SEORANG pria, sebut saja X gemar merupakan eksekutif yang kerap pergi ke luar kota untuk urusan dinas. Usai konferensi atau seminar teman-temannya suka memberi 'hadiah kejutan', seorang wanita muda yang selalu tampil aduhai dan menggiurkan hasrat kelakiannya.
X, karena merasa tidak perlu dan takut tertular penyakit menular seks hanya mengajak si perempuan seksi ini mengobrol saja. Begitu seterusnya setiap kali teman-temannya menyuguhkan hal ini saat keluar kota. Dalam obrolan sesama lelaki, ternyata sering disinggung soal 'daun muda' yang konon sangat bermanfaat untuk menjaga keperkasaan dan membuat awet muda pula.
Kata X, ada beberapa teman yang sangat mempercayai hal itu, dengan segala argumentasinya. Malah ada satu teman yang tidak mau menikah, karena merasa tidak butuh, berhubung sudah kadung enak bisa mendapatkan 'darah segar' kapan pun dia mau, dengan status bujangan kaya dan tampan pula. Benarkah, melakukan hubungan seks dengan daun muda atau perempuan/perjaka yang masih muda membuat seseorang menjadi perkasa secara seksual?
Mitos
Memang luas beredar di masyarakat anggapan bahwa hubungan seksual dengan wanita muda, yang kerap disebut “daun muda”, dapat membuat orang menjadi lebih perkasa dan awet muda.
Namun menurut Prof. Wimpie Pangkahila, Sp.And, sebenarnya tidak ada dasar ilmiah yang membenarkan bahwa hubungan seksual dengan anak muda akan menyebabkan awet muda. Anggapan ini jelas salah dan hanya merupakan suatu mitos.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang sehingga menjadi sehat dan awet muda. Faktor itu antara lain keteraturan irama hidup, ada tidaknya gangguan atau penyakit, ada tidaknya gangguan psikik, dan faktor genetik.
Irama hidup yang tidak teratur akan berpengaruh terhadap pola makan, waktu kerja, dan waktu istirahat. Keadaan ini akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga menjadi tidak sehat dan tampak lebih tua dari usianya.
Demikian juga bila terdapat gangguan fisik dan psikik, tubuh menjadi tidak sehat dan penampilan cenderung tampak lebih tua. Pengaruh faktor genetik juga sangat menentukan bagi penampilan fisik seseorang.
Berdasarkan faktor tersebut, seksolog dan androlog dari Universitas Udayana Bali ini mengatakan, tidak tampak pengaruh hubungan seksual dengan orang muda terhadap kesehatan dan penampilan yang awet muda. Bahkan kalau hubungan seksual itu berisiko tinggi, khususnya berupa penularan Penyakit Menular Seksual, justru penyakitlah yang didapat.
Tetapi mitos itu memang telah beredar luas, dan diyakini oleh banyak orang, karena pengetahuan seksual yang kurang. Bahkan tidak sedikit pekerja seks yang membujuk anak jalanan agar terangsang dan mau melakukan hubungan seksual sebagai "obat awet muda" walaupun belum muncul istilah "batang muda".
Tentu saja fenomena ini sangat merugikan bahkan membahayakan bagi anak-anak jalanan itu. Kemungkinan tertular Penyakit Menular Seksual (penyakit kelamin) sangat besar. Kalau penyakit yang menularinya adalah penyakit yang “biasa” dan mudah disembuhkan, mungkin bukan suatu masalah besar. Tetapi bagaimana kalau anak-anak itu tertular HIV/AIDS?
X, karena merasa tidak perlu dan takut tertular penyakit menular seks hanya mengajak si perempuan seksi ini mengobrol saja. Begitu seterusnya setiap kali teman-temannya menyuguhkan hal ini saat keluar kota. Dalam obrolan sesama lelaki, ternyata sering disinggung soal 'daun muda' yang konon sangat bermanfaat untuk menjaga keperkasaan dan membuat awet muda pula.
Kata X, ada beberapa teman yang sangat mempercayai hal itu, dengan segala argumentasinya. Malah ada satu teman yang tidak mau menikah, karena merasa tidak butuh, berhubung sudah kadung enak bisa mendapatkan 'darah segar' kapan pun dia mau, dengan status bujangan kaya dan tampan pula. Benarkah, melakukan hubungan seks dengan daun muda atau perempuan/perjaka yang masih muda membuat seseorang menjadi perkasa secara seksual?
Mitos
Memang luas beredar di masyarakat anggapan bahwa hubungan seksual dengan wanita muda, yang kerap disebut “daun muda”, dapat membuat orang menjadi lebih perkasa dan awet muda.
Namun menurut Prof. Wimpie Pangkahila, Sp.And, sebenarnya tidak ada dasar ilmiah yang membenarkan bahwa hubungan seksual dengan anak muda akan menyebabkan awet muda. Anggapan ini jelas salah dan hanya merupakan suatu mitos.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang sehingga menjadi sehat dan awet muda. Faktor itu antara lain keteraturan irama hidup, ada tidaknya gangguan atau penyakit, ada tidaknya gangguan psikik, dan faktor genetik.
Irama hidup yang tidak teratur akan berpengaruh terhadap pola makan, waktu kerja, dan waktu istirahat. Keadaan ini akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga menjadi tidak sehat dan tampak lebih tua dari usianya.
Demikian juga bila terdapat gangguan fisik dan psikik, tubuh menjadi tidak sehat dan penampilan cenderung tampak lebih tua. Pengaruh faktor genetik juga sangat menentukan bagi penampilan fisik seseorang.
Berdasarkan faktor tersebut, seksolog dan androlog dari Universitas Udayana Bali ini mengatakan, tidak tampak pengaruh hubungan seksual dengan orang muda terhadap kesehatan dan penampilan yang awet muda. Bahkan kalau hubungan seksual itu berisiko tinggi, khususnya berupa penularan Penyakit Menular Seksual, justru penyakitlah yang didapat.
Tetapi mitos itu memang telah beredar luas, dan diyakini oleh banyak orang, karena pengetahuan seksual yang kurang. Bahkan tidak sedikit pekerja seks yang membujuk anak jalanan agar terangsang dan mau melakukan hubungan seksual sebagai "obat awet muda" walaupun belum muncul istilah "batang muda".
Tentu saja fenomena ini sangat merugikan bahkan membahayakan bagi anak-anak jalanan itu. Kemungkinan tertular Penyakit Menular Seksual (penyakit kelamin) sangat besar. Kalau penyakit yang menularinya adalah penyakit yang “biasa” dan mudah disembuhkan, mungkin bukan suatu masalah besar. Tetapi bagaimana kalau anak-anak itu tertular HIV/AIDS?