Pages

Subscribe:

Inilah Mitos Seputar Testosteron

Testosteron merupakan hormon seks pria yang punya peran penting dalam fungsi seksual, produksi sperma, pembentukan otot, dan intonasi suara. Rendahnya kadar hormon ini akan menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis, depresi, gangguan ereksi, dan postur tubuh yang kurang tegap atau berkurangnya kemampuan atletik.

Penelitian menunjukkan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular pada pria. Selain itu, pria yang kadar testosteronnya normal lebih panjang umur dibanding dengan pria yang kekurangan hormon ini.

Banyak mitos yang salah beredar mengenai hormon pria ini. Abraham Morgentaler, MD, dokter spesialis urologi dari Harvard Medical School dan penulis buku Testosterone for Life akan menjawabnya untuk Anda.

1. Testosteron adalah obat yang ilegal
Hormon testosteron termasuk dalam obat yang legal, terlebih hormon ini sangat penting bagi pria. Yang ilegal adalah bila hormon ini dipakai tanpa resep dokter. Meski begitu, banyak organisasi olahraga yang punya aturan ketat tentang penggunaan obat atau suplemen yang mengandung testosteron karena bisa memengaruhi performa atlet. Atlet yang melanggar bisa dikenai sanksi.

2. Testosteron adalah steorid, dan steorid berbahaya.
Ya, testosteron memang steorid, tapi tidak berbahaya. Lagi pula secara alamiah kita dipenuhi oleh berbagai steorid. Menurut Morgentaler, kata steroid sebenarnya berkaitan dengan molekul yang ditopang oleh empat karbon, seperti estrogen, progesteron, kortisol, juga kolesterol.

Sementara itu, dalam dunia olahraga, steroid merupakan kependekan dari anabolic steroid hormone yang berarti secara khusus bekerja untuk membangun otot dan tulang, seperti testosteron.

3. Testosteron menyebabkan perilaku kasar dan tak terkontrol
Belum ada fakta yang membuktikan testosteron menyebabkan tindakan agresif, kekerasan, atau perilaku tak terkontrol lainnya. Sebaliknya, pria dengan hormon testosteron yang rendah justru mudah marah, dan kondisi ini akan membaik setelah kadar testosteronnya naik.

4. Testosteron menyebabkan kanker prostat
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pria dengan kadar testosteron yang tinggi justru risikonya lebih kecil untuk terkena kanker prostat.

5. Kadar Testosteron yang tinggi menyebabkan kebotakan
Secara umum, pria yang mengalami kebotakan punya kadar testosteron yang sama dengan pria yang rambutnya masih lebat. Kebotakan, menurut Morgentaler, biasanya sudah diturunkan secara genetis.

Laki-laki Lebih Suka Pilih Perempuan Cerdas

KAJIAN ilmiah mengenai cinta memperlihatkan bahwa pria makin tertarik kepada perempuan cerdas dan berpendidikan, berkepribadian, dan stabil emosinya dibanding keperawanan. Kegadisan bukan masalah buat mereka.

Temuan para ahli dari University of Iowa tersebut merupakan bagian dari satu studi yang dikutip laporan media Senin.
Studi itu, yang dilancarkan setiap dasawarsa sejak 1939, meminta peserta untuk menyusun daftar 18 sifat yang mereka inginkan dari seorang pasangan dalam skala mulai dari "tak relevan, sampai "mendasar".

Yang termasuk dalam daftar tersebut adalah "kemampuan berbaur" dan "pengurus yang pandai masak" serta "saling mencintai dan tertarik", yang berada pada tempat pertama bagi pria dan wanita pada 2008. Pada 1939, sifat itu tak masuk tiga besar bagi kedua jenis kelamin tersebut.

Peserta pria dan wanita pada 2008 memasukkan daftar utama mereka dengan "sifat dapat diandalkan" dan "matang, kestabilan emosi. Pria memasukkan kecerdasan pada posisi keempat, lompatan besar dari posisi ke-11 pada 1939, dan "prospek keuangan yang bagus" bergeser ke posisi 12 pada 2008, pergeseran dari posisi rendah ke-17 pada 1939 dan posisi terakhir pada 1967.

