Pages

Subscribe:

Pria, Cermati Kesehatan Seksualmu!

Seperti halnya wanita, pria pun memiliki berbagai masalah kesehatan khas yang harus mereka hadapi. Terlebih, ada faktor-faktor yang membuat kehidupan pria pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit, seperti kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, jarang melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, mengabaikan gejala gangguan kesehatan, malas berkonsultasi ke dokter, dan lain sebagainya.

Beberapa keluhan yang sering dirasakan kaum pria diantaranya kehilangan gairah seksual dan sering merasa lemah, problema seksual seperti disfungsi ereksi dan ejakulasi dini, infertilitas dan gangguan buang air kecil.

Timbulnya masalah-masalah tersebut tentu mengganggu performa dan menurunkan kualitas hidup pria. Berbagai aspek seputar kesehatan pria dan penanganannya terungkap dalam sebuah seminar bertajuk Mengembalikan Kesempurnaan Pria yang diadakan di Rumah Sakit ASRI pekan lalu.

Bagi pria usia produktif, kesehatan seksual merupakan hal vital. Gangguan seksual dapat secara langsung berdampak pada kualitas hidup, rasa percaya diri, dan hubungan dengan pasangan.

“Disfungsi ereksi dan ejakulasi dini seringkali dianggap wajar karena kelelahan, stres karena pekerjaan, dan faktor lainnya. Padahal, keduanya bisa jadi merupakan suatu indikasi adanya penyakit yang lebih serius seperti diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, darah tinggi, dan bahkan penyakit jantung,” kata Dr. Ponco Birowo, SpU.

Masalah lain yang juga banyak dihadapi oleh pasangan muda adalah sulitnya mendapatkan keturunan. Meski pandangan umum masih menganggap infertilitas sebagai domain wanita, pria juga sebenarnya memiliki peranan yang sama besar. Apalagi pemeriksaan untuk mendeteksi adanya gangguan kesuburan pria jauh lebih murah, mudah, dan tidak menyakitkan.

Seiring dengan meningkatnnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia, sebuah sindroma yang disebut andropause yang timbul bersamaan dengan bertambahnya umur pada pria pun akan semakin banyak ditemui.

Namun, tidak jelasnya fase peralihan menuju masa andropause menyebabkan sulitnya kondisi ini diidentifikasi oleh dokter, terlebih masyarakat awam. Prof.DR.Dr. Akmal Taher, SpU(K) menyatakan, “Justru pasangan atau lingkunganlah yang sering mengeluhkan perubahan perilaku dari seorang pria. Pria andropause jadi lebih mudah marah, kurang bergairah, sulit tidur, mudah terbangun di malam hari, serta berbagai keluhan lainnya yang biasanya tidak disadari oleh penderita.”

Sebuah gangguan kesehatan lainnya yang justru paling banyak ditemui dalam bidang urologi adalah batu saluran kemih. Seringkali penyakit ini datang tanpa keluhan sehingga pasien lambat terdiagnosa dan terjadi komplikasi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa pembengkakan ginjal, penurunan fungsi ginjal, hingga gagal ginjal. Sebaliknya, pasien dapat merasakan nyeri yang sangat dan hilang timbul, mual, dan muntah (kolik) apabila terjadi sumbatan yang mendadak, pada saat komplikasi belum terjadi.

“Keluhan yang dialami penderita batu saluran kemih tidak berkorelasi derajat beratnya kerusakan ginjal, sehingga untuk mendeteksi adanya batu pada saluran kemih, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Berbagai pilihan pengobatan di antaranya berupa obat untuk mengeluarkan batu, tindakan non-invasive (ESWL), minimal invasive (PcNL untuk batu ginjal dan URS untuk batu ureter), dan operasi terbuka sebagai pilihan terakhir,”kata Dr. Nur Rasyid, SpU.

