Selain Virus Korona, Waspadai Diabetes Pada Calon Jemaah Haji
Penyelenggaraan haji tahun ini mengalami beberapa perubahan. Selain dilakukan pengurangan kuota jemaah dan persiapan untuk mencegah penyakit virus korona, Kemenkes RI juga tetap tak ingin sepelekan penyakit kronik lain, termasuk diabetes.
Jumlah penyandang diabetes di Indonesia diketahui cukup tinggi, oleh sebab itu pemerintah Indonesia dalam hal ini khususnya Kemenkes RI merasa tetap perlu dilakukan berbagai persiapan untuk mencegah timbulnya hal yang tak diinginkan pada calon jemaah haji.
"Jangan ribut virus korona saja, padahal belum terlalu jelas, tapi ini (diabetes) jelas," papar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama. Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE, dalam peluncuran 'Blueprint for Change', yang diselenggarakan di Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Untuk penanganan calon jemaah haji, dipaparkan oleh Prof Tjandra bahwa Kemenkes RI sudah melakukan beberapa hal, antara lain:
1. Melakukan pemeriksaan pada calon jemaah haji
Untuk menentukan seorang jemaah haji fit atau tidak, ada beberapa proses yang harus dilalui. Pemeriksaan pertama dilakukan di Puskesmas; yang kedua dilakukan bersamaan dengan vaksinasi meningitis untuk mendapat sertifikasi ICV (International Certificate of Vaccination); dan ketiga saat di embarkasi.
Dari hasil pemeriksaan tersebut akan diketahui apa saja penyakit yang ada pada orang tersebut dan akan ditanggulangi sebisa mungkin sebelum ia berangkat haji. Namun bila jemaah tersebut diketahui memiliki penyakit parah dan tak terkontrol, maka ia dilarang berangkat.
2. Meningkatkan pengetahuan para petugas kesehatan haji
"Karena kita sudah tahu di sana risikonya tinggi maka petugas kesehatan haji akan diberi pengetahuan lebih tentang diabetes melitus," ujar Prof Tjandra.
Dengan dilakukan peningkatan pengetahuan ini, diharapkan pelayanan petugas kesehatan haji terkait penanganan penyakit diabetes juga akan semakin baik dan terpercaya.
3. Melengkapi alat-alat pemeriksaan diabetes
Pemeriksaan dan penanggulangan sesaat akan dilengkapi di Balai Pengobatan Haji Indonesia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan agar tidak ada calon jemaah haji yang tidak tertangani selama melakukan ibadah di Arab Saudi.
"Sebenarnya lebih awal akan lebih baik, artinya mereka bisa membawa obat masing-masing dari Indonesia jika memang ada. Dengan ini diharapkan diabetes bisa terkontrol dengan baik sejak di Indonesia dan tidak akan menjadi masalah saat tiba di sana," ujar Prof Tjandra.
Kondisi Arab Saudi diingatkan oleh Prof Tjandra saat ini cukup berat, baik karena suhunya yang tinggi dan juga karena sedang ada perbaikan di Masjidil Haram. Oleh sebab itu, kerumunan orang juga diperkirakan cukup tinggi dan berpengaruh terhadap kondisi fisik calon jemaah haji.(vit/vit)
Ajeng Annastasia Kinanti - detikHealth