Pages

Subscribe:

Pengobatan rekayasa reproduksi

Apabila setelah pemeriksaan dan pengobatan infertilitas masih belum berhasil juga. Pasangan infertil bisa mengambil jalan adopsi atau melakukan rekayasa reproduksi yang merupakan pemecahan terakhir dari penanganan pasangan infertil. Beberapa macam rekayasa reproduksi adalah :

  1. Inseminasi buatan: penaburan spermatozoa suami ke dalam saluran reproduksi istri. Ada 5 macam inseminasi yaitu:
    1. Inseminasi intravaginal: spermatozoa disebarkan ke dalam liang vagina.
    2. Inseminasi paraservikal: spermatozoa ditaburkan ke dalam puncak kubah vagina yang disebut forniks. Bagian ini mengelilingi leher rahim sehingga sangat dekat dengan mulut luar rahim (ostium uteri eksternum).
    3. Inseminasi intraservikal: spermatozoa dimasukkan melalui mulut luar rahim dan ditempatkan di saluran leher rahim (kanal serviks).
    4. Inseminasi intrauterin: spermatozoa yang sudah terpilih dan tersaring dimasukkan melalui mulut luar rahim dan ditempatkan jauh ke dalam, sehingga berada di dalam rongga rahim dekat dengan mulut dalam saluran telur (ostium tuba internum).
    5. Inseminasi intraperitoneal: spermatozoa yang sudah terpilih dan tersaring dimasukkan melalui tembusan di puncak kubah vagina langsung ke dalam rongga perut (rongga peritoneum).
  2. Tandur-alih gamet intra-tuba (TAGIT), yaitu pemindahan benih (sel telur dan spermatozoa) ke dalam saluran telur melalui laparoskopi.
  3. Tandur-alih pronuklei intra-tuba (TAPIT), yaitu pembuahan di luar tubuh (ekstrakorporal) dengan pemindahan pronuklei ke dalam saluran telur melalui laparoskopi.
  4. Tandur-alih zigot intra-tuba (TAZIT), yaitu pembuahan di luar tubuh dengan pemindahan hasil pembuahan (zigot) ke dalam saluran telur melalui laparoskopi.
  5. Fertilisasi in vitro (FIV) atau bayi tabung, yaitu pembuahan di luar tubuh dengan penandur-alihan embrio ke selaput permukaan dalam rongga rahim dengan bantuan kanula kecil melalui saluran leher rahim.

Melahirkan di dalam air (Water Birth)

Berminat melahirkan dalam air? Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Di Jakarta sudah ada yang menawarkan fasilitas itu. Seperti apa?
SAKIT! itulah yang ditakutkan kaum perempuan saat melahirkan. Tak heran bila teknik-teknik mengurangi sakit persalinan pun banyak diminati. Mulai persalinan Caesar, memakai bius epidural, hingga hipnobirthing atau melahirkan dengan dihipnotis agar tidak merasa sakit. Dan kini, teknik persalinan yang mulai banyak diminati adalah melahirkan dalam air.

Memang tidak ada teknik persalinan yang mampu menghilangkan rasa sakit hingga seratus persen. Paling cuma 80 persen saja. Tapi, kami ingin memberikan alternatif bagi para ibu yang akan melahirkan dengan mengurangi rasa sakitnya," ujarnya pada Bunda. Dijelaskan Otamar, proses melahirkan dalam air sebenarnya sudah ada sejak lama. Proses itu ditawarkan di Rusia pada l960-an oleh Igor Tjarkovsky. Sesuai perkembangan zaman, model persalinan itu pun terus berkembang ke Amerika Serikat, Eropa, dan Indonesia.