Untuk itu, sebuah rumah sakit hendaknya mempunyai pelayanan yang paripurna sehingga dapat memberikan penatalaksanaan sesuai dengan standar tertinggi berdasarkan Panduan Penatalaksanaan Batu Saluran Kemih yang dianut oleh institusi seperti Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), European Association of Urology (EAU), maupun American Urological Association (AUA).

Rumah Sakit Asri menyediakan layanan urologi terpadu dengan didukung peralatan berteknologi mutakhir yang menjadikan rumah sakit ini sebagai Center of Urology. Selain itu, untuk menangani masalah kesehatan pria lainnya seperti infertilitas dan gangguan seksual, terdapat Pusat Fertilitas yang menggabungkan layanan obstetri-ginekologi bagi wanita dan urologi bagi pria dengan fasilitas diagnostik dan penatalaksanaan yang lengkap serta tim dokter ahli yang berpengalaman.

Awas, Laki-laki Tak Bersunat Berisiko Kanker Penis!

Sunat dikatakan dapat membantu mengurangi risiko seperti penyakit menular seksual. Namun ternyata tak hanya itu. Sunat juga mengurangi risiko terkena kanker penis. Dengan kata lain, para pria yang tidak sunat berisiko terkena kanker penis.

Demikian diungkap Urolog Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais Jakarta Dr Rachmat B Santoso saat dihubungi melalui telepon, Jumat (15/5). “Penyebabnya adalah infeksi kronis pada orang yang tidak cirkumsisi (sunat),” kata Rachmat. Laki-laki yang juga berisiko adalah mereka yang pernah menderita herpes genitalis.

Persoalan utamanya adalah tidak higienisnya alat kelamin laki-laki karena kepalanya tidak terbuka. Kebersihan daerah di bawah kulit depan glans penis tidak terjamin kalau tidak sunat.

Gejala yang dijumpai pada orang yang kena kanker penis adalah adanya luka pada penis, luka terbuka pada penis, dan merasa nyeri pada penis bahkan terjadi pendarahan dari penis. Biasanya ini terjadi pada stadium lanjut. Ciri lain adalah tampak luka yang menyerupai jerawat atau kutil pada penis.

Pengobatan kanker penis bervariasi, tergantung kepada lokasi dan beratnya tumor. Cara pertama adalah penektomi atau pemotongan, bisa sebagian bisa juga total. Rachmat mengilustrasikan, jika panjang penis 10 sentimeter dan yang terkena kanker hanya ujung penisnya maka yang panjang penis yang dipotong 2-3 sentimeter. “Tapi, jika yang kena kanker tiga perempat panjang penis, apa boleh buat penisnya harus dipotong habis,” katanya. Cara yang lain bisa berupa kemoterapi dan terapi penyinaran.

Rachmat mengingatkan, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh oleh para lelaki. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, kanker penis banyak menyerang usia produktif, 30 tahun sampai 50 tahun.

Meski tidak banyak menyerang pria, dalam setahun hanya ada 2-3 orang yang datang ke RS Dharmais, Anda, para pria harus hati-hati. “Tidak signifikan memang, tetapi sangat mengganggu integritas karena menyangkut kelaki-lakian seseorang,” pungkasnya.

Libido Wanita Mudah Anjlok, Pria Lebih Konsisten

GAIRAH seks perempuan langsung bangkit begitu berada dalam suasana yang aman. Tapi setelah empat tahun menikah atau berpacaran atau kumpul kebo, dorongan seksual wanita menurun.

Berdasarkan penelitian, hanya kurang dari separuh wanita berusia 30 tahun yang menginginkan seks secara reguler. Sementara itu, libido laki-laki tak terpengaruh oleh lamanya relationship, termasuk dalam pernikahan.

Jurnal Human Nature yang terbit pekan ini menyebutkan bahwa perbedaan ini merupakan bagian dari bagaimana manusia mengalami evoluasi. Seorang lelaki memiliki libido yang stabil bisa jadi disebabkan oleh persaingan sifat dengan sesama lelaki untuk sama-sama melindungi perempuan.

