu, sebaiknya hentikan pembicaraan dan dapat diatur kembali waktu yang lebih tepat untuk memahasnya di lain waktu.
#Tidak menyerang lawan dengan pertanyaan 'kenapa'
Pada saat marah, orang cenderung untuk menyerang lawan dengan pertanyaan atau memberikan penilaian negatif mengenai apa yang dilakukannya dan mengenai sifatnya. Bila hal ini terjadi, bukannya menyelesaikan masalah, namun hanya akan menambah runyam masalah. Apalagi bila lawan merasa tidak senang dengan apa yang Anda lakukan dan membalas Anda dengan kata-kata yang menyakitkan pula.
Hindari kalimat-kalimat yang sifatnya mengintrograsi lawan. Sedapat mungkin menyampaikan kepada lawan pendapat Anda, tanpa memberikan penilaian negatif terhadapnya. Bila isi pikiran Anda dapat disapaikan dengan baik, dengan pemilihan kata yang baik, lawan Anda akan merasa tenang tanpa merasa diserang atau direndahkan.
#Jangan menyimpulkan penilaian 'hitam-putih'
Bila kepala dipenuhi dengan amarah, orang cenderung menjadi berpikir sempit dan tidak dapat memandang segala sesuatu dengan objektif. Pada saat seperti itu, yang terlihat hanyalah sisi buruk dari lawan. Kata-kata menyakitkan terhadap lawan seolah berputar-putar di dalam kepala.
Pada saat seperti itu muncul tujuan ekstrim misalnya bila lawan tidak mau mengerti pemikiran Anda, Anda memutuskan untuk tidak lagi berbicara dengannya. Bila tujuan ekstrim 'hitam-putih' ini terbentuk, pembicaraan cenderung hanya berisi ungkapan-ungkapan emosional. Oleh karena itu, sebaiknya kedua belah pihak saling menyadari bahwa tujuan dari pembicaraan itu adalah untuk memperbaiki hubungan yang telah terjalin.
Agar dapat meneruskan pembicaraan di area gradasi antara 'hitam-putih' diperlukan adanya kejujuran. 'Mata adalah jendela hati' merupakan ungkapan yang tidak asing lagi di telinga. Dengan melakukan kontak mata yang tenang dengan lawan, satu demi satu permasalahan dapat dibicarakan dan dicapai jalan penyelesaiannya.
#Orang yang dapat dipercaya untuk menjadi penengah
Perlu keberanian untuk menyampaikan kemarahan atau rasa tidak senang. Namun bila merasa tidak dapat melakukannya sendiri, pertama-tama konsultasikan masalah ini kepada seorang kawan dekat yang dapat dipercaya. Orang yang dipilih sebisa mungkin orang yang dikenal oleh kedua pihak. Minta dia untuk menjadi penengah dan membantu menyelesaikan masalah.
Pihak ketiga ini dapat berpikir dengan lebih tenang dan dapat melihat permasalahan dengan lebih objektif dibandingkan dengan anda atau lawan. Mungkin orang tersebut dapat melihat perasaan lawan yang tidak dapat Anda lihat, ataupun dapat pula menemukan poin penyelesaian permasalahan yang tidak terlihat oleh Anda berdua.
-----------------------------
Apa yang Anda lakukan saat Anda merasa marah? Apakah Anda mengekspresikan isi hati Anda tersebut saat itu juga? Ataukah berdiam diri dan membiarkan sang waktu mengurai permasalahan tersebut? Sama halnya dengan gembira, bahagia, sedih, dan susah, marah merupakan salah satu bentuk emosi alami yang dianugerahkan Tuhan pada manusia.
Bila kepala dipenuhi dengan kemarahan, orang akan cenderung memandang segala sesuatu dengan sempit. Akibatnya, akan semakin sulit untuk memecahkan permasalahan yang ada. Darah yang terkumpul di kepala akan mengakibatkan seseorang tidak dapat berpikir dengan jernih dan sulit untuk mengambil keputusan dengan tenang. Pada saat seperti itu pandangan akan menjadi sempit dan cenderung menilai segala sesuatu dengan ekstrim, 'hitam atau putih'.
Saat merasa marah, usaha untuk menenangkan diri dan berpikir dengan jernih merupakan faktor penting. Bila merasa tenang dan dapat berpikir dengan jernih, kita dapat melihat permasalahan dari sisi lain, dan akhirnya dapat menemukan poin dalam permasalahan itu yang harus diselesaikan.
Menyampaikan amarah dengan baik
---------------------------------------
#Pikirkan secara objektif sumber kemarahan.
Pada saat marah atau merasa tidak enak, pertama-tama kenali dulu perasaan itu. Marah merupakan perasaan yang timbul di dalam diri sendiri, maka perasaan tersebut pasti memiliki makna tertentu. Luangkan waktu untuk memikirkan makna tersebut.
Atur emosi Anda dengan menuliskan di atas kertas apa penyebab kemarahan, apa alasan kemarahan Anda, dan lain-lain. Mungkin ada kalanya Anda meneteskan air mata tanpa mengetahui sebab yang jelas.
