Pages

Subscribe:

Maniak Seks, Normalkah?

HASRAT dan gairah melakukan berhubungan intim pada setiap manusia tentunya berbeda. Di antara mereka, ada yang memiliki kecenderungan libido sangat tinggi sehingga keinginan untuk melakukan seks kerap timbul dan bahkan selalu membayangi setiap waktu. Tak heran bila mereka juga disebut gila seks atau disebut maniak seks.

Apakah seseorang yang doyan atau gila seks ini dapat dikategorikan tidak normal atau termasuk mengalami perilaku seks menyimpang? Sejauh mana tingginya hasrat seks ini akan mempengaruhi kecenderungan menjadi tidak normal?

Konsultan Seks Dr Bambang Sukamto, dalam acara "Sexy, Sex In the City" *, yang disiarkan Radio Sonora 92.0 FM menuturkan, seseorang yang doyan atau gila seks dapat dimasukkan dalam kategori kelainan atau perilaku seksual menyimpang bila yang menjadi pola sentral atau fokus dalam pikirannya hanyalah seks.

"Dia ingin melakukan aktivitas seksual, menyalurkan gairah seksualnya kapan saja, di mana saja, atau bahkan dengan siapa saja," ungkap Dr Bambang.

"Tapi bila orang dengan gairah sangat tinggi masih dapat menyalurkannya dengan benar dengan pasangan yang sah, itu oke-oke saja, sepanjang pasangannya bisa mengimbangi," lanjutnya.

Yang menjadi masalah, terang Bambang, bila tingginya gairah tersebut tidak dapat diimbangi oleh pasangannya yang berakibat sang istri atau suami akan mencari bantuan lain. "Nah inilah yang akan menjadi masalah," ujarnya.

Sebagai contoh kasus maniak seks, ada pendengar Sonora yang mengaku berhubungan seks 3-4 kali dalam seminggu, tetapi selain itu suami masih sering melakukan onani. Dr. Bambang menilai suami masih bisa dikatakaan normal sepanjang masturbasi atau onani yang dilakukan tidak menggantikan aktiivitas seks normal.

"Secara medis adalah onani atau masturbasi adalah cara yang normal dan aman untuk menyalurkan hasrat seks tinggi . Ini menjadi banyak pilihan bagi mereka yang masih lajang atau pun sudah menikah," ujarnya.

Onani sendiri, kata Bambang, tak dapat dikatakan sebagai kelainan seksual karena merupakan salah satu sarana penyaluran. Apalagi sebuah penelitian menyatakan 80 persen pria normal pernah melakukan onani.

Walau bagitu, onani menjadi tidak normal bila itu sudah merupakan suatu obsesi atau seseorang hanya terpuaskan dengan onani padahal penyaluran secara normal ada. "Jadi seseorang hanya akan merasa lebih nikmat dengan onani ketimbang dengan cara yang normal," tandasnya.