Para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Hamburg Eppendorf telah mewawancarai 530 pria dan wanita untuk penelitian ini. Hasilnya, 60 persen dari perempuan berusia 30-an tahun menginginkan hubungan seks lebih sering pada awal-awal perkenalan (pernikahan). Tapi dalam masa empat tahun, angka tersebut cenderung menurun hingga di bawah 50 persen.

Untuk kaum Adam, tingkat wanting regular sex bertahan pada angka 60-80 persen. Mereka tak terpengaruh lamanya pacaran atau pernikahan.

Satu hal lagi yang sangat menonjol dari penelitian ini adalah faktor kelembutan (tenderness) bagi perempuan. Sekitar 90 persen perempuan menginginkan kelembutan dari pasangannya, baik pada awal-awal pernikahan atau pacaran hingga akhir hayatnya. Sebaliknya, hanya 25 persen lelaki menginginkan kelembutan. Itu pun dalam kurun waktu 10 tahun menikah/pacaran.

Dr Dietrich Klusmann yang memimpin penelitian ini yakin bahwa perbedaan seksual ini merupakan bagian dari evoluasi manusia. ”Untuk laki-laki, alasan konsisten dalam seks adalah keinginannya untuk selalu melindungi pasangan dari godaan lelaki lain,” katanya.

Di akhir penjelasannya, dr Dietrich bilang bahwa perempuan mengalami evolusi sedemikian rupa sehingga memiliki dorongan seksual tinggi justru ketika mereka baru berkenalan. Mengapa begitu? Ini merupakan tahap awal untuk membentuk apa yang disebut pair bond atau perikatan dengan pasangannya. Nah, ketika hubungan sudah mulai cair, libido perempuan turun.

Ia menambahkan bahwa studi tentang tingkah laku binatang memberikan gambaran bagaimana perempuan saat itu mengalihkan pandangan ke lelaki lain atau pria idaman lain (PIL). Ini untuk mengamankan kombinasi genetiknya.

Kemungkinan lain, perempuan membatasi hasrat seksual justru untuk menggoda atau memancing gairah pasangannya.

Seks Terganggu, Jangan Saling Menyalahkan!

Gangguan seksual bisa terjadi pada pria dan wanita, sebabnya bisa fisik, bisa psikis. Menyelesaikan secara bersama tanpa saling menyalahkan merupakan kunci penyelesaian.

Karena itu, bila ada masalah seksual, sebaiknya dikomunikasikan dengan pasangan agar satu sama lain bisa saling memahami.

"Jangan menyalahkan pasangan yang pada awalnya merupakan penyebab masalah tersebut, kata dr. Putu G Kayika, Staf Pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo di Jakarta, Sabtu (14/3).

Pada pria, gangguan seksual yang terjadi antara lain rendahnya dorongan seksual, disfungsi ereksi, gangguan ejakulasi baik ejakulasi dini maupun ejakulasi terhambat, serta gangguan orgasme.

Pada perempuan, masalah seksual yang dialami antara lain gangguan dorongan seksual, gangguan bangkitan seksual atau sulit terangsang, gangguan orgasme, dan gangguan sakit seksual atau rasa nyeri pada organ intim saat berhubungan intim.

Putu menyarankan agar pasangan suami-istri yang mengalami gangguan seksual tidak membiarkan masalah itu berlarut-larut, berharap akan hilang atau sembuh dengan sendirinya.

"Jangan lakukan cara atau pengobatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jadi, bila menemui masalah seksual, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahlinya," ujarnya menegaskan.

Orgasme, Bikin Wanita Makin Sehat!

Anda, para wanita yang kerap melakukan hubungan seksual, dikatakan lebih sehat atau tidak mudah sakit. Bahkan karier pun bakal menanjak karenanya.

"Ada syaratnya, tentu saja," kata psikolog, Lisa Turner. Anda harus benar-benar mengalami orgasme. Orgasme yang tepat, kata Lisa, akan meningkatkan energi Anda.

