KALAU Anda merasa tidak nyaman selama berpuasa, ada kemungkinan itu pertanda tubuh Anda lambat menyesuaikan diri dengan jam biologis yang baru. Bagaimana sebenarnya perubahan bioritme tubuh selama berpuasa? Apakah perubahan jadwal makan dan waktu tidur selama berpuasa berpengaruh buruk terhadap tubuh? Berikut penjelasan Dr Handrawan Nadesul dalam rubrik Konsultasi Keluarga yang rutin dimuat Tabloid Gaya Hidup Sehat.
Bisa Terganggu
Jam biologis tubuh kita memang bersiklus secara ritmik yang bersifat bulanan dan harian. Waktu biologis disebut bioritme, dan jam biologis dari jam ke jam disebut circadian. Secara ritmik, suhu tubuh, siklus tidur dan terjaga, komposisi kimiawi darah, tensi darah, seks, detak jantung, rasa lapar, kesiagaan fisik serta mental, berfluktuasi dari jam ke jam.
Termasuk laju metabolisme tubuh, sensasi nyeri, dan penyerapan obat yang kita minum, serta respons tubuh terhadap suntikan insulin atau antibiotika misalnya, tidak selalu sama dari jam ke jam. Itu sebabnya, sekarang mulai dipikirkan kapan sebaiknya jam operasi cangkok organ tubuh paling ideal agar hasilnya optimal.
Jam biologis juga memengaruhi hasil tes IQ misalnya, selain kemunculan gangguan jiwa atau jet lag yang jadi lebih kerap terjadi. Secara keseluruhan, jam fisik bulanan bersiklus 23 hari, jam biologis emosi 28 hari, dan jam biologis kecerdasan 33 hari. Kehadiran jam biologis dimanfaatkan orang untuk menentukan kapan hari dan jam ideal mengambil keputusan penting.
Setiap orang memiliki bioritmenya sendiri-sendiri. Jika bioritme sedang tinggi gelombang emosi dan rendah gelombang kecerdasan, hindarkan mengambil keputusan. Demikian pula jika kondisi siklus fisik sedang berada di tingkat terendah, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan.
Kembali ke soal circadian atau jam biologis dari jam ke jam. Tubuh yang sudah terkondisikan jam makan, jam tidur, dan kegiatan rutin harian lainnya bisa saja terganggu bila mendadak jadwal rutin itu berubah. Kasus jet lag misalnya, secara mendadak mengubah jam tidur dan jam terjaga sehingga irama biologis mengalami perubahan. Tubuh perlu beradaptasi dengan perubahan dadakan itu.
Demikian pula halnya yang terjadi di awal-awal berpuasa. Mesin tubuh perlu menyesuaikan untuk di-reset mengikuti pola irama kegiatan harian yang baru, khususnya jadwal makan dan jam tidur. Tidak semua orang cepat beradaptasi dalam perubahan irama itu.
Yang lambat adaptasinya akan merasakan adanya keluhan tidak enak, baik secara fisik, emosi, maupun hal lainnya. Oleh karena itu, di awal-awal berpuasa tak jarang muncul rasa tidak enak. Namun, bagi kebanyakan orang, tidaklah bermasalah. Hal serupa terjadi pula setelah bulan puasa berlalu. Tubuh perlu me-reset jadwal kegiatan faali harian.
Bisa Terganggu
Jam biologis tubuh kita memang bersiklus secara ritmik yang bersifat bulanan dan harian. Waktu biologis disebut bioritme, dan jam biologis dari jam ke jam disebut circadian. Secara ritmik, suhu tubuh, siklus tidur dan terjaga, komposisi kimiawi darah, tensi darah, seks, detak jantung, rasa lapar, kesiagaan fisik serta mental, berfluktuasi dari jam ke jam.
Termasuk laju metabolisme tubuh, sensasi nyeri, dan penyerapan obat yang kita minum, serta respons tubuh terhadap suntikan insulin atau antibiotika misalnya, tidak selalu sama dari jam ke jam. Itu sebabnya, sekarang mulai dipikirkan kapan sebaiknya jam operasi cangkok organ tubuh paling ideal agar hasilnya optimal.
Jam biologis juga memengaruhi hasil tes IQ misalnya, selain kemunculan gangguan jiwa atau jet lag yang jadi lebih kerap terjadi. Secara keseluruhan, jam fisik bulanan bersiklus 23 hari, jam biologis emosi 28 hari, dan jam biologis kecerdasan 33 hari. Kehadiran jam biologis dimanfaatkan orang untuk menentukan kapan hari dan jam ideal mengambil keputusan penting.
Setiap orang memiliki bioritmenya sendiri-sendiri. Jika bioritme sedang tinggi gelombang emosi dan rendah gelombang kecerdasan, hindarkan mengambil keputusan. Demikian pula jika kondisi siklus fisik sedang berada di tingkat terendah, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan.
Kembali ke soal circadian atau jam biologis dari jam ke jam. Tubuh yang sudah terkondisikan jam makan, jam tidur, dan kegiatan rutin harian lainnya bisa saja terganggu bila mendadak jadwal rutin itu berubah. Kasus jet lag misalnya, secara mendadak mengubah jam tidur dan jam terjaga sehingga irama biologis mengalami perubahan. Tubuh perlu beradaptasi dengan perubahan dadakan itu.
Demikian pula halnya yang terjadi di awal-awal berpuasa. Mesin tubuh perlu menyesuaikan untuk di-reset mengikuti pola irama kegiatan harian yang baru, khususnya jadwal makan dan jam tidur. Tidak semua orang cepat beradaptasi dalam perubahan irama itu.
Yang lambat adaptasinya akan merasakan adanya keluhan tidak enak, baik secara fisik, emosi, maupun hal lainnya. Oleh karena itu, di awal-awal berpuasa tak jarang muncul rasa tidak enak. Namun, bagi kebanyakan orang, tidaklah bermasalah. Hal serupa terjadi pula setelah bulan puasa berlalu. Tubuh perlu me-reset jadwal kegiatan faali harian.