Banyak pria menyalurkan hasrat seksualnya melalui masturbasi. Meski begitu, banyak mitos yang beredar soal masturbasi. Cari tahu mana yang benar.
1. Masturbasi sangat normal
Para pria kerap berpikir telah melakukan cara "aneh" saat beronani, padahal tidak. "Setiap pria punya cara masturbasi. Ada yang pakai tangan, menggosokkan kelamin ke suatu benda, perlu alat bantu seks, memakai pakaian khusus, berfantasi, melihat buku/majalah, bahkan sambil bercermin," kata Martha Cornog, penulis The Big Book of Masturbation.
2. Masturbasi sangat aman, meski tidak seluruhnya
Masturbasi memang tidak menularkan penyakit seksual, tetapi bukan jaminan aman juga. Masturbasi yang kasar, kulit penis bisa iritasi. Kebiasaan masturbasi sambil telungkup, dengan bantal, atau karpet di bawahnya, bisa mencederai saluran kemih. Ini bisa membuat keluarnya urine seperti menyembur dan sulit dikontrol.
Barbara Bartlik, MD, psikiater dan terapis seks di New York, AS, menyatakan dalam situs webMD, ia pernah menangani pasien yang harus berkemih sambil duduk gara-gara sering bermasturbasi sambil telungkup.
3. Seks sendiri bisa memberi tenaga super
Melakukan seks sendiri bisa membuat pria lebih mampu merespons rangsangan seksualnya sendiri, apa yang terasa enak dan tidak enak baginya. Dengan begitu, pria akan lebih baik dalam menjelaskan kepada pasangannya bagaimana dia ingin disentuh.
Memang, sejumlah pria menjadi terobsesi dengan seks sendiri, sehingga kehilangan minat untuk bermesraan dengan pasangan. Kondisi ini bisa melukai perasaan pasangan dan hubungan bisa kacau.
4. Berisiko kanker prostat
Studi tahun 2004 yang dipublikasikan dalam The Journal of the American Medical Association melaporkan bahwa frekuensi ejakulasi tidak terkait dengan meningkatnya risiko kanker prostat. Frekuensi ejakulasi ini meliputi hubungan seksual dan masturbasi.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam BJU International pada Januari lalu, para periset menjumpai bahwa masturbasi rutin pada pria muda menaikkan risiko kanker prostat. Sebaliknya, masturbasi berulang kali pada pria lebih tua justru menurunkan risiko kanker prostat. Bisa jadi bukan masturbasinya yang meningkatkan risiko kanker prostat pada pria yang sering masturbasi di usia 20 hingga 30-an.
1. Masturbasi sangat normal
Para pria kerap berpikir telah melakukan cara "aneh" saat beronani, padahal tidak. "Setiap pria punya cara masturbasi. Ada yang pakai tangan, menggosokkan kelamin ke suatu benda, perlu alat bantu seks, memakai pakaian khusus, berfantasi, melihat buku/majalah, bahkan sambil bercermin," kata Martha Cornog, penulis The Big Book of Masturbation.
2. Masturbasi sangat aman, meski tidak seluruhnya
Masturbasi memang tidak menularkan penyakit seksual, tetapi bukan jaminan aman juga. Masturbasi yang kasar, kulit penis bisa iritasi. Kebiasaan masturbasi sambil telungkup, dengan bantal, atau karpet di bawahnya, bisa mencederai saluran kemih. Ini bisa membuat keluarnya urine seperti menyembur dan sulit dikontrol.
Barbara Bartlik, MD, psikiater dan terapis seks di New York, AS, menyatakan dalam situs webMD, ia pernah menangani pasien yang harus berkemih sambil duduk gara-gara sering bermasturbasi sambil telungkup.
3. Seks sendiri bisa memberi tenaga super
Melakukan seks sendiri bisa membuat pria lebih mampu merespons rangsangan seksualnya sendiri, apa yang terasa enak dan tidak enak baginya. Dengan begitu, pria akan lebih baik dalam menjelaskan kepada pasangannya bagaimana dia ingin disentuh.
Memang, sejumlah pria menjadi terobsesi dengan seks sendiri, sehingga kehilangan minat untuk bermesraan dengan pasangan. Kondisi ini bisa melukai perasaan pasangan dan hubungan bisa kacau.
4. Berisiko kanker prostat
Studi tahun 2004 yang dipublikasikan dalam The Journal of the American Medical Association melaporkan bahwa frekuensi ejakulasi tidak terkait dengan meningkatnya risiko kanker prostat. Frekuensi ejakulasi ini meliputi hubungan seksual dan masturbasi.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam BJU International pada Januari lalu, para periset menjumpai bahwa masturbasi rutin pada pria muda menaikkan risiko kanker prostat. Sebaliknya, masturbasi berulang kali pada pria lebih tua justru menurunkan risiko kanker prostat. Bisa jadi bukan masturbasinya yang meningkatkan risiko kanker prostat pada pria yang sering masturbasi di usia 20 hingga 30-an.