Sayang, sebuah penelitian menunjukkan, 28 persen wanita jarang atau bahkan tidak pernah mengalami orgasme (full orgasm). Padahal, lanjut Lisa, orgasme akan membantu meningkatnya kesehatan dan konsentrasi Anda. Akibatnya, performa bekerja menjadi makin baik.

Lisa yakin "Anda akan merasakan makin sehat dan berenergi." Lisa yang juga mengajar tentang perihal "Cinta" mengatakan, setidaknya ada empat tipe orgasme.

Orgasme klitoral
Di masa lalu, kita tidak tahu bahwa wanita butuh stimulasi klitoris agar mencapai orgasme. Sekarang, rangsangan atas organ ini sering kali digunakan agar wanita mencapai orgasme.

Orgasme vaginal
Tipe ini melibatkan area yang disebut G-spot dan bagian-bagian sensitif lainnya yang berada di dalam vagina. Orgasme ini sangat berbeda dan secara fisik bisa terasa makin intens tergantung kemampuan pasangan memainkan perannya. Tapi yang jelas, saat Anda mencapainya, energi Anda bukannya menurun, malahan meningkat.

Orgasme multipel
Saat satu serial hubungan seksual berlangsung Anda mendapatkan dan merasai puncak-puncak kenikmatan (orgasme) beberapa kali seperti untaian mutiara yang berjejer, itulah yang disebut multipel orgasme.

Orgasme seluruh tubuh
Memang sangat jarang dialami sebagian besar wanita. Bukan karena sulit dicapai. Dengan latihan yang tepat, wanita, bahkan pria, dapat merasakannya. Kata Lisa, ini dapat berlangsung hingga 30 menit, meski beberapa menit juga bisa.

Yang penting untuk diingat, kata Lisa, trauma masa lalu dan ketidakmampuan kita untuk melepas segala pikiran tentang pekerjaan, hubungan dengan teman, keluarga, dan masalah lain menjadi hambatan paling berarti untuk mencapai orgasme. Karena itu, lepaskanlah dan nikmatilah hingga Anda betul-betul orgasme.

Makin Tua Usia, Sperma Makin Tak Berkualitas

SETIAP pria bakal infertil saat usianya mencapai 60 jika faktor-faktor penyebabnya tak segera ditangani. Demikian peringatan yang diberikan para ahli.

Dr. Fernando Marina dari Spanyol mengklaim, bahan-bahan kimia buatan manusia seperti pestisida, daging dan plastik sangat berpengaruh atas menurunnya kadar hormon pria. Mereka semua merusak dan menurunkan kualitas hormon.

Sejumlah sperma sehat yang diteliti dikatakan, rata-rata akan menurun kualitasnya dari 63 persen hingga 42 persen dalam tiga puluh tahun. "Ini masalah sangat serius," jelas Marina.

5 Besar Alasan Melewatkan Seks

LELAH merupakan alasan yang kerap muncul bagi seseorang yang melakukan aktivitas hubungan seksual secara cepat bahkan melewatkannya. Demikian sebuah poling baru menyebutkan.

National Research Center Amerika Serikat Januari lalu melakukan poling lewat telepon yang melibatkan 1.000 orang dewasa usia antara 18 dan 75 tahun. Sekitar 52 persen di antaranya wanita. Kebanyakan peserta, 57 persen menikah atau hidup bersama dengan pasangan dan 48 persen anak-anak muda di bawah usia 18 tahun yang tinggal di rumah.

Kebanyakan peserta poling, atau sekitar 81 persen, menyatakan bahwa kadang-kadang mereka menghindari seks tahun lalu. Inilah lima besar alasan kenapa mereka tidak nge-seks dengan catatan ada beberapa dari mereka yang memilih lebih dari satu alasan kenapa tidak melakukan seks.

1. Terlalu lelah atau tidak tidur : 53 persen.
2. Tidak enak badan : 49 persen.
3. Tidak mood : 40 persen.
4. Lebih mendahulukan anak-anak dan/atau hewan peliharaan : 30 persen.
5. Kerja : 29 persen.

