PEMBAHASAN tentang ereksi dan kekerasan penis kini bukan monopoli kaum Adam semata. Para wanita juga membutuhkan info akurat soal yang satu ini ini karena ereksi secara nyata dapat mempengaruhi kualitas dan kepuasan berhubungan intim dengan pasangan.
Dari sekian banyak hal seputar ereksi, yang sangat penting untuk diketahui adalah derajat ereksi atau tingkat kekerasan penis saat menegang. Untuk mengungkap seberapa keras ereksi, kini tersedia sebuah instrumen khusus mengukur tingkat kekerasan ereksi sekaligus diagnosis sederhana disfungsi ereksi, bernama Erection Hardness Score (EHS).
Instrumen EHS diperkenalkan PT Pfizer Indonesia untuk pertamakalinya pada pertemuan tahunan European Association of Urology (EAU) ke-22 di Berlin pada 2007 berdasarkan konsensus global yang dimuat Journal of Sexual Medicine. Konsensus itu di antaranya menetapkan bahwa tingkat kekerasan ereksi sebagai faktor utama dalam mencapai seks yang lebih baik.
Supaya instrumen EHS lebih mudah dikenal dan digunakan masyarakat, PT Pfizer Indonesia kini menyediakan layanan pengukuran EHS dalam situs bernama Vi-Lounge (www.vi-lounge.com). Melalui situs ini, kata Senior Product Manager PT Pfizer Indonesia Dr. Andini W. Suhardi, setiap orang dewasa bukan hanya dapat mengetahui tingkat kekerasan penis, namun juga mendapatkan tips-tips kehidupan seksual bersama pasangan serta informasi lengkap mengenai masalah disfungsi ereksi (DE) dan cara menanggulanginya.
Peluncuran situs Vi-Lounge, lanjut Andini, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kampanye PT Pfizer Indonesis yang bertajuk “Better Erection for Better Sex, Better Sex for Better Quality of Life”.
“Dengan adanya situs Vi-Lounge, diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia melalui kualitas kehidupan seksual yang lebih baik,” jelas Andini dalam jumpa pers Jumat (8/7) lalu di Jakarta..
“Selain informasi-informasi tentang seksualitas, pengunjung situs Vi-Lounge, terutama para pria juga dapat melakukan tes Erection Hardness Score (EHS) untuk mengetahui skala derajat kekerasan ereksi. Bila skala derajat ternyata tidak mencapai derajat 4, maka pria tersebut memiliki kecenderungan mengalami gangguan disfungsi ereksi (DE), sehingga perlu segera berkonsultasi ke dokter dan melakukan terapi DE, ” lanjut Dr Andini.
EHS adalah metode pengukuran tingkat kekerasan ereksi yang dapat dilakukan sendiri menggunakan empat (4) derajat pengukuran yang sederhana. Derajat 1 dapat dijabarkan sebagai penis yang membesar namun tidak keras (diibaratkan tapai). Derajat 2 adalah penis yang keras namun tidak cukup untuk melakukan penetrasi (seperti pisang). Pada derajat 3 penis sudah cukup keras untuk melakukan penetrasi namun tidak seluruhnya keras (seperti sosis), sedangkan derajat 4 penis keras seluruhnya dan tegang sepenuhnya (seperti ketimun).
Tingkat EHS dapat diketahui dengan cara mengisi beberapa pertanyaan dalam kuisioner di menu Menjadi Pria Bahagia – Apakah saya Terkena Masalah DE? Atau klik banner ‘Test Your EHS’ di halaman depan website. Setelah mengisi serangkaian pertanyaan tersebut, Anda dapat mengetahui hasilnya. dan diperlihatkan ke dokter atau seksolog untuk konsultasi lebih lanjut.
Dari sekian banyak hal seputar ereksi, yang sangat penting untuk diketahui adalah derajat ereksi atau tingkat kekerasan penis saat menegang. Untuk mengungkap seberapa keras ereksi, kini tersedia sebuah instrumen khusus mengukur tingkat kekerasan ereksi sekaligus diagnosis sederhana disfungsi ereksi, bernama Erection Hardness Score (EHS).
Instrumen EHS diperkenalkan PT Pfizer Indonesia untuk pertamakalinya pada pertemuan tahunan European Association of Urology (EAU) ke-22 di Berlin pada 2007 berdasarkan konsensus global yang dimuat Journal of Sexual Medicine. Konsensus itu di antaranya menetapkan bahwa tingkat kekerasan ereksi sebagai faktor utama dalam mencapai seks yang lebih baik.
Supaya instrumen EHS lebih mudah dikenal dan digunakan masyarakat, PT Pfizer Indonesia kini menyediakan layanan pengukuran EHS dalam situs bernama Vi-Lounge (www.vi-lounge.com). Melalui situs ini, kata Senior Product Manager PT Pfizer Indonesia Dr. Andini W. Suhardi, setiap orang dewasa bukan hanya dapat mengetahui tingkat kekerasan penis, namun juga mendapatkan tips-tips kehidupan seksual bersama pasangan serta informasi lengkap mengenai masalah disfungsi ereksi (DE) dan cara menanggulanginya.
Peluncuran situs Vi-Lounge, lanjut Andini, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kampanye PT Pfizer Indonesis yang bertajuk “Better Erection for Better Sex, Better Sex for Better Quality of Life”.
“Dengan adanya situs Vi-Lounge, diharapkan masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan yang lebih bahagia melalui kualitas kehidupan seksual yang lebih baik,” jelas Andini dalam jumpa pers Jumat (8/7) lalu di Jakarta..
“Selain informasi-informasi tentang seksualitas, pengunjung situs Vi-Lounge, terutama para pria juga dapat melakukan tes Erection Hardness Score (EHS) untuk mengetahui skala derajat kekerasan ereksi. Bila skala derajat ternyata tidak mencapai derajat 4, maka pria tersebut memiliki kecenderungan mengalami gangguan disfungsi ereksi (DE), sehingga perlu segera berkonsultasi ke dokter dan melakukan terapi DE, ” lanjut Dr Andini.
EHS adalah metode pengukuran tingkat kekerasan ereksi yang dapat dilakukan sendiri menggunakan empat (4) derajat pengukuran yang sederhana. Derajat 1 dapat dijabarkan sebagai penis yang membesar namun tidak keras (diibaratkan tapai). Derajat 2 adalah penis yang keras namun tidak cukup untuk melakukan penetrasi (seperti pisang). Pada derajat 3 penis sudah cukup keras untuk melakukan penetrasi namun tidak seluruhnya keras (seperti sosis), sedangkan derajat 4 penis keras seluruhnya dan tegang sepenuhnya (seperti ketimun).
Tingkat EHS dapat diketahui dengan cara mengisi beberapa pertanyaan dalam kuisioner di menu Menjadi Pria Bahagia – Apakah saya Terkena Masalah DE? Atau klik banner ‘Test Your EHS’ di halaman depan website. Setelah mengisi serangkaian pertanyaan tersebut, Anda dapat mengetahui hasilnya. dan diperlihatkan ke dokter atau seksolog untuk konsultasi lebih lanjut.