Ketua IV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pusat, Prof Bambang Permono,dr,Sp.Ak, di Surabaya, Kamis (26/6), mengatakan bahwa tenaga dokter spesialis anak di Tanah Air masih terbilang minim. Jumlah dokter spesialis anak di Indonesia saat ini hanya mencapai 2.500-an, sedangkan jumlah anak di Indonesia mencapai 45 juta anak (usia 0-18 tahun).
"Jika demikian, untuk satu orang dokter bertanggungjawab menangani 10.000 anak," katanya.
Menurut dia, minimnya tenaga dokter spesialis tersebut juga menjadi penyebab rendahnya tingkat kesehatan anak secara keseluruhan di Indonesia. Jumlah pertambahan dokter anak di Indonesia hingga saat ini tidak sebanding dengan jumlah kelahiran yang mencapai 4,5 juta bayi per tahun.
Hingga kini, kata dia, Indonesia hanya mampu meluluskan sekitar 120 calon dokter anak di 12 lembaga pendidikan dalam setiap tahunnya. Kurangnya dokter anak di Indonesia merupakan kekawatiran tersendiri di era globalisasi saat ini. Pasalnya, banyak dokter-dokter dari luar negeri yang akan masuk ke Indonesia dan akan bersaing dengan dokter dalam negeri.
Untuk itu, kata dia, langka yang harus diambil yakni menambah jumlah dokter anak, meningkatkan kualitas dokter anak dan distribusi dokter anak di masing-masing daerah secara merata. Namun demikian, lanjutnya, untuk menyiasati kekurangan dokter anak dapat pula dilakukan upaya dengan sistem berjenjang mulai dari mengoptimalkan keberadaan Posyandu di desa/kampung dan Puskesmas di tiap-tiap kecamatan, serta rumah sakit daerah.
"Jika demikian, untuk satu orang dokter bertanggungjawab menangani 10.000 anak," katanya.
Menurut dia, minimnya tenaga dokter spesialis tersebut juga menjadi penyebab rendahnya tingkat kesehatan anak secara keseluruhan di Indonesia. Jumlah pertambahan dokter anak di Indonesia hingga saat ini tidak sebanding dengan jumlah kelahiran yang mencapai 4,5 juta bayi per tahun.
Hingga kini, kata dia, Indonesia hanya mampu meluluskan sekitar 120 calon dokter anak di 12 lembaga pendidikan dalam setiap tahunnya. Kurangnya dokter anak di Indonesia merupakan kekawatiran tersendiri di era globalisasi saat ini. Pasalnya, banyak dokter-dokter dari luar negeri yang akan masuk ke Indonesia dan akan bersaing dengan dokter dalam negeri.
Untuk itu, kata dia, langka yang harus diambil yakni menambah jumlah dokter anak, meningkatkan kualitas dokter anak dan distribusi dokter anak di masing-masing daerah secara merata. Namun demikian, lanjutnya, untuk menyiasati kekurangan dokter anak dapat pula dilakukan upaya dengan sistem berjenjang mulai dari mengoptimalkan keberadaan Posyandu di desa/kampung dan Puskesmas di tiap-tiap kecamatan, serta rumah sakit daerah.