Yang menarik, persoalan ekonomi bukanlah alasan untuk tidak nge-seks. dari 595 partisipan yang dilaporkan aktif secara seksual di tahun 2008, 78 persen mengatakan bahwa persoalan ekonomi tidak memengaruhi seberapa sering mereka nge-seks.

Beberapa temuan dalam survei ini :
1. Sebanyak 45 persen peserta yang aktif secara seksual menyatakan bahwa mereka pernah merencanakan waktu tertentu untuk nge-seks dengan pasangannya. Namun, hanya 7 persen yang menulisnya di kalender atau PDA.
2. Sebanyak 56 persen pria mengatakan bahwa mereka berpikir soal seks setiap harinya, dibanding wanita hanya 19 persen.
3. Mereka yang kondisi badannya tidak bagus justru cenderung ingin nge-seks daripada mereka yang sehat, yang hanya senang berfantasi soal seks.
4. Orangtua yang anaknya masih di bawah 18 tahun dilaporkan lebih suka nge-seks dibanding mereka yang tidak tinggal bersama anak-anak di tahun 2008.

Kecewa karena Suami Tak Bisa Membuat Orgasme

Konsultasi dengan pakar seksologi Prof.Dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And

"Terus terang, saya sering membandingkan mantan suami dengan suami sekarang. Dulu, dengan almarhum, saya selalu merasakan orgasme beberapa kali. Jadi setiap berhubungan, saya merasa puas. Sebaliknya, dengan suami sekarang, saya jarang sekali bisa orgasme.

Saya tidak berani menyampaikan ini, takut dia tersinggung. Setahun menikah, saya hanya dua kali orgasme. Saya terganggu dengan keadaan ini. Kini saya malas dan tak ingin berhubungan. Keadaan ini membuat suami kadang jengkel.

Mengapa dengan almarhum saya selalu bisa orgasme, bahkan hingga beberapa kali, tetapi dengan suami sekarang tidak? Almarhum ataukah saya yang sekarang mengalami gangguan? Bagaimana caranya agar saya bisa puas lagi seperti dulu?"

I N, Jakarta

Hambatan pada Suami
Kualitas hubungan seksual ditentukan oleh fungsi seksual kedua pihak sebagai satu pasangan. Kalau fungsi seksual salah satu pihak terganggu atau tidak optimal, pasangan juga akan merasa terganggu. Jadi, kalau seseorang mengalami suatu gangguan fungsi seksual, mungkin penyebabnya pasangan yang mengalami gangguan fungsi seksual.

Ada banyak penyebab yang memengaruhi fungsi seksual seseorang, yang pada dasarnya dibagi atas dua kelompok, yaitu faktor fisik dan psikis. Penyebab fisik misalnya penyakit tertentu, kadar hormon menurun, dan gaya hidup tidak sehat. Penyebab psikis antara lain kejenuhan, kekecewaan, stres, dan komunikasi yang terhambat.

Jadi kalau Anda dengan suami sekarang hampir tidak pernah orgasme, sedangkan dengan suami dulu selalu merasakan, berarti ada sesuatu yang menghambat. Hambatan ini tampaknya berasal dari suami. Masalahnya, hambatan apa yang mengganggu Anda.

Untuk mengetahui, mungkin Anda dapat mengevaluasi apa yang Anda alami atau rasakan bersama suami, khususnya ketika melakukan hubungan seksual. Beberapa hal yang perlu Anda pikirkan adalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana komunikasi Anda dan suami? Adakah hambatan dalam berkomunikasi sehari-hari? Kedua, adakah masalah yang secara psikis menghambat Anda ketika berhubungan seksual? Adakah sikap suami yang Anda rasakan tidak menyenangkan?

