Secara umum, sebagian besar pria bekerja atau menghabiskan waktunya ditempat kerja. Padahal ada banyak bahaya yang terdapat di tempat kerja. Radiasi, berbagai bahan kimia, obat-obatan, rokok, dan panas merupakan tipe-tipe bahaya yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk mempunyai anak yang sehat.
Meskipun lebih dari seribu bahan kimia di tempat kerja telah terbukti dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan reproduksi hewan, namun kebanyakan bahan tersebut tidak pernah diteliti pengaruhnya pada manusia. Bahkan lebih dari empat juta campuran bahan kimia tidak pernah diuji pengaruhnya.
Zat-zat berbahaya tersebut dapat memasuki tubuh kita melalui hirupan nafas (inhalation), kontak dengan kulit (absorbsion), atau tertelan (ingestion) jika pekerja tidak mencuci tangan dengan baik sebelum mereka makan, minum, ataupun merokok.
Bahan berbahaya yang terdapat di tempat kerja juga dapat secara tidak langsung membahayakan keluarga mereka yang berada dirumah. Beberapa bahan berbahaya dapat secara tidak sengaja terbawa ke rumah tanpa disadari para pekerja dan mempengaruhi kesehatan reproduksi sang istri atau kesehatan janin yang dikandungnya atau anggota keluarga lain yang masih muda. Sebagai contoh, timbal dapat terbawa pulang oleh pekerja melalui kulit, rambut, baju, sepatu, kotak peralatan kerja, atau kendaraan yang dibawa ke tempat kerja, padahal timbal tersebut dapat menyebabkan keracunan pada anggota keluarga dan bisa menyebabkan neurobehavioral dan gangguan pertumbuhan pada janin.
Bahaya-bahaya yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi para pekerja pria bekerja dengan mempengaruhi beberapa beberapa hal.
Pertama, jumlah sperma. Beberapa bahan berbahaya dapat memperlambat atau bahkan menghentikan produksi sperma. Hal ini berarti bahwa hanya akan dihasilkan lebih sedikit sperma untuk dapat membuahi sel telur. Jika tidak ada sperma yang diproduksi, maka pekerja tersebut dapat disebut steril. Jika bahaya yang memapar dapat mencegah proses pembuatan sperma, label steril itu menjadi permanen.
Kedua, bentuk sperma. Beberapa bahan berbahaya dapat membuat bentuk sel sperma menjadi berbeda. Jika sudah seperti itu, sperma akan mengalami kesulitan untuk berenang menuju sel telur atau membuahinya.
Ketiga, transfer sperma. Beberapa bahan berbahaya dapat terakumulasi pada epididimis, seminal vesicles, atau prostate. Hadirnya bahan tersebut dapat membunuh sperma, merubah cara/arah sperma berenang, atau menempel pada sperma dan dibawa menuju sel telur atau kepada bayi yang belum lahir.
Ketiga, kemampuan seksual. Perubahan pada jumlah hormon dapat mempengaruhi kemampuan seksual. Beberapa bahan kimia seperti alcohol, bisa mempengaruhi kemampuan untuk mencapai ereksi, sedangkan pada beberapa orang dapat mempengaruhi keinginan seksualnya. Beberapa obat-obatan, baik yang legal maupun tidak, dapat mempengaruhi kemampuan seksual.
Keempat, kromosom sperma. Beberapa bahan berbahaya dapat mempengaruhi kromosom yang terdapat pada sperma. Sperma dan sel telur masing-masing menyumbangkan 23 kromosom saat proses fertilisasi. DNA yang tersimpan pada kromosom inilah yang menentukan akan seperti apa rupa, bentuk dan fungsi tubuh bayi yang akan lahir. Radiasi atau bahan kimia dapat menyebabkan perubahan atau kerusakan pada DNA. Jika DNA sperma telah rusak, maka ia bisa jadi tidak akan bisa membuahi sel telur, atau jika ia berhasil membuahi sel telur, ia akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan janin. Beberapa jenis pengobatan terhadap kanker terbukti dapat menyebabkan hal tersebut.
Kelima, kehamilan. Jika sperma yang telah rusak dapat membuahi sel telur, sel telur bisa jadi tidak akan tumbuh dengan sempurna, sehingga dapat menyebabkan keguguran atau masalah kesehatan pada bayi yang akan dilahirkannya. Jika bahan berbahaya tersebut dibawanya oleh semen, janin mungkin akan terpapar sehingga dapat menyebabkan gangguan pada saat kehamilan atau gangguan kesehatan pada bayi setelah ia lahir.
Untuk melindungi dari bahaya yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi, beberapa langkah berikut dapat diterapkan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja.