#Perhatikan waktu dan cara mengekspresikan isi hati
Setelah menenangkan diri, yang harus dilakukan kemudian adalah memikirkan bagaimana caranya untuk menyampaikan isi hari kepada lawan. Ada beberapa kasus orang yang tanpa berpikir panjang langsung mengeluarkan seluruh isi pikirannya. Dia tidak peduli bila lawan akan salah paham dengan apa yang dimaksudkannya.
Ada juga yang menunggu sampai beberapa waktu. Seiring berjalannya waktu, ada kemungkinan lawan lupa akan permasalahan itu. Sebaiknya jangan berpikir terlalu dalam mengenai masalah itu. Cobalah untuk menyelesaikan masalah tersebut secepat mungkin.
E-mail atau surat merupakan salah satu cara untuk dapat menyampaikan isi pikiran dengan tenang. Poin penting pada saat menulis email tersebut adalah bagaimana menyampaikan kepada lawan apa pendapat Anda mengenai permasalahan tersebut secara objektif. Sebaiknya Anda menuliskan dulu rancangan email pada secarik kertas. Setelah diedit, tuliskan dalam bentuk email. Penulisan ulang ini bertujuan untuk meminimalisir kalimat-kalimat yang emosional.
#Sampaikan permasalahan tanpa melibatkan emosi
Pada saat berhadapan dan berbicara langsung dengan lawan, sedapat mungkin berbicara dengan tenang dan atur tutur bahasa Anda. Tumbuhkan tekad di dalam diri Anda untuk berusaha berpikir objektif mengenai masalah tersebut.
Dengan demikian, diharapkan pembicaraan dapat berjalan dengan lancar. Walau si tengah pembicaraan mngkin muncul sedikit kesalahpahaman, namun pada akhirnya kemungkinan untuk saling mengerti dan memahami akan semakin tinggi.
Bila di luar dugaan ternyata lawan tidak memberikan tanggapan pada pembicaraan, jangan pernah memaksa lawan untuk berbicara. Hal ini hanya akan menyulut permasalahan baru. Bila dirasakan pembicaraan kali itu tidak akan menghasilkan titik temu, sebaiknya hentikan pembicaraan dan dapat diatur kembali waktu yang lebih tepat untuk memahasnya di lain waktu.
#Tidak menyerang lawan dengan pertanyaan 'kenapa'
Pada saat marah, orang cenderung untuk menyerang lawan dengan pertanyaan atau memberikan penilaian negatif mengenai apa yang dilakukannya dan mengenai sifatnya. Bila hal ini terjadi, bukannya menyelesaikan masalah, namun hanya akan menambah runyam masalah. Apalagi bila lawan merasa tidak senang dengan apa yang Anda lakukan dan membalas Anda dengan kata-kata yang menyakitkan pula.
Hindari kalimat-kalimat yang sifatnya mengintrograsi lawan. Sedapat mungkin menyampaikan kepada lawan pendapat Anda, tanpa memberikan penilaian negatif terhadapnya. Bila isi pikiran Anda dapat disapaikan dengan baik, dengan pemilihan kata yang baik, lawan Anda akan merasa tenang tanpa merasa diserang atau direndahkan.
#Jangan menyimpulkan penilaian 'hitam-putih'
Bila kepala dipenuhi dengan amarah, orang cenderung menjadi berpikir sempit dan tidak dapat memandang segala sesuatu dengan objektif. Pada saat seperti itu, yang terlihat hanyalah sisi buruk dari lawan. Kata-kata menyakitkan terhadap lawan seolah berputar-putar di dalam kepala.
Pada saat seperti itu muncul tujuan ekstrim misalnya bila lawan tidak mau mengerti pemikiran Anda, Anda memutuskan untuk tidak lagi berbicara dengannya. Bila tujuan ekstrim 'hitam-putih' ini terbentuk, pembicaraan cenderung hanya berisi ungkapan-ungkapan emosional. Oleh karena itu, sebaiknya kedua belah pihak saling menyadari bahwa tujuan dari pembicaraan itu adalah untuk memperbaiki hubungan yang telah terjalin.
Agar dapat meneruskan pembicaraan di area gradasi antara 'hitam-putih' diperlukan adanya kejujuran. 'Mata adalah jendela hati' merupakan ungkapan yang tidak asing lagi di telinga. Dengan melakukan kontak mata yang tenang dengan lawan, satu demi satu permasalahan dapat dibicarakan dan dicapai jalan penyelesaiannya.
#Orang yang dapat dipercaya untuk menjadi penengah
Perlu keberanian untuk menyampaikan kemarahan atau rasa tidak senang. Namun bila merasa tidak dapat melakukannya sendiri, pertama-tama konsultasikan masalah ini kepada seorang kawan dekat yang dapat dipercaya. Orang yang dipilih sebisa mungkin orang yang dikenal oleh kedua pihak. Minta dia untuk menjadi penengah dan membantu menyelesaikan masalah.
Pihak ketiga ini dapat berpikir dengan lebih tenang dan dapat melihat permasalahan dengan lebih objektif dibandingkan dengan anda atau lawan. Mungkin orang tersebut dapat melihat perasaan lawan yang tidak dapat Anda lihat, ataupun dapat pula menemukan poin penyelesaian permasalahan yang tidak terlihat oleh Anda berdua.