Ketiga, bagaimana fungsi seksual suami, khususnya ereksinya dan kemampuan mengontrol ejakulasi agar tidak cepat terjadi? Keempat, apakah posisi hubungan seksual terasa nyaman bagi Anda sehingga cukup menerima rangsangan? Kalau terjadi salah satu atau lebih hal di atas, itulah yang menjadi penyebab Anda tidak orgasme. Dengan demikian, bukan hal yang aneh kalau suami Anda dulu mampu memberikan kepuasan seksual kepada Anda, walaupun usianya lebih tua daripada suami sekarang. Dengan suami dulu, boleh jadi tidak terjadi hambatan seperti di atas.

Jadi untuk mengatasi masalah Anda, cobalah ketahui dulu apa penyebabnya. Selanjutnya penyebab itu diatasi bersama. Namun, kalau ingin memberikan pengobatan secara profesional, ya Anda dan suami harus berkonsultasi dengan tenaga ahli. Sebagai contoh, kalau penyebabnya karena suami mengalami gangguan ereksi atau ejakulasinya terlampau cepat, suami harus mendapat pengobatan.

Seks, Tak Hanya untuk Berkreasi

Selain membuat keturunan (kreasi), seks juga dilakukan demi (rekreasi) kesenangan, kenikmatan, kepuasan dan mempererat hubungan suami istri.

Karenanya seks punya arti khusus dalam perkawinan, yakni sebagai bentuk komunikasi yang paling dalam. Suami maupun istri harus menyesuaikan dengan kepentingan seks pasangan.

Jangan sampai seks justru berakibat buruk secara fisik maupun psikis. "Banyak masalah suami-istri berawal dari masalah seksual, sehingga menimbulkan ketegangan perkawinan, bahkan perceraian," kata dr. Putu G Kayika,Staf Pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo di Jakarta.

Sebaliknya, seks di luar perkawinan akan menimbulkan dampak buruk terhadap fisik pelakunya seperti kehamilan tidak diinginkan dan penularan penyakit akibat hubungan seksual.

Bahkan secara psikis, hubungan intim di luar pernikahan juga mengakibatkan ketidakpuasan secara emosional, perasaan cemas, takut dan rasa bersalah yang merupakan gejala psikosomatik.

Karena itu, hubungan intim seksual harus disepakati bersama oleh kedua belah pihak, menyenangkan bagi kedua pihak, dilakukan secara sehat sehingga tidak berakibat buruk bagi kedua pihak, kata Putu.

Tidak Haid = Tak Bergairah?

Konsultasi dengan Prof.Dr.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And

"Saya pemuda berumur 30 tahun, berencana menikah dengan pacar yang usianya 28 tahun. Kami sudah pacaran selama dua tahun. Selama pacaran kami tidak pernah melakukan hubungan seksual karena pacar tidak mau. Dia bilang, hanya mau melakukan hubungan seks setelah menikah.

Masalahnya, kalau saya mencium atau memeluk pacar, sepertinya dia biasa saja, tidak bergairah. Berbeda dengan pacar saya yang pertama, yang kelihatan bergairah. Saya khawatir dia frigid. Apa itu karena dia tidak pernah mengalami haid? Saya baru tahu beberapa minggu lalu kalau pacar tidak pernah haid sama sekali. Itu pun secara kebetulan, waktu kami berbicara tentang haid pada gadis remaja.

Mohon penjelasan, apa akibatnya kalau wanita tidak pernah haid seperti pacar saya? Apa karena tidak pernah haid, pacar jadi tidak bergairah kalau saya menciumnya? Apa itu yang namanya frigid? Mengapa pacar saya tidak pernah haid? Apakah itu normal?"

B.K., Manado

Kalau sejak awal pacar Anda tidak pernah mengalami menstruasi, tentu dia tidak normal dalam fungsi reproduksinya. Mungkin juga kemudian terjadi gangguan pada fungsi seksualnya.
Tidak terjadinya menstruasi sejak awal menunjukkan bahwa fungsi hormon seksnya tidak
normal. Namun, untuk mengetahui mengapa fungsi hormonnya tidak normal, diperlukan pemeriksaan yang lengkap.