"Ini adalah generasi pria yang telah dewasa dengan perempuan berpendidikan sebagai mereka, guru, dokter dan panutan mereka," kata Christine Whelan, pemimpin studi itu dan penulis "Marry Smart: The Intelligent Woman,s Guide to True Love" (Simon & schuster, 2008), sebagaimana dilaporkan kantor berita China, Xinhua.

"Dan pada masa ekonomi sulit, berbagai beban keuangan dengan pasangan mengangkat beban dari orang-orang ini sebagai pencari nafkah tunggal," katanya.

Peserta studi tersebut adalah mahasiswa dari University of Iowa, University of Washington, University of Virginua dan Penn State University.

"Saling tertarik, jadi tentus saja kenyataan bahwa kami melakukan angket pada mahasiswa akan menunjukkan bahwa kecerdasan dan pendidikan menjadi ciri khas penting," kata Whelan.

Pergeseran mencolok lain melibatkan pentingnya kegadisan: pada 1939, itu dinilai lebih tinggi dari kecerdasan pada perempuan, tapi pada 2008, itu dimasukkan ke dalam posisi yang tak terlalu penting.

Terlebih lagi, itu juga dikategorikan tidak terlalu penting buat pria. Itu, ditambah dengan tiga posisi utama bagi pria dan wanita, menunjukkan kesamaan yang kelihatan sebagai hari modern yang positif.

Cegah Hipertensi, Disfungsi Ereksi Menyingkir

Pria usia di atas 40 tahun dianjurkan mewaspadai beberapa gangguan kesehatan yang bisa mengakibatkan disfungsi ereksi (DE), terutama penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) seperti hipertensi (darah tinggi), dislipidemia, hiperkolesterolemia.

"Disfungsi ereksi erat hubungannya dengan penyakit kardiovaskular," kata ahli jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Santoso Karokaro, dalam seminar bertema Waspadai Penyakit Kardiovaskular yang Mengakibatkan Disfungsi Ereksi, Kamis (19/2), di Jakarta.

Sejauh ini, terdapat prevalensi yang tinggi pada kondisi gangguan kardiovaskular yang dialami pria dengan disfungsi ereksi. Sebanyak 64 persen dari pria yang dilaporkan DE setidaknya memiliki satu atau lebih dari kondisi-kondisi berikut hipertensi, sakit jantung kronis/angina, tingginya tingkat kolesterol, diabetes, dan depresi.

Menurut Santoso, meningkatnya tekanan darah dan kolesterol (dislipidemia) dalam tubuh akan mengakibatkan menyempitnya pembuluh darah dan sebagaimana ukuran pembuluh darah yang mengalirkan darah ke penis menyempit. Gangguan DE juga dapat merupakan manifestasi awal dari aterosklerosis (pengerasan dan pengecilan pembuluh darah).

Karena itu, mencegah munculnya penyakit kardiovaskular menyelamatkan seseorang dari DE. Faktor-faktor risiko antara lain merokok, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis (penimbunan deposit lemak pada arteri) harus dihindari.

Pengobatan untuk mendapatkan kehidupan seksual yang normal kembali tentu saja sangat penting bagi kebanyakan penderita DE, baik itu dengan penyakit-penyakit penyebabnya, maupun tidak. Hasil survei yang ada memperlihatkan, pria mementingkan mencari pengobatan bagi DE yang menjamin ereksi lebih cepat dan lama. Padahal, keseluruhan kondisi fungsi tubuh memerankan fungsi yang cukup signifikan bagi penderita DE.

Foreplay Pemacu Gairah Seks

ANDA jangan salah bermain strategi saat menjalani hubungan percintaan. Ingatlah bahwa wanita lebih senang mengawali "permainan" dengan sebuah rangsangan seksual.

