Pages

Subscribe:

Ajari Anak Rajin Rawat Gigi Susu Agar Miliki Gigi Rapi
















Ilustrasi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia memandu siswa sekolah tentang menggosok gigi yang benar saat peluncuran gerakan 21 Hari Tari dan Sikat Gigi di SD Negeri Buaran 1 dan 2, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu (11/3/2012). 

 
Umumnya gigi anak tumbuh secara normal dengan urutan teratur. Namun, gigi susu yang tidak dirawat bisa menyebabkan susunan gigi permanen tidak rata dan bertumpuk.

Salah satu langkah terpenting untuk memiliki gigi yang rapi adalah mulai merawat gigi susu.
"Gigi susu menjadi panduan tumbuh gigi permanen. Keteraturan perawatan dan tumbuh serta tanggal, menentukan baiknya tidaknya struktur gigi ketika dewasa," kata Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia, drg. Zaura Rini Anggraini, MDS.

Perawatan bisa dilakukan dengan rajin membersihkan gigi anak dan kunjungan ke dokter gigi. Untuk pembersihan bisa menggunakan cotton bud atau kasa halus yang dicelup ke air matang lalu dibersihkan ke gigi anak. Setelah gigi anak tumbuh, mulai ajarkan menyikat gigi dengan sikat dan pasta gigi khusus anak.

Sedangkan untuk kunjungan ke dokter gigi, Zaura mengatakan kunjungan ini tidak selalu bersifat kuratif, terutama saat usia anak masih di bawah 6 tahun. Kunjungan ini merupakan observasi apakah gigi anak tumbuh dengan baik atau tidak.

Melalui observasi akan diketahui apakah gigi tumbuh dan tanggal secara teratur. Bila tidak, bisa dilakukan tindak pencegahan supaya gigi tidak bergeser.

"Tindakan ini dinamakan preventif ortodontia, misalnya dengan penggunaan ring. Ring ini dipasang pada gigi yang seharusnya sudah tanggal, untuk mencegah pergeseran," kata ketua  Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), Prof. Dr. H. Eky S. Soeria Soemantri.

Menurut Eky tidak mengapa bila gigi susu yang tanggal menyimpang dari urutan. Namun penyimpangan inii tidak boleh luput dari perhatian dokter gigi.

Gigi yang akan tanggal, lanjut Eky, akan mengalami desakan pada akarnya dari benih gigi baru. Desakan akar dan kekuatan gigi susu tidak sama pada setiap anak, sehingga ada kemungkinan gigi lepas tidak sesuai urutan. Pada kondisi ini, tempat kosong tersebut bisa diisi benih gigi baru atau pergeseran gigi susu sekitarnya. Dengan gigi susu lama yang belum tanggal dan disusul gigi permanen yang sudah tumbuh, akibatnya gigi menjadi berjejal. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya gigi tonggos, gingsul, atau miring.

"Di sinilah pentingnya observasi. Kondisi tersebut bisa dicegah sejak dini. Pada anak koreksinya tidak perlu sampai menggunakan kawat gigi," kata Eky.

Urutan tumbuh-tanggal

Eky menjelaskan urutan tumbuh gigi susu, yang dimulai sejak usia anak 6 bulan. Urutan pertama adalah gigi seri tengah atas, yang disusul gigi yang sama untuk rahang bawah. Urutan selanjutnya makin ke belakang yaitu gigi seri samping kanan-kiri, untuk rahang atas dan bawah. Gigi selanjutnya adalah taring, yang diakhiri geraham untuk rahang atas dan bawah. Pertumbuhan gigi susu berakhir saat usia anak 4 tahun, dengan jumlah total 20 buah.

Gigi susu mulai tanggal saat usia anak 6-7 tahun, dan berakhir di usia 11-12 tahun. Eky mengatakan, urutan tanggal gigi susu berbeda pada rahang atas dan bawah. Untuk rahang atas urutannya adalah seri, geraham, dan taring. Sedangkan rahang bawah urutannya adalah seri, taring, dan geraham.

Yang patut diperhatikan, kata Eky, adalah gigi geraham paling belakang. Gigi ini baru muncul pada usia 6-7 tahun. Kebanyakan orangtua salah mengira gigi ini sebagai gigi susu, dan akan diganti. Padahal gigi ini bersifat permanen dan tidak ada gantinya bila rusak. "Gigi ini biasanya sudah rusak pada usia 8-9 tahun. Karena itu, bersihkanlah gigi susu sebelum terlambat," kata Eky. 

Rosmha Widiyani health.kompas