Tidak terjadinya menstruasi dikaitkan juga dengan perkembangan kelamin dan tanda seksual sekunder lainnya. Jadi harus diperiksa bagaimana perkembangan kelamin luar dan dalamnya, rambut kelamin, dan payudara. Selain itu juga berkaitan dengan fungsi seksual, termasuk dorongan seksual dan reaksi seksualnya terhadap rangsangan seksual yang dia rasakan.

Tentu diperlukan juga pemeriksaan kadar hormon di laboratorium, terutama hormon estrogen, progesteron, testosteron. Pemeriksaan hormon lain mungkin diperlukan juga, misalnya tiroid. Reaksinya yang seperti tidak bergairah, mungkin saja berkaitan dengan gangguan hormon yang terjadi, khususnya hormon testosteron.

Saya juga ingin meluruskan, tidak ada istilah frigid sebenarnya. Jadi jangan sampai istilah yang populer tetapi salah ini mengganggu Anda, termasuk dalam hubungan pribadi dengan pacar Anda.

Berdasarkan pemeriksaan, dapat diketahui apa penyebabnya dan bagaimana pengobatannya. Soal apakah pengobatan memberikan hasil atau tidak, sangat tergantung pada apa penyebabnya.

Saya sarankan pacar Anda segera berkonsultasi lebih jauh untuk mendapat pemeriksaan yang lengkap. Tanpa pemeriksaan lengkap, dokter tidak mungkin dapat memberikan pengobatan yang benar.

Kurang Testosteron dan Sindroma Metabolik Pun Bikin Disfungsi Ereksi

Selain penyakit kardiovaskular, disfungsi ereksi (DE) atau ketidakmampuan seorang pria mencapai dan atau mempertahankan ereksi untuk sanggama yang memuaskan juga disebabkan oleh kekurangan testosteron atau testosterone deficiency syndorme (TDS) dan sindroma metabolik (metabolic syndrome).

Demikian dikatakan oleh Androlog Nugroho Setiawan di Jakarta, Kamis (18/2). "Metabolic syndrome menyangkut penyakit jantung, hipertensi, diabetes, depresi, testoterone deficiency syndrome, dan kolesterol tinggi," kata Nogroho.

Ia menjelaskan, mereka yang terkena penyakit jantung berisiko dua kali terkena DE, hipertensi 1,5-2 kali, diabetes 3-4 kali, depresi, 2-3,5 kali, TDS 1,5-2 kali, dan kolesterol tinggi sebanyak 4 kali.

Menurut Nugroho, TDS merupakan keadaan ketika produksi testosteron dari testis tidak cukup. Berkurangnya hormon ini akan mengakibatkan terganggunya metabolisme, disregulasi insulin (tingkat kadar gula darah abnormal), kolesterol tinggi serta hipertensi. Pada akhirnya akan mengarah pada penyakit diabetes melitus dan jantung.

"Testosteron sendiri terdiri dari: testosteron terikat globulin atau SHBG (60 persen), testosteron terikat albumin (38 persen), dan testosteron bebas (2 persen), yang aktif adalah albumin dan bebas," ugkap Nugroho. Menurutnya dengan bertambahnya usia, testosteron aktif semakin menurun, sedangkan SHBG semakin tinggi. Akibatnya, seseorang akan semakin berisiko terkena TDS.

Nugoroho menambahkan bahwa testosteron sendiri merupakan hormon seks pria yang paling penting. Bagi orang dewasa, hormon ini berperan penting untuk meningkatkan gairah seksual, pembentukan otot dan pengurangan massa lemak dan menaikkan vitalitas.

Obat Tradisional DBD

DAUN ULAR...... obat DBD paling ampuh.

.
Oleh omri - 26 Februari 2009

.

Ini jelas iklan.. dan kalau sampai masuk ke blog ini, berarti sang redaktur mengizinkan. Masalahnya yang satu ini ndak ada dijual, tapi cukup gampangdidapat, nyari sendiri dan murah. Jadi iklannya ndak mempromosikan produkobat dan ndak butuh POM untuk melegalisir.

.