Rangsangan seksual yang terjadi pada awal permainan atau tahapan "foreplay" memang menjadi bumbu pemanis hubungan seksual. Saat itulah wanita ingin mendapatkan cumbuan, pelukan, dan kecupan mesra dari Anda hingga akhirnya larut dalam hubungan seks sesungguhnya. ( Betul gak hai kaum hawa ??? )

ada beberapa langkah untuk memanaskan hubungan Anda dan pasangan di ranjang, di antaranya:

Nonton film

Anda mungkin gemar menonton film di bioskop bersama pasangan. Namun kali ini, Anda bisa menonton film di rumah saja. Pasalnya film yang Anda tonton bukanlah film biasa, melainkan ada bumbu seksualitas. ( X1, X2, XXX............. Mau tukaran film boleh juga, apa perlu dikirim filmnya juga ??? )

Saat menikmati setiap adegan film panas itu, Anda tak ada salahnya meminta tanggapan pasangan untuk mempraktikkannya. Jika dia setuju, Anda tak perlu ragu lagi memodifikasi setiap gaya dan posisi bercinta yang membuat Anda dan pasangan merasa nyaman.

Novel romantis

Apabila Anda belum mempunyai koleksi film beradegan seks, tak ada salahnya mengganti media lain yang bisa menyulutkan gairah seks Anda dan pasangan. Kini, Anda bisa memanfaatkan novel yang mengkisahkan cerita romantis atau karangan Annie Arrows.

Usai membaca, Anda bisa menceritakan kisah romantis dalam novel tersebut kepada pasangan. Tak masalah jika Anda menceritakan secara detail adegan bercinta yang di antara tokoh utama. Siapa tahu si dia tertarik ingin mencobanya.

Pijatan sensual

Pelukan atau ciuman mesra dapat memacu gairah seks pasangan lebih bergelora. Namun jika ingin variasi lain, Anda bisa mencari foreplay yang lain. Misalnya, Anda memberikan pijatan sensual pada bagian penting tubuh pasangan. Rasakan setiap sensasi dari jari-jari tangan si dia. Jangan lupa keduanya sudah membersihkan badan, agar si pemijat steril tangannya dan yang dipijat tidak keluar daki ketika dipijat.


SELAMAT MENIKMATI..............

Diajak Berintim-intim Selagi Tidur Nyenyak



JIKA enggan, menolaknya harus dengan cara halus. Atau, buatlah kesepakatan bersama. Keseringan menolak bisa berujung balas dendam dari pasangan.

Siapa sih yang enggak jengkel kalau lagi enak-enaknya terbuai mimpi lalu dibangunkan hanya untuk berintim-intim? Hingga yang terjadi adalah penolakan dengan nada mangkel, "Yang bener saja dong. Gw kan capek dan mengantuk nih!" Padahal, boleh jadi saat itu hasrat pasangan memang betul-betul menggebu dan tak bisa tertahankan lagi.

Iya sih kita memang perlu berusaha memakluminya, tetapi bagaimana dengan "polusi" yang justru membuat kita jadi tambah tak bergairah? Bukankah saat tertidur biasanya mulut pun mengeluarkan bau tak sedap yang bisa mengganggu? Sementara untuk menjalani ritual bersih-bersih ke kamar mandi sebelum berintim-intim juga kaki terasa berat. "Ih..dingin," begitu kita berkilah.

Berbagai alasan penolakan semacam itu, sah-sah saja sepanjang tak menyinggung perasaan pasangan. Akan tetapi, "coba, deh, seandainya posisi tersebut kita balik. Bagaimana kalau kita yang meminta kesediaan pasangan untuk berintim-intim di tengah malam buta seperti itu, lalu dia menolak atau minimal menunjukkan sikap ogah-ogahan?"

Harusnya nih, masing-masing pihak mengapresiasikan ajakan pasangan. "Bukankah ajakan berintim-intim merupakan ekspresi rasa cinta dan kerinduan pasangan kepada kita? Dengan kata lain, pasangan masih membutuhkan kita sebagai partner." Soal waktu, bisa kapan saja, kok, entah pagi, tengah hari bolong, sore, atau tengah malam buta sekalipun.

Balas Dendam
seks adalah rekreasi.( betul gak ?? ) Jadi, seks seyogyanya dijalani sebagai sesuatu yang menyenangkan kedua belah pihak alias tak boleh ada satu pihak pun yang merasa tertekan atau terpaksa melakukannya.

