MENGUNYAH permen karet dikatakan membantu mempercepat penyembuhan dan normalnya kembali fungsi saluran cerna setelah sebagian atau seluruh bagian kolon (usus besar) menjalani operasi. Demikian temuan para ilmuwan Inggris yang telah mengkaji data dari lima uji klinis yang melibatkan 158 pasien.
Tidak berfungsinya kolon dengan baik merupakan hal yang normal di antara para pasien yang menjalani operasi di saluran cernanya. Dan tentu saja ketidaknyamanan akibat operasi seperti mual, muntah, kram, dan nyeri serta rasa tidak nyaman akibat ketegangan di perut menjadi hal yang biasa.
Dalam setiap uji klinis, sekelompok pasien yang yang mengunyah permen karet selama lima hingga 45 menit tiga kali sehari usai operasi dibandingkan dengan pasien yang tidak mengunyah permen karet. Pasien yang mengunyah permen karet dikatakan mengeluarkan gas atau kentut rata-rata 0,66 gas. Sementara yang tidak mengunyah sekitar 1,10 gas dikeluarkan.Dan yang jelas pasien yang mengunyah permen karet tidak perlu lama-lama tinggal di rumahsakit.
Diyakini bahwa mengunyah permen karet merupakan tindakan yang mampu merangsang sistem pencernaan, memicu munculnya hormon gastrointestinal dan meningkatkan produksi ludah dan sekresi (pengeluaran) dari pankreas, kata para ilmuwan dari Rumah Sakit St. Mary, London.
"Kesimpulannya, kami merasa bahwa bukti-bukti ini menunjukkan kalau kegiatan mengunyah permen karet usai operasi pada pencernaan memberikan manfaat yang berarti dalam mengurangi resolusi waktu usus mencerna. Bagaimanapun, penelitian ini belum memadai dan butuh penelitian lebih lanjut terutama untuk mengidentifikasi seberapa jauh efeknya terhadap kesembuhan," tulis para ilmuwan itu.
"Manfaat potensial bagi individu terutama secara ekonomis tampak dalam penelitian skala besar, tersamar, ganda, acak terkontrol dengan plasebo. Hasilnya, secara signifikan kelihatan sekali dibanding pasien plasebo (mereka yang mengunyah permen karet palsu)."
Tidak berfungsinya kolon dengan baik merupakan hal yang normal di antara para pasien yang menjalani operasi di saluran cernanya. Dan tentu saja ketidaknyamanan akibat operasi seperti mual, muntah, kram, dan nyeri serta rasa tidak nyaman akibat ketegangan di perut menjadi hal yang biasa.
Dalam setiap uji klinis, sekelompok pasien yang yang mengunyah permen karet selama lima hingga 45 menit tiga kali sehari usai operasi dibandingkan dengan pasien yang tidak mengunyah permen karet. Pasien yang mengunyah permen karet dikatakan mengeluarkan gas atau kentut rata-rata 0,66 gas. Sementara yang tidak mengunyah sekitar 1,10 gas dikeluarkan.Dan yang jelas pasien yang mengunyah permen karet tidak perlu lama-lama tinggal di rumahsakit.
Diyakini bahwa mengunyah permen karet merupakan tindakan yang mampu merangsang sistem pencernaan, memicu munculnya hormon gastrointestinal dan meningkatkan produksi ludah dan sekresi (pengeluaran) dari pankreas, kata para ilmuwan dari Rumah Sakit St. Mary, London.
"Kesimpulannya, kami merasa bahwa bukti-bukti ini menunjukkan kalau kegiatan mengunyah permen karet usai operasi pada pencernaan memberikan manfaat yang berarti dalam mengurangi resolusi waktu usus mencerna. Bagaimanapun, penelitian ini belum memadai dan butuh penelitian lebih lanjut terutama untuk mengidentifikasi seberapa jauh efeknya terhadap kesembuhan," tulis para ilmuwan itu.
"Manfaat potensial bagi individu terutama secara ekonomis tampak dalam penelitian skala besar, tersamar, ganda, acak terkontrol dengan plasebo. Hasilnya, secara signifikan kelihatan sekali dibanding pasien plasebo (mereka yang mengunyah permen karet palsu)."