-
Simpanlah bahan kimia pada tempat/wadah yang tertutup saat tidak digunakan
-
Mencuci tangan sebelum makan, minum dan merokok
-
Hindari kontak antara bahan kimia dengan kulit
-
Jika bahan kimia kontak dengan kulit, ikuti petunjuk untuk membersihkannya sebagaimana tertera pada MSDS (material safety datasheet). Pengusaha/manajemen wajib menyediakan MSDS untuk semua bahan berbahaya yang digunakan di tempat kerja
-
Kenali bahaya yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi di tempat kerja anda.
-
Untuk mencegah kontaminasi di rumah:
-
Gunakan pakaian yang berbeda pada waktu bekerja
-
Ganti dan cuci baju yang telah terkontaminasi dengan sabun dan air sebelum pulang ke rumah
-
Simpanlah baju yang akan digunakan untuk pulang kerja (atau berangkat kerja) dalam ruangan yang terpisah dari tempat kerja untuk mencegah kontaminasi
-
Cuci baju kerja terpisah dari bahan cucian lainnya, usahakan mencucinya di tempat kerja
-
Usahakan untuk tidak membawa baju kerja yang telah kotor/terkontaminasi atau benda lain ke rumah
-
-
Berpartisipasilah dalam program kesehatan dan keselamatan kerja seperti pelatihan, pendidikan, dan monitoring yang telah disediakan perusahaan
-
Pelajari menganai praktek kerja yang aman/baik, rekayasa engineering, dan alat pelindung diri (seperti sarung tangan, masker, coverall, google, dll) yang dapat mengurangi resiko paparan dengan bahan berbahaya.
-
Patuhi prosedur dan praktek kerja yang aman yang telah diimplementasikan oleh perusahaan anda untuk mencegah paparan bahan berbahaya di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Sistem Reproduksi Pria
Untuk dapat memahami bahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi pada pekerja pria diperlukan pemahaman mengenai cara kerja sistem reproduksi pria.
Testis memiliki dua fungsi utama: (1) memproduksi hormone testosterone, yang akan menghasilkan suara berat pada laki-laki, jenggot, dan dorongan seksual, dan (2) memproduksi sperma. Setelah sperma di buat (dalam kurun waktu 72 hari), mereka disimpan di dalam epididimis, struktur bagian luar dari testis. Sperma berada di dalam epididimis selama 15 sampai 25 hari. Saat berada disana, mereka menjadi matang dan mengembangkan kemampuan untuk berenang. Jika sperma tidak dikeluarkan, mereka akan mati dan diserap kembali oleh tubuh.
Saat seorang pria ejakulasi (mengeluarkan sperma), sel sperma yang telah matang bergerak dari vasdiferen (saluran di vasektomi) melalui seminal vesicles dan kelenjar prostate. Seminal vesicles dan kelenjar prostate menyediakan sejumlah besar cairan dalam bentuk semen. Semen ini akan mengendap di vagina dan sperma diharuskan berenang melalui servik menuju uterus sampai tiba di tuba falopi.
Jika ada sel telur, sperma akan membuahinya di tuba falopi. Telur yang telah dibuahi akan bergerak kebawah munuju uterus, dimana ia akan menempel pada dinding dan terus tumbuh. Jika tidak ada sel telur, sperma bisa bertahan hidup di uterus sampai dua hari.
Tipe paparan | Efek yang teramati | |||
Jumlah sperma lebih rendah | Bentuk sperma tidak normal | Transfer sperma yang berubah | Perubahan hormon/kinerja seksual | |
Timbal | x | x | x | x |
Dibromochloropropane | x | | | |
Carbaryl (Sevin ) | | x | | |
Toluenediamine dan dinitrotoluene | x | | | |
Ethylene dibromide | x | x | x | |
Produksi Plastik (styrene dan acetone) | | x | | |
Ethylene glycol monoethyl ether | x | | | |
Pengelasan | | x | x | |
Perchloroethylene | | | x | |
Uap merkuri | | | | x |
Panas | x | | x | |
Radar militer | x | | | |
Kepone* | | | x | |
Uap Bromine* | x | x | x | |
Radiasi*(Chernobyl) | x | x | x | x |
Carbon disulfide | | | | |
2,4-Dichlorophenoxy acetic acid (2,4-D) | | x | x | |
Tabel 1. Bahaya-bahaya yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi pekerja pria.
Catatan. Penelitian terkini menunjukan bahwa beberapa pria menunjukan efek kesehatan yang tertera diatas akibat paparan di tempat kerja. Namun, efek ini tidak selalu muncul pada setiap pekerja. Lama paparan, jumlah/konsenstrasi paparan, dan faktor pribadi lainnya mempengaruhi perbedaan efek tiap individu.
* Pekerja yang terpapar pada konsentrasi yang tinggi akibat kecelakaan kerja.