"Sayangnya, secara kualitatif suamilah yang umumnya jadi pihak pengambil inisiatif, sementara mayoritas penolak adalah istri dengan berbagai dalih yang memang masuk akal tadi." Jika cuma sekali-dua kali ditolak, sih, mungkin tak mengapa. Namun bila keseringan atau tiap kali minta langsung ditolak mentah-mentah, "bukan tak mungkin, lo, suami bakal uring-uringan atau malah muncul bentuk-bentuk reaksi yang sama sekali tak diharapkan." ( Cari yang laen mungkin ?? )

Bahkan, bisa berdampak lebih buruk dari itu semisal balas dendam dengan sengaja tak mau menyentuh istrinya sama sekali, atau malah memanas-manasinya dengan bikin affair di luaran. Celaka, kan? Soalnya, penolakan untuk urusan yang satu ini bisa dianggap sebagai penghinaan terhadap harga diri suami, lo!

Ambil Sisi Baiknya

Itu sebab, jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut dan tak segera dipecahkan, "bisa jadi runyam karena minimal berujung pada ketidakpuasan pasangan yang memperbesar peluang terjadi perceraian." Soalnya, orientasi seks para suami memang lebih bersifat fisik. Artinya, bagaimana ia bisa ereksi sampai mencapai ejakulasi. Aspek lain di luar hal-hal tadi tak terlalu dipertimbangkannya. Sebaliknya, orientasi para istri biasanya lebih pada ungkapan cinta kasih yang psikis sifatnya, seperti bagaimana nyamannya dipeluk dan diyakini bahwa ia memang benar disayangi/dicintai.

Bagaimanapun, "sebaiknya keinginan pasangan untuk berintim-intim jangan langsung ditolak. Ambil sisi baiknya sajalah." menyambut keinginan/permintaan pasangan untuk berintim-intim, sekalipun kita lagi nyenyak-nyenyaknya tidur, merupakan bunga-bunga perkawinan dan sarana rekreasi bersama. "Bukankah bila kedua belah pihak sama-sama menikmati, seks justru diyakini mampu melepas kepenatan atau tekanan keseharian?"

Jikapun terpaksa menolak, dianjurkan agar kita mengemukakan hal yang benar-benar menjadi alasan, jangan malah terkesan mencari-cari alasan. Selain itu, sampaikan pula dengan cara santun agar tak menyinggung perasaan suami.

Beri Alternatif
Bila kebutuhan masing-masing pihak dirasa tak terjembatani, tak ada salahnya suami-istri membuat konsensus. "Buatlah semacam perjanjian bersama. Misal, sebisa mungkin jangan menolak bila pasangan ingin berintim-intim tengah malam, atau tentukan hari-hari tertentu yang siangnya tak terlalu menguras energi mereka." Dengan begitu, saat tengah malam yang disepakati bersama tiba, mereka berdua sudah betul-betul siap, dari segi fisik maupun mental.

Jika cara ini bisa diupayakan, kebutuhan pasangan untuk berintim-intim bisa terpuaskan sementara hubungan suami-istri pun tak terganggu. Soalnya, tak dapat dipungkiri seks merupakan salah satu penyangga utama keutuhan rumah tangga. "Nah, bukankah untuk menjaga keutuhan rumah tangga, kedua belah pihak harus melakukan berbagai upaya?"

Bila perlu, tambahnya, istri bisa memberikan alternatif pilihan bila memang kondisinya tak memungkinkan sementara si suami tetap menginginkan. Misal, ditunda esok malam atau setidaknya sampai pagi setelah energi si istri pulih kembali, atau istri tetap melayani tapi jangan salahkan jika memberi "servis" seadanya alias sambil terkantuk-kantuk.

Pendekatan Bertahap
Sebetulnya, sikap saling mengerti, mau bertenggang rasa, dan kesediaan menyelami arti kebersamaan merupakan bekal penting sekaligus kunci keberhasilan suami-istri untuk berintim-intim. Hingga, "tak ada kata lain selain keindahan jika di tengah keheningan malam, suami-istri bisa saling berbagi," tambahnya.

Namun, perlu mengingatkan agar para suami tak BