Pages

Subscribe:

Ingin Sembuh dari Sakit Jantung TANPA OPERASI? Powered by MaxBlogPress Info Ibu Hamil | Wanita Mau Ingin Cepat Hamil Informasi Para Ibu Hamil atau

Cukup pelik juga masalah satu ini dan banyak pasangan suami-istri yang sungkan berbagi cerita tentang masalah yang sangat pribadi ini. Namun bukan berarti tabu untuk dibicarakan, justru penting untuk disampaikan bagi pasutri yang baru menikah atau yang sudah lama menikah dan belum dikaruniai anak.

Banyak mitos ataupun anjuran bagi pasutri agar melakukan senggama yang benar atau anjuran seperti setelah senggama, kedua kaki istri diangkat keatas dinding/bantal agar sperma bisa cepat masuk ke rahim, sehingga cepat hamil. Ada yang berhasil dengan cara seperti ini tapi ada juga yang gagal.

Sebenarnya posisi senggama terbaik bagi pasutri yang ingin cepat hamil itu seperti apa? Cara senggama yang baik adalah dimana sperma dipastikan masuk ke dalam liang rahim dan tidak tumpah-ruah setelah senggama selesai. Caranya?

Pasti banyak yang sudah tahu, posisi missionary adalah yang terbaik. Suami berada di atas istri, dimana setelah ejakulasi, sperma yang disemprotkan bisa langsung menuju sasaran, yaitu rahim. Sehingga kemungkinan besar sel sperma cepat masuk menuju sel telur yang sudah matang. Sebaiknya istri tidak langsung bangun, berbaring sejenak untuk memberi waktu pada sperma agar bisa berenang dan menuju sel telur.

Ada yang punya pengalaman atau informasi mengenai posisi senggama lain agar cepat hamil? Silahkan sharing disini.

Gizi Susu Segar Lebih Baik?

Rasanya tak ada yang meragukan nilai gizi yang terkandung pada susu. Susu merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang perlu dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Akan tetapi, susu menjadi bahan pangan yang tidak layak konsumsi jika tidak ditangani dengan benar.

Saat ini di pasaran tersedia berbagai produk susu, ada yang dalam bentuk bubuk, susu kental manis, atau susu segar. Akan tetapi, susu kental manis tidak terlalu dianjurkan untuk konsumsi sehari-hari karena kandungan gulanya yang tinggi.

Susu segar, menurut dr Samuel Oetoro, SpGK dari Klinik Semanggi, memiliki keunggulan dibanding susu kental manis atau susu bubuk karena proses pengolahannya tidak berlebihan sehingga zat gizi yang terbuang lebih sedikit.

"Susu segar, baik yang di-pasteurisasi atau susu UHT (ultrahigh temperature), sama-sama memiliki keunggulan nilai gizi yang tinggi. Selain itu, susu yang sudah siap minum ini rasa susunya lebih terasa," katanya.

Sementara susu bubuk, yang proses pengolahannya merupakan susu cair yang dikeringkan, menurut dr Samuel, akan kehilangan beberapa zat gizi. "Memang di zaman sekarang ini susu bubuk disuplementasi, zat gizi yang terbuang dalam pengolahan akan ditambahkan lagi. Tetapi, jika ingin memilih yang natural, tentu pilihannya susu segar," katanya.

Meski demikian, susu bubuk memiliki keunggulan daya tahan yang lama dan praktis karena mudah dibawa-bawa. Sementara itu, jika Anda lebih memilih susu segar yang langsung dibeli dari peternak, dr Samuel mengingatkan pentingnya mencari sumber susu yang aman.

"Meski bersifat alami, tetapi pilih peternakan yang menjaga kualitas produknya. Perhatikan apakah pangan ternak itu mengandung kontaminan atau tidak," katanya.

Kanker Prostat dan Merokok, Kombinasi Mematikan

Perokok yang didiagnosa menderita kanker prostat akan menghadapi tumor yang lebih ganas dan risiko kematian akibat penyakit itu dibandingkan dengan pria bukan perokok.

Kesimpulan riset yang dilakukan tim dari Harvard School of Public Health and University of California itu menemukan, risiko kematian akibat kanker prostat pada pria perokok mencapai 61 persen. Demikian juga risiko untuk terjadinya kekambuhan penyakit setelah melakukan terapi.

Di antara perokok dan bukan perokok yang kankernya belum menyebar ketika didiagnosa, atau dalam bahasa medis disebut kanker non-metastatik, risiko kematian yang dihadapi perokok mencapai 80 persen.

Meski demikian, perokok yang sudah berhenti selama 10 tahun atau lebih ketika didiagnosa kanker prostat memiliki peluang yang sama dengan pria bukan perokok, baik dalam kekambuhan maupun risiko kematian.

"Data riset ini melegakan karena hanya sedikit yang kita ketahui untuk mengurangi risiko kematian akibat kanker prostat. Ini juga bisa jadi alasan untuk tidak merokok," kata Edward Giovannucci, profesor nutrisi dan epidemiologi dari Harvard.

Penelitian tersebut mengkaji data kesehatan dari 5.366 pria yang didiagnosa kanker prostat antara tahun 1986 dan 2006. Pada periode tersebut, 1.630 meninggal, 524 (32 persen) karena kanker prostat dan 416 (26 persen) karena penyakit jantung.

Kanker prostat merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita pria di Amerika dan mengenai 1 dari 6 pria dalam hidupnya.