“Di Amerika sendiri melahirkan dalam air nggak begitu gampang diterima. Sebab, tahu sendirilah, mereka punya ego sendiri. Tapi, beberapa rumah sakit di Amerika sudah menggunakan teknik tersebut," ujar dokter yang juga praktik di Metropolitan Medical Center (MMC) itu. Di Indonesia sendiri, melahirkan dalam air mulai .diperkenalkan Oktober 2006 di Sammarie Clinic Healthcare. "Tapi, saya juga nggak tahu apakah ada yang lain. Di Klinik Sammarie sendiri sejak diperkenalkan Oktober 2006 sampai sekarang, sudah menangani sepuluh pasien. Dan yang berencana akan melahirkan dalam air juga masih banyak," papar Otamar.

KEUNTUNGAN

Dijelaskan Otamar dengan melahirkan dalam air pada dasarkan melahirkan secara normal, hanya saja tempatnya dalam air, bukan di tempat tidur. Teknik melahirkan dalam air tidak hanya menguntungkan ibu, tapi juga bayi yang dilahirkannya. Berikut ini keuntungan yang dapat diperoleh.

BAGI IBU
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh ibu yang melahirkan dalam air antara lain:

  • Rasa Sakit Berkurang

Dengan melahirkan dalam air, sakit akibat konstraksi dapat dikurangi hingga 60 persen. Sebab, dalam keadaan mengapung, kontraksi-kontraksi rahim akan lebih efisien, dan sirkulasi darah akan lebih baik. Sehingga, aliran oksigen ke otot-otot rahim akan lebih lancar, rasa sakit yang dialami ibu akan berkurang, dan pasokan oksigen untuk bayi akan lebih banyak.

  • Lebih Nyaman dan Rileks

Dengan berendam dalam air hangat, ibu akan lebih mudah mencari posisi yang dianggap nyaman untuk melahirkan. Si ibu hanya duduk, rileks dalam air sambil membuka kakinya dan tidak harus bergerak atau menarik nafas panjang. Sebab, air dengan sendirinya akan membantu memberikan dorongan tenaga.
“Ibu yang akan melahirkan itukan pasti stres karena sakit yang dirasakannya. Dengan berendam dalam air hangat, rasa stres itu dapat dikurangi, sehingga iya bisa merasa nyaman,” jelas Otamar.

  • Mengurangi Perobekan Perineum

Air hangat menyebabkan perineum (daerah antara vagina sampai anus) menjadi lebih elastis dan rileks. Sehingga mengurangi risiko robeknya jalan lahir dan kebutuhan melakukan episiotomi atau penjahitan.

  • Lebih Konsentrasi

Karena secara fisik lebih rileks, berendam dalam air hangat membuat ibu bisa lebih konsentrasi pada persalinannya.

  • Energi Meningkat

Pada tahap-tahap akhir persalinan, air dipercaya dapat meningkatkan energi ibu.

  • Turunkan Darah Tinggi

Berendam dalam air hangat dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh kecemasan.

  • Persalinan Lebih Singkat

Dalam berendam dalam air hangat, sirkulasi darah akan lebih baik, sehingga kontraksi rahim juga akan lebih baik. Itu berarti pembukaan jalan lahir akan lebih cepat, sehingga persalinan juga lebih cepat.

BAGI BAYI
Tak hanya ibu yang mendapat keuntungan dari melahirkan dalam air. Bayi yang dilahirkan pun akan mendapat manfaat, seperti:

  • Lebih Merah

Bayi yang dilahirkan dalam air terlihat lebih merah, karena darahnya lebih cukup.

  • Kulitnya Lebih Bersih

Bayi yang dilahirkan dalam air memiliki kulit lebih bersih dan tidak hanya kulit ari. Sebab, lemak-lemaknya akan langsung bersih terkena air hangat.

  • Resiko Cedera Kepala Kecil

Resiko cedera kepala pada bayi yang dilahirkan dalam air, lebih kecil. Sebab, ia akan langsung jatuh ke dalam air dan dengan sendirinya akan mengapung.

  • Lebih Cerdas

Meski belum ada penelitian, menurut Otamar, bayi yang dilahirkan dalm air lebih cerdas. “Bisa jadi itu karena resiko terjadinya cedera kepala pada bayi lebih kecil,” ujar Otamar.

