Bisa diberikan pada anak yang tak suka sayur dan buah. Selain memenuhi kebutuhan sayur, juga bermanfaat untuk merangsang nafsu makan anak.
DI PASARAN kini banyak beredar makanan-makanan suplemen serat. Bahkan, yang untuk anak. "Sebetulnya, sekitar tahun 95-an sudah ada suplemen serat buat anak di Indonesia, yaitu dalam bentuk ekstrak sayur dan buah. Tapi, karena krismon, produk tersebut menghilang dari pasaran. Mungkin karena barang impor, harganya mahal," papar dr. Mariani Leman, Division Sales Manager Healthfood Pharos Indonesia.
Waktu itu, lanjutnya, suplemen serat tersebut masih berupa gabungan antara sayur dan buah. Namun kini, suplemen serat yang diimpor sudah terpisah-pisah. Ada yang serat dari ekstrak sayur, ada pula yang serat dari ekstrak buah. Sebab, dari hasil penelitian di Amerika, masing-masing punya fungsi sendiri-sendiri.
"Kalau digabung, malah bertolak belakang karena sayur berfungsi untuk membangun sel-sel tubuh atau membangun perkembangan dan pertumbuhan, sedangkan buah berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa metabolisme."
Cara Pemberian
Lebih jauh dijelaskan Mariani, waktu mengkonsumsi sayur dan buah berhubungan dengan keseimbangan asam-basa dalam tubuh. "Pagi hari, tubuh bersifat basa, hingga lebih bagus diberikan suplemen serat buah yang bersifat asam. Namun sore atau setelah siang, kondisi tubuh sudah bersifat asam, maka harus mengkonsumsi sayur yang sifatnya basa. Dengan demikian, reaksi kimianya jadi netral." Itu sebab, tambahnya, suplemen serat dikonsumsi dua kali sehari: pagi yang buah sebelum makan dan malam yang sayur setelah makan.
"Ini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Bukankah membangun sel-sel tubuh lebih bagus di waktu malam? Sebab, dengan tidur dan beristirahat, metabolisme pun berjalan lebih optimal."
Menurut Mariani, suplemen serat dari sayur dan buah buat anak dianjurkan diberikan setelah anak usia setahun. Pemberiannya sehari sekali, baik buah maupun sayur, bila si anak berusia 1-5 tahun. Sementara untuk anak usia lebih dari 5 tahun, pemberian dalam sehari antara 1-2 kapsul. Jadi, boleh langsung 2-2 atau 1-1, tergantung kondisi tubuh si anak. Maksudnya,
"Bila di musim hujan dan teman-teman si anak banyak yang batuk-pilek hingga si anak perlu daya tahan tubuh yang bagus, maka dosisnya boleh 2 dalam sekali makan untuk masing-masing suplemen tersebut. Tapi kalau sehari-hari tak ada apa-apa, maka sehari sekali juga cukup."
Dalam kondisi sakit pun, suplemen serat boleh diberikan. Tak masalah jika si kecil juga harus minum obat yang diresepkan dokter. "Cuma dianjurkan minum obatnya diberi selang waktu minimal 3-4 jam."
Misal, suplemen serat buah diminum pagi sebelum makan. Setelah itu, setengah jam kemudian makan dan dua jam kemudian minum obat dari dokter. Sementara yang suplemen serat sayur, "Biasanya untuk anak kecil itu, kan, makannya sore. Nah, setelah makan boleh diberikan suplemennya. Sedangkan obat dokternya diminum sebelum si anak tidur."
Fungsinya
Pemberian suplemen serat sayur untuk anak, tutur Mariani, bertujuan mencukupi kebutuhan sayur pada anak. "Terutama anak-anak yang tak suka makan sayur." Selain itu, tambahnya, suplemen serat ini juga bisa merangsang nafsu makan dan membuat anak jadi lebih sehat karena kebutuhan seratnya terpenuhi. Juga vitamin dan mineralnya.
Jikapun selera makan anak sudah bagus, maka pemberian suplemen serat sayur lebih untuk mencukupi kebutuhan sayurnya. Bagaimana kalau si kecil sudah makan sayur? "Enggak apa-apa juga, kok, karena fungsi tiap sayur berbeda-beda. Paling dalam makanan anak hanya ada dua-tiga macam sayur atau bahkan cuma semacam. Sementara dalam suplemen serat sayur, jenis sayurnya bisa sampai 21 macam, lo."
