TUBERKULOSIS atau TB yang sudah resisten dengan berbagai perawatan dan pengobatan ternyata dapat diatasi dengan terapi agresif. Resistensi obat yang dialami para penderita TB terkait erat dengan meningkatnya angka kematian. Setidaknya 7 persen kasus infeksi meninggi di seluruh dunia gara-gara resistensi ini.
Kekhawatiran ini sekarang berkurang karena ternyata para ilmuwan menemukan cara baru untuk mengobati TB, yakni dengan terapi kombinasi, sekurangnya lima obat. Demikian laporan dari Jurnal LANCET menyebut.
Para ahli di Inggris sendiri mengatakan bahwa ini merupakan kabar baik. Namun tentu saja, sumber daya perlu dikerahkan untuk penelitian lanjut. Multi Drug Resisten (MDR) pada TB di Inggris sendiri mencapai 50 hingga 70 persen setiap tahun, terutama untuk mereka yang menggunakan obat isoniazid dan rifampin.
Namun dalam kasus TB yang mengalami resisten secara ektensif atau extensively resistant (XDR), sekurangnya dua dari tahap kedua perawatan tidak terlalu bermanfaat untuk dijalankan. Beberapa ahli berspekulasi bahwa XDR TB efektif bila tak diobati. Namun, fakta menunjukkan 52 orang mati dalam 16 hari di Afrika Selatan setelah penyakit ini mewabah di antara para pasien HIV.
Dalam penelitian terakhir yang dilakukan pada 600 pasien yang mengalami resistensi TB di Rusia, para peneliti menemukan bahwa nyaris 5 persen dari mereka mengalami XDR-TB. Setiap pasien dirawat berdasar strain penyakitnya. Tujuannya untuk menyediakan sekurangnya lima obat berdasar strain khusus yang diidap sehingga pengobatannya bisa diterima atau tepat sasaran.
Hampir setengah dari pasien TB jenis XDR dan 67 persen pasien TB MDR teratasi dengan baik. Ketua peneliti, Dr. Salmaan Keshavjee dari Sekolah Kedokteran Harvard, Amerika Serikat mengatakan," Managemen yang agresif atas infeksi yang terjadi sangat mungkin dilakukan dan dapat mencegah meningkatnya kematian dan transmisi yang lebih jauh lagi strain bakteri yang resisten terhadap obat."
Dr. John Moore-Gillon, juru bicara British Lung Foundation mengatakan, kabar buruknya adalah TB jenis XRD sudah muncul dan menyebar. "Masalah yang kita punya adalah kontrol yang tidak memadai atas penyakit ini. Perlu adanya upaya keras untuk mengatasi persoalan ini dengan program yang terstruktur dan menyeluruh."
John mengungkapkan bahwa yang paling penting dari laporan di jurnal ini adalah bahwa TB jenis XDR dapat diselesaikan meski dengan biaya yang sangat mahal. TB- MDR, kata John butuh biaya puluhan ribu. Tapi TB XDR butuh lebih dari itu.