BERDASARKAN data International for Research on Center (IARC), 1 dari 600 anak di dunia akan menderita kanker sebelum umur 16 tahun. Memang, besarnya angka anak penderita kanker berkisar antara 1%-3% dari jumlah keseluruhan penderita kanker, namun dokter spesialis kanker anak dari RSCM, dr. Maria Abdulsalam, Sp.A(K) mengatakan keberhasilan pengobatan terhadap kanker anak relatif tinggi jika diobati mulai dari stadium dini.
Maria menjelaskan angka harapan hidup bebas kanker pada anak pada stadium awal mencapai angka 90% sedangkan pada stadium lanjut hanya sekitar 20%-40%.
“Anak itu masih tumbuh dan berkembang. Jadi kalau sejak dini sudah ditangani, kemungkinan untuk sembuh itu sangat besar. Tapi di bagian anak RSCM saja, penderita yang datang dengan stadium lanjut itu lebih dari 60%,” ujar Maria dalam Seminar Kanker Anak yang diadakan oleh Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) di Kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) Jakarta, Rabu (26/3).
Kanker pada anak sendiri dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik adalah faktor bawaan dari keluarga ayah atau ibu yang pernah memiliki riwayat kanker. Faktor lingkungan adalah faktor eksternal yang menimbulkan potensi kanker, seperti pengaruh bahan kimia, sinar radiasi, pemakaian obat, infeksi virus dan makanan.
“Untuk faktor lingkungan, ini dapat kita kendalikan. Misalnya, hindari makanan-makanan yang mengandung banyak zat warna. Itu kan sering menarik anak kita ya, karena warna-warnanya sangat menarik,” tambah Maria. spesialis kanker anak dari RSCM, dr. Maria Abdulsalam, Sp.A(K)
Menurut Maria pula, jenis kanker yang paling sering diderita oleh anak adalah kanker darah (leukimia), kanker usus, kanker otak, kanker mata (retinablastomata) dan kanker saraf.
“Kanker yang paling banyak diderita oleh anak itu leukimia, itu mencapai 60%-75% dari keseluruhan kasus. Berikutnya kanker usus, kanker otak, retinablastomata dan kanker saraf,” katanya.
Untuk itu, Maria mengatakan perlu kewaspadaan dari orang tua terhadap perubahan yang terjadi pada anak dan segera pergi ke dokter untuk mengkonsultasikannya.
“Pikirkan kanker kalau melihat atau meraba benjolan pada tubuh anak. Tidak semua benjolan itu kanker. Lalu kalau meraba benjolan, langsung saja ke dokter. Jangan ditekan-tekan, nanti bisa menyebar, dari stadium 1 malah jadi stadium 2,” kata Maria mengenai kiat awal untuk mendeteksi kanker pada anak.