Nah, dengan sayuran/buah yang banyak ini, yang fungsinya berbeda-beda, maka manfaatnya pun beragam. Misal, sayur parsley, seledri air, dan asparagus juga berfungsi sebagai anti alergi. "Jadi, tidak akan timbul alergi." Sementara suplemen serat buah berfungsi menambah daya tahan tubuh anak. "Biasanya anak yang sering batuk-pilek dan demam, kita anjurkan minum suplemen yang buah." Selain itu, juga dapat membantu memperlancar pencernaan dan buang air besar karena ada enzim bromelain dari buah nanas dan enzim papain dari pepaya.
Ekstrak Sayur/Buah Alami
Tentunya, papar Mariani lebih lanjut, tujuan pemberian suplemen serat pada anak bisa tercapai hanya bila suplemen tersebut terbuat dari betul-betul ekstrak sayur/buah alamiah. Itu sebab, bentuknya biasanya bukan tablet isap manis atau sirup yang ada pelarut, pemanis, maupun zat pengawetnya, tapi berupa kapsul. "Jadi, buah atau sayur alami ini diekstrak pada suhu dingin sampai menjadi bubuk, lalu dimasukkan ke kapsul. Tentunya dengan proses dan cara canggih yang dilakukan di Amerika dan bahan-bahannya pun diambil dari perkebunan khusus yang tak ada pestisida dan segala macamnya. Bahkan produk suplemen serat sayur dan buah untuk anak juga sudah diakui oleh FDA di sana. Artinya ini, sesuai dengan kebutuhan serat per hari yang proporsional dalam tubuh dan dilengkapi dengan vitamin, mineral dan unsur-unsur phytonutrient dari buah dan sayur."
Karena terbuat dari ekstrak sayur/buah alami, menurut Mariani, maka sama saja dengan makan sayur/buah yang alamiah. Apalagi, rasanya pun, ya, rasa sayur/buah. Memang, diakuinya, makanan yang asli lebih bagus daripada suplemen. Tapi, seperti sudah diuraikan di atas, tak semua anak suka makan sayur. Selain itu, tujuan pemberian suplemen serat untuk mencukupi kebutuhan serat. Sementara anak, dalam makanannya paling hanya terdapat satu atau dua macam sayur. Nah, dengan mengkonsumsi suplemen serat sayur dan buah, maka kebutuhan serat, vitamin dan mineral pada anak dapat terpenuhi.
Bahwa anak balita belum bisa minum kapsul, "Tak masalah," ujar Mariani seraya melanjutkan, "Bukankah kapsul bisa dibuka dan diambil isinya? Pemberiannya bisa dicampur madu, sirup atau air gula. Bahkan, dicampur dengan susu pun boleh. Tapi untuk yang sayur, sebaiknya tak dicampur karena bau sayurnya, hingga nanti malah anak tak suka dengan susunya."
Akibat Kekurangan Dan Kelebihan Serat
Sebetulnya, terang dr. Sri Nasar, Sp.A(K) dari Subbagian Nutrisi dan Metabolik FKUI, Jakarta, serat termasuk jenis karbohidrat yang tak dicerna di usus halus, melainkan di usus besar. Volumenya besar dan menjadi lebih besar karena menyerap air hingga membuat usus teregang dan akan merangsang usus untuk bergerak. Itulah mengapa, kalau anak kekurangan konsumsi serat, pergerakan usus tak dirangsang. Akibatnya, seringkali BAB pada anak kurang lancar alias susah BAB. Normalnya BAB itu sehari sekali. Tapi kalau kurang serat, bisa jadi BAB terkadang beberapa hari atau bahkan sampai seminggu sekali."
Namun sebaliknya, karena serat bersifat menyerap air, jadi kalau terlalu banyak serat dalam usus besar, maka dibutuhkan air lebih banyak. Kalau tidak, anak pun tak bisa BAB, karena kotorannya jadi keras atau padat, bahkan terkadang bisa terjadi sumbatan. "Jadi, kekurangan atau kebanyakan serat akibatnya bisa sama, anak susah BAB." Saran Sri, segala sesuatu sebaiknya yang wajar saja.