  • Lebih Nyaman

Meski sudah keluar dari rahim ibunya, bayi tetap merasa nyaman, karena ia merasa seperti berada dalam rahim ibunya.
Itu karena ia berada dalam air yang suhunya seperti suhudalam rahim. Itu berarti stres yang mungkin dialami bayi juga bisa dikurangi.

  • Resiko Keracunan Ketuban Lebih Kecil

Resiko bayi keracunan dari ketuban lebih kecil, karena air ketuban yang keluar langsung bercampur dengan air kolam.

  • Lebih Suka Air

Karena dilahirkan dalam air, bayi lebih sensitif terhadap air. Sebab, dalam memorinya sudah tersimpan dalam air.

Apakah bayi tak Tersedak Air?

"APAKAH bayi yang dilahirkan dalam air tidak akan tersedak air karena rnenangis'? Begitu pasti pertanyaan yang ada dalam benak para ibu. Menanggapi pertanyaan seperti itu, dr Otamar Samsudin SpOG dengan tegas menjawab, ''Tidak!".

"Dari sepuluh pasien yang saya tangani, tak pernah ada kasus bayi tersedak karena minum air. Dan yang perlu dipahami, bayi tidak akan mengisap udara, kecuali tali pusarnya sudah dipotong. Selama bayi masih terhubung dengan tali pusar, bayi akan menerima pasokan oksigen dari ibunya melalui tali pusar,” jelas Otamar.

Ditambahkannya, pada dasarnya bayi yang baru dilahirkan akan Iangsung menangis bila:

  • Terjadi perubahan suasana.
  • Terjadi perubahan suhu air.
  • Ari-ari terlepas atau terputusnya hubungan antara bayi dan ibunya (tali pusar terputus).

Namun, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kata Otamar, dokter spesialis anak juga harus siap sedia. Dengan begitu, "Ada tidaknya air yang masuk atau ada-tidaknya gangguan lainnya bisa langsung dideteksi dan segera diatasi dengan baik,” ujar Otamar.

PROSES

Seperti dikatakan Otamar, proses persalinan dalam air pada dasarnya seperti persalinan biasa. Karena itu, jangan membayangkan bahwa melahirkan dalam air itu rumit. Adapun tahapan proses persiapan hingga ibu melahirkan dalam air, menurut Otamar, adalah sebagai berikut:

  • Sterilisasi Kolam

Sebelum digunakan, kolam harus disterilisasi lebih dulu menggunakan desinfektan. Dengan begitu, kolam akan bebas kuman.

  • Pengisian Air

Setelah kolam dianggap bersih, baru diisi dengan air. Air tersebut haru sdisesuaikan dengan suhu tubuh ibu yang akan melahirkan. Itu penting untuk mencegah temperature shock saat bayi keluar dari rahim. Sterilitas air juga harus diperhatikan agar tidak menyebabkan infeksi pada ibu maupun bayi yang dilahirkannya.

  • Ibu Masuk Kolam

Ibu baru boleh masuk ke dalam kolam setelah jalan lahir membuka 5-6 sentimeter. “Itu untuk menghindari agar ibu tidak terlalu lama berada dalam air”, jelas Otamar. Jika ingin tenang menghadapi proses persalinan, sang suami bisa ikut mendampingi.

  • Bayi Lahir

Setelah kurang lebih 1-1,5 jam berendam dalam air, pembukaan biasanya sudah lengkap, sehingga bayi siap lahir. “Biasanya, dengan hanya sedikit tenaga untuk mengejan, bayi sudah keluar. Proses kelahiran bayi ini lebih mudah, karena air mempunyai sifat mendorong,” jelas Otamar. Setelah bayi lahir, ia tidak akan tenggelam, karena waktu dalam rahim pun bayi hidup dalam air ketuban selama sembilan bulan.

  • Bayi Diangkat
Setelah keluar, bayi diangkat dan langsung diberikan pada ibunya untuk mendapat pelukan hangat serta ciuman pertama dari ibunya. Setelah itu, baru pusarnya dipotong dan dibersihkan, dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatannya.