Cokelat
merupakan salah satu jenis camilan yang paling digemari. Namun tak
jarang, para penggemar makanan manis satu ini merasa khawatir akan
kandungan kalori dan lemaknya. Terutama bagi mereka yang sedang
menjalani program penurunan berat badan.
Sebuah trobosan baru yang dilakukan para peneliti asal University of Warwick. Mereka mengatakan, 50 persen lemak dalam cokelat dapat digantikan oleh jus jeruk dan cranberry. Para peneliti menambahkan, mengganti lemak cokelat dengan jus buah tidak akan mengubah tekstur cokelat yang keras namun juga lumer di mulut. Bahkan, juga tidak mengubah rasanya.
Meski demikian, teknologi ini masih memiliki kelemahan yaitu menghasilkan cokelat yang mengandung sedikit rasa jus buah. Namun para peneliti mengatakan, hal tersebut dapat diminimalisasi dengan mengganti jus buah dengan air dan sejumlah kecil vitamin C.
Pemimpin riset dr. Stefan Bon mengatakan, semua orang suka cokelat, namun sayangnya kandungan lemaknya tinggi. "Kandungan lemak pada cokelat menjadikan tekstur cokelat sangat unik. Lembut dan lumer di mulut, tapi juga keras untuk dipatahkan dengan tangan," ujar Bon.
"Kami menemukan cara untuk menjaga tekstur khas cokelat namun dengan kandungan lemak yang lebih rendah," imbuhnya.
Sayangnya, Bon dan timnya belum tertarik untuk memproduksi cokelat rendah lemak ini besar-besaran dalam waktu dekat. "Itu tergantung pada industri makan yang mau memanfaatkan temuan kami untuk cokelat yang lebih sehat," ujar Bon.
Sebuah trobosan baru yang dilakukan para peneliti asal University of Warwick. Mereka mengatakan, 50 persen lemak dalam cokelat dapat digantikan oleh jus jeruk dan cranberry. Para peneliti menambahkan, mengganti lemak cokelat dengan jus buah tidak akan mengubah tekstur cokelat yang keras namun juga lumer di mulut. Bahkan, juga tidak mengubah rasanya.
Meski demikian, teknologi ini masih memiliki kelemahan yaitu menghasilkan cokelat yang mengandung sedikit rasa jus buah. Namun para peneliti mengatakan, hal tersebut dapat diminimalisasi dengan mengganti jus buah dengan air dan sejumlah kecil vitamin C.
Pemimpin riset dr. Stefan Bon mengatakan, semua orang suka cokelat, namun sayangnya kandungan lemaknya tinggi. "Kandungan lemak pada cokelat menjadikan tekstur cokelat sangat unik. Lembut dan lumer di mulut, tapi juga keras untuk dipatahkan dengan tangan," ujar Bon.
"Kami menemukan cara untuk menjaga tekstur khas cokelat namun dengan kandungan lemak yang lebih rendah," imbuhnya.
Sayangnya, Bon dan timnya belum tertarik untuk memproduksi cokelat rendah lemak ini besar-besaran dalam waktu dekat. "Itu tergantung pada industri makan yang mau memanfaatkan temuan kami untuk cokelat yang lebih sehat," ujar Bon.
Sumber : Telegraph