Obat DBD, demam berdarah dengue yang paling top dan ampuh saat ini, danperlu dimasyarakatkan adalah Daun ULAR, alias Daun UBI JALAR. Ambil pucukdaun ubi jalar sebanyak porsi ikatan sayuran, rebus dengan seliter airselama lebih dari 5 menit [godok 1 jam juga bisa]. Minum sebagai penggantiair minum, berarti sekitar seliter sehari. Ubi jalar ya Bung, bukan daunsingkong. Ubi Jalar. Makanya saya pendekin jadi DAUN ULAR, bir pade inget,karena sudah beberapa teman jadi kekenyangan makan daun singkong.

.

Resep ini sudah saya coba beberapa kali. Ponakan kena DBD, trombosit turun ke 80 ribu, sehari diberi rebusan daun ular, langsung naik diatas 150 ribu. Rumah sakit pada marah, kehilangan pasien. hehehe..

.

Beberapa teman juga saya sudah suruh coba, ampuh Boss. Isteri saya 3 minggulewat di "vonis" DBD oleh dokter, tanpa lihat hasil labnya, langsung sayakasih daun ular kita, besoknya test lagi Trombositnya jadi 396. Gila, maximumnya biasanya 400 ribu. Ternyata waktu dibilang DBD, trombosit istri saya masih 150 ribu. Hebat tenan. Resep ini dari mana? Dari teman di Philippine, dan sedang populer sekali disana dan beberapa kali menjadi topik seminar kesehatan disana. Untuk lebih afdolnya anda googling saja "comote" atau "kamote", begitu bahasa sononya, supaya ndak merasa dikadali... Jangan googling nya "daun ular", yang keluar nanti gambar kobra ngantuk.. hehehe.

.

Selamat mencoba dan tolong diterusin ke tetangga dong. Ini murah meriah dan HEBAT. Effek sampingan mestinya nggak ada, karena daun ini biasa juga dibikin jadi sayur dikampung oweh atau paling nggak dibikin menjadi makanan ternak..


Seks Manis, Keluarga Harmonis

Dalam perkawinan, seks punya arti khusus sebagai bentuk komunikasi paling dalam. Karena itu, seks akan makin indah bila dinikmati dan memberi kepuasan bersama.

Hubungan intim karenanya harus disepakati bersama oleh kedua belah pihak, menyenangkan bagi kedua pihak, serta sehat dan tidak menimbulkan akibat buruk bagi kedua belah pihak.

"Masing-masing perlu memahami dan mengerti siklus respons seksual yang diawali dengan fase rangsangan, datar, hingga akhirnya mencapai orgasme," ujar dr Putu G Kayika, Staf Pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo di Jakarta, Sabtu (14/3).

Perilaku seksual, kata Putu, dipengaruhi oleh seberapa besar dorongan seksual setiap pasangan, nilai sosial budaya dan moral, pengetahuan seksual dan fungsi seksual.

Tabu membahas soal seks pada sebagian masyarakat menyebabkan banyak pasangan tidak tahu bagaimana seks yang sehat dalam perkawinan. Informasi seputar seks penting diketahui setiap pasangan seperti seberapa sering berhubungan intim, kapan sebaiknya, bagaimana tahu orgasme, variasi posisi berhubungan intim, oral dan anal seks, apakah istri boleh aktif, dan bagaimana seks saat hamil. Demikian kata Putu Kayika.

Untuk itu, bila ada masalah seksual, sebaiknya didiskusikan bersama. Komunikasi yang baik agar masing-masing memahami masalah yang dihadapi menjadi kunci penyelesaian masalah.

"Jangan menyalahkan pasangan yang pada awalnya merupakan penyebab masalah tersebut," kata Putu Kayika menambahkan.

Yang paling penting, kata Putu, tidak membiarkan masalah berlarut bila ada gangguan seksual dalam perkawinan, berharap akan hilang dengan sendirinya.

"Jangan lakukan cara atau pengobatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jadi, bila menemui masalah seksual, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahlinya," ujarnya.