Selain itu, serat di dalam usus besar akan dihancurkan oleh bakteri dan pada akhirnya membentuk gas. "Jadi, kalau anak kebanyakan makan serat akan membentuk banyak gas. Anak bisa kembung dan rasanya jadi tak enak." Jeleknya lagi, kebanyakan serat membuat anak jadi kenyang duluan, hingga makanan wajib lainnya tak dimakan. Akibatnya, kebutuhan nutrisinya tak terpenuhi. Apalagi kalau anak juga kurang gizi. "Lain halnya kalau anak kegemukan, mungkin tak apa-apa."
Yang Alami Lebih Baik
Menurut Sri, bagaimanapun, serat yang langsung berasal dari makanan alami ini akan lebih baik. Sebab, suplemen serat tetap tak mungkin sama dengan serat alami. "Mungkin saja kandungan zat gizinya tetap sama. Itu pun kalau betul-betul dibuat dari ekstrak zat itu sendiri, misal, jus buah atau sayur. Bukan yang buatan pabrik dari buah/sayur ataupun yang dibuat secara reaksi kimia atau sintetis."
Sebab, tentunya tetap akan berbeda rasanya, makan wortel asli dengan makan kapsul suplemen wortel. "Wortel harus dikunyah, anak bisa merasakan dengan menggigitnya dan ada rasa wortelnya, sedangkan suplemen tak bisa menyamainya. Jadi, dalam hal yang nonnutrisi, seperti rasa serta aroma, tekstur, dan konsistensi, tetap tak bisa disamai."
Memang, diakui Sri, suplemen serat bisa saja untuk menggantikan serat dari makanan, tapi tak bisa menggantikan sepenuhnya fungsi sayur dan buah. Pasalnya, di dalam sayur dan buah bukan hanya ada serat, tapi juga vitamin dan sedikit kalori. Jangan lupa, makanan untuk anak yang paling utama harus merupakan gizi seimbang.
Lagi pula, seperti diungkap tadi, dengan memakan secara alami, misal, apel atau mangga, anak akan tahu rasanya apel dan mangga. Jadi, dapat memperkaya khasanah selera anak. "Karena satu hal inilah yang tak bisa digantikan. Hingga, bila kita tak membina pengembangan alat perasa pada anak, akibatnya anak tak tahu rasa apel, mangga, dan lainnya."
DI PASARAN kini banyak beredar makanan-makanan suplemen serat. Bahkan, yang untuk anak. "Sebetulnya, sekitar tahun 95-an sudah ada suplemen serat buat anak di Indonesia, yaitu dalam bentuk ekstrak sayur dan buah. Tapi, karena krismon, produk tersebut menghilang dari pasaran. Mungkin karena barang impor, harganya mahal," papar dr. Mariani Leman, Division Sales Manager Healthfood Pharos Indonesia.
Waktu itu, lanjutnya, suplemen serat tersebut masih berupa gabungan antara sayur dan buah. Namun kini, suplemen serat yang diimpor sudah terpisah-pisah. Ada yang serat dari ekstrak sayur, ada pula yang serat dari ekstrak buah. Sebab, dari hasil penelitian di Amerika, masing-masing punya fungsi sendiri-sendiri.
"Kalau digabung, malah bertolak belakang karena sayur berfungsi untuk membangun sel-sel tubuh atau membangun perkembangan dan pertumbuhan, sedangkan buah berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa metabolisme."
Cara Pemberian
Lebih jauh dijelaskan Mariani, waktu mengkonsumsi sayur dan buah berhubungan dengan keseimbangan asam-basa dalam tubuh. "Pagi hari, tubuh bersifat basa, hingga lebih bagus diberikan suplemen serat buah yang bersifat asam. Namun sore atau setelah siang, kondisi tubuh sudah bersifat asam, maka harus mengkonsumsi sayur yang sifatnya basa. Dengan demikian, reaksi kimianya jadi netral." Itu sebab, tambahnya, suplemen serat dikonsumsi dua kali sehari: pagi yang buah sebelum makan dan malam yang sayur setelah makan.
"Ini berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Bukankah membangun sel-sel tubuh lebih bagus di waktu malam? Sebab, dengan tidur dan beristirahat, metabolisme pun berjalan lebih optimal."
Menurut Mariani, suplemen serat dari sayur dan buah buat anak dianjurkan diberikan setelah anak usia setahun. Pemberiannya sehari sekali, baik buah maupun sayur, bila si anak berusia 1-5 tahun. Sementara untuk anak usia lebih dari 5 tahun, pemberian dalam sehari antara 1-2 kapsul. Jadi, boleh langsung 2-2 atau 1-1, tergantung kondisi tubuh si anak. Maksudnya,
"Bila di musim hujan dan teman-teman si anak banyak yang batuk-pilek hingga si anak perlu daya tahan tubuh yang bagus, maka dosisnya boleh 2 dalam sekali makan untuk masing-masing suplemen tersebut. Tapi kalau sehari-hari tak ada apa-apa, maka sehari sekali juga cukup."
Dalam kondisi sakit pun, suplemen serat boleh diberikan. Tak masalah jika si kecil juga harus minum obat yang diresepkan dokter. "Cuma dianjurkan minum obatnya diberi selang waktu minimal 3-4 jam."
Misal, suplemen serat buah diminum pagi sebelum makan. Setelah itu, setengah jam kemudian makan dan dua jam kemudian minum obat dari dokter. Sementara yang suplemen serat sayur, "Biasanya untuk anak kecil itu, kan, makannya sore. Nah, setelah makan boleh diberikan suplemennya. Sedangkan obat dokternya diminum sebelum si anak tidur."
Fungsinya
Pemberian suplemen serat sayur untuk anak, tutur Mariani, bertujuan mencukupi kebutuhan sayur pada anak. "Terutama anak-anak yang tak suka makan sayur." Selain itu, tambahnya, suplemen serat ini juga bisa merangsang nafsu makan dan membuat anak jadi lebih sehat karena kebutuhan seratnya terpenuhi. Juga vitamin dan mineralnya.
Jikapun selera makan anak sudah bagus, maka pemberian suplemen serat sayur lebih untuk mencukupi kebutuhan sayurnya. Bagaimana kalau si kecil sudah makan sayur? "Enggak apa-apa juga, kok, karena fungsi tiap sayur berbeda-beda. Paling dalam makanan anak hanya ada dua-tiga macam sayur atau bahkan cuma semacam. Sementara dalam suplemen serat sayur, jenis sayurnya bisa sampai 21 macam, lo."
Nah, dengan sayuran/buah yang banyak ini, yang fungsinya berbeda-beda, maka manfaatnya pun beragam. Misal, sayur parsley, seledri air, dan asparagus juga berfungsi sebagai anti alergi. "Jadi, tidak akan timbul alergi." Sementara suplemen serat buah berfungsi menambah daya tahan tubuh anak. "Biasanya anak yang sering batuk-pilek dan demam, kita anjurkan minum suplemen yang buah." Selain itu, juga dapat membantu memperlancar pencernaan dan buang air besar karena ada enzim bromelain dari buah nanas dan enzim papain dari pepaya.
Ekstrak Sayur/Buah Alami
Tentunya, papar Mariani lebih lanjut, tujuan pemberian suplemen serat pada anak bisa tercapai hanya bila suplemen tersebut terbuat dari betul-betul ekstrak sayur/buah alamiah. Itu sebab, bentuknya biasanya bukan tablet isap manis atau sirup yang ada pelarut, pemanis, maupun zat pengawetnya, tapi berupa kapsul. "Jadi, buah atau sayur alami ini diekstrak pada suhu dingin sampai menjadi bubuk, lalu dimasukkan ke kapsul. Tentunya dengan proses dan cara canggih yang dilakukan di Amerika dan bahan-bahannya pun diambil dari perkebunan khusus yang tak ada pestisida dan segala macamnya. Bahkan produk suplemen serat sayur dan buah untuk anak juga sudah diakui oleh FDA di sana. Artinya ini, sesuai dengan kebutuhan serat per hari yang proporsional dalam tubuh dan dilengkapi dengan vitamin, mineral dan unsur-unsur phytonutrient dari buah dan sayur."
Karena terbuat dari ekstrak sayur/buah alami, menurut Mariani, maka sama saja dengan makan sayur/buah yang alamiah. Apalagi, rasanya pun, ya, rasa sayur/buah. Memang, diakuinya, makanan yang asli lebih bagus daripada suplemen. Tapi, seperti sudah diuraikan di atas, tak semua anak suka makan sayur. Selain itu, tujuan pemberian suplemen serat untuk mencukupi kebutuhan serat. Sementara anak, dalam makanannya paling hanya terdapat satu atau dua macam sayur. Nah, dengan mengkonsumsi suplemen serat sayur dan buah, maka kebutuhan serat, vitamin dan mineral pada anak dapat terpenuhi.
