MENGAPA sebagian orang tidak gampang sakit dan sebagian lainnya rentan terhadap penyakit? Mengapa semakin bertambah usia, seseorang menjadi mudah lelah serta timbul rasa nyeri di tulang dan sendi ?
Daya tahan tubuh setiap orang memang berbeda. Bahkan, pada orang yang sama daya tahan tubuhnya bisa tidak stabil. Mengawali hari dengan daya tahan tubuh yang kuat, bisa saja tiba-tiba daya tahan tubuh melemah. Apakah daya tahan tubuh bisa dipertahankan tetap kuat ? Bisa, asal tahu penyebab melemahnya daya tahan tubuh dan dilakukan upaya menjaga daya tahan tubuh agar tetap prima.
Sistem kekebalan tubuh
- Apa jadinya kalau tubuh manusia tidak dilengkapi dengan sistem kekebalan tubuh ?
Sistem kekebalan tubuh bisa diibaratkan prajurit yang sangat disiplin, teratur, cerdas, dan pekerja keras yang melindungi tubuh dari musuh eksternal, khususnya musuh seperti bakteri atau virus yang berupaya memasuki tubuh.
Masih ingat bocah David dari Texas, yang sebelum lahir diketahui bahwa sistem kekebalan tubuhnya tidak sempurna? David bermasalah pada sumsum tulang belakang sehingga tidak bisa memproduksi limfosit, yang merupakan bagian dari prajurit siap tempur dalam mempertahankan tubuh terhadap berbagai serangan bakteri, virus, dan penyakit yang mencoba masuk ke dalam tubuh melalui makanan, saluran pernapasan, maupun lingkungan sekitar. Tanpa adanya perlindungan dari sistem kekebalan tubuh-meskipun dilahirkan dengan operasi caesar yang steril, hidup dalam ruangan steril, menghirup udara steril, meminum air steril, dan memakan makanan yang steril-David hanya bertahan selama 12 tahun setelah gagal transplantasi sumsum tulang dari kakaknya. Ilustrasi tadi memperjelas peranan penting sistem kekebalan bagi daya tahan tubuh kita.
Limfosit ibarat prajurit, yang dihasilkan oleh sumsum tulang disebut limfosit B, sedangkan yang diproduksi di kelenjar timus disebut limfosit T. Limfosit B akan memproduksi semacam senjata yang disebut antibodi.
Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan, tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh. Sekali senyawa beracun hadir dalam tubuh, maka harus segera dikeluarkan.
Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup. Dalam tubuh yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh terhadap penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna dan memerlukan ASI yang membawa sistem kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa, sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Namun, pada orang lanjut usia, sistem kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul penyakit degeneratif atau penyakit penuaan.
Tiap kali ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi. Jadi, antibodi merupakan respons terhadap gangguan dari luar, senjata yang dibentuk oleh sekelompok prajurit limfosit B dalam sistem kekebalan. Antibodi tersusun dari protein, disebut juga sebagai immunoglobulin, disingkat Ig, suatu serum protein globulin. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu atau disebut juga antigen, seperti bakteri dan virus penyebab penyakit, dengan cara mengikatkan diri pada antigen dan menandai molekul-molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Selanjutnya sel pasukan dapat membedakan dan melumpuhkannya.
Ada lima jenis immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD. IgG adalah antibodi yang paling banyak terdapat dalam darah, yaitu 80 persen. Antibodi IgG adalah satu-satunya antibodi yang dapat masuk ke dalam plasenta ibu hamil karena kemampuan dan ukurannya yang kecil sehingga IgG seorang ibu akan membantu melindungi janinnya dari kemungkinan infeksi. Selanjutnya, bayi yang baru lahir dari rahim yang steril tidak mempunyai pengalaman melawan penyakit. Untunglah, immunoglobulin dalam ASI yang pertama kali, atau dikenal sebagai kolostrum, memberikan bantuan perlindungan terhadap infeksi, sementara bayi memperkuat sistem kekebalannya hari demi hari.
IgG mengikuti aliran darah, mempunyai efek kuat antibakteri, melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus, serta menetralkan asam dalam racun.
"Smart eating"
- Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan instan. Hal ini berdampak juga pada pola makan. Sarapan di dalam kendaraan, makan siang serba tergesa, dan malam karena kelelahan tidak ada nafsu makan.
Belum lagi kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres. Apabila terus berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan mudah terserang penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap penyakit degeneratif.
Kondisi stres dan pola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibodi. Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai penyakit infeksi, penuaan dini pada usia produktif.
Konsumsi makanan sebaiknya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi saja, tetapi juga mempertimbangkan kandungan senyawa bioaktif dalam makanan yang dapat membantu menjaga tubuh tetap sehat, atau dikenal sebagai makanan fungsional, agar daya tahan tubuh dapat dipertahankan. Untuk itu diperlukan kearifan dalam memilah makanan atau smart eating. Kecukupan konsumsi buah dan sayuran mutlak diperlukan karena kandungan vitamin, mineral, dan enzim selaku senyawa bioaktif sangat diperlukan tubuh.
Daya tahan tubuh manusia mencapai puncaknya di usia 20-an, dan lambat tetapi pasti, mulai terjadi penurunan di usia 30-an, dan semakin pesat menurun di usia 50-an tahun. Pola makan memengaruhi kondisi daya tahan tubuh. Hal ini berkaitan dengan health conscious atau peduli terhadap kesehatan.
Agar kualitas hidup tetap prima, sehat, dan bugar, siagakan selalu senjata dalam sistem kekebalan tubuh anda, yaitu dengan kecukupan antibodi.