Bahwa anak balita belum bisa minum kapsul, "Tak masalah," ujar Mariani seraya melanjutkan, "Bukankah kapsul bisa dibuka dan diambil isinya? Pemberiannya bisa dicampur madu, sirup atau air gula. Bahkan, dicampur dengan susu pun boleh. Tapi untuk yang sayur, sebaiknya tak dicampur karena bau sayurnya, hingga nanti malah anak tak suka dengan susunya."
Akibat Kekurangan Dan Kelebihan Serat
Sebetulnya, terang dr. Sri Nasar, Sp.A(K) dari Subbagian Nutrisi dan Metabolik FKUI, Jakarta, serat termasuk jenis karbohidrat yang tak dicerna di usus halus, melainkan di usus besar. Volumenya besar dan menjadi lebih besar karena menyerap air hingga membuat usus teregang dan akan merangsang usus untuk bergerak. Itulah mengapa, kalau anak kekurangan konsumsi serat, pergerakan usus tak dirangsang. Akibatnya, seringkali BAB pada anak kurang lancar alias susah BAB. Normalnya BAB itu sehari sekali. Tapi kalau kurang serat, bisa jadi BAB terkadang beberapa hari atau bahkan sampai seminggu sekali."
Namun sebaliknya, karena serat bersifat menyerap air, jadi kalau terlalu banyak serat dalam usus besar, maka dibutuhkan air lebih banyak. Kalau tidak, anak pun tak bisa BAB, karena kotorannya jadi keras atau padat, bahkan terkadang bisa terjadi sumbatan. "Jadi, kekurangan atau kebanyakan serat akibatnya bisa sama, anak susah BAB." Saran Sri, segala sesuatu sebaiknya yang wajar saja.
Selain itu, serat di dalam usus besar akan dihancurkan oleh bakteri dan pada akhirnya membentuk gas. "Jadi, kalau anak kebanyakan makan serat akan membentuk banyak gas. Anak bisa kembung dan rasanya jadi tak enak." Jeleknya lagi, kebanyakan serat membuat anak jadi kenyang duluan, hingga makanan wajib lainnya tak dimakan. Akibatnya, kebutuhan nutrisinya tak terpenuhi. Apalagi kalau anak juga kurang gizi. "Lain halnya kalau anak kegemukan, mungkin tak apa-apa."
Yang Alami Lebih Baik
Menurut Sri, bagaimanapun, serat yang langsung berasal dari makanan alami ini akan lebih baik. Sebab, suplemen serat tetap tak mungkin sama dengan serat alami. "Mungkin saja kandungan zat gizinya tetap sama. Itu pun kalau betul-betul dibuat dari ekstrak zat itu sendiri, misal, jus buah atau sayur. Bukan yang buatan pabrik dari buah/sayur ataupun yang dibuat secara reaksi kimia atau sintetis."
Sebab, tentunya tetap akan berbeda rasanya, makan wortel asli dengan makan kapsul suplemen wortel. "Wortel harus dikunyah, anak bisa merasakan dengan menggigitnya dan ada rasa wortelnya, sedangkan suplemen tak bisa menyamainya. Jadi, dalam hal yang nonnutrisi, seperti rasa serta aroma, tekstur, dan konsistensi, tetap tak bisa disamai."
Memang, diakui Sri, suplemen serat bisa saja untuk menggantikan serat dari makanan, tapi tak bisa menggantikan sepenuhnya fungsi sayur dan buah. Pasalnya, di dalam sayur dan buah bukan hanya ada serat, tapi juga vitamin dan sedikit kalori. Jangan lupa, makanan untuk anak yang paling utama harus merupakan gizi seimbang.
Lagi pula, seperti diungkap tadi, dengan memakan secara alami, misal, apel atau mangga, anak akan tahu rasanya apel dan mangga. Jadi, dapat memperkaya khasanah selera anak. "Karena satu hal inilah yang tak bisa digantikan. Hingga, bila kita tak membina pengembangan alat perasa pada anak, akibatnya anak tak tahu rasa apel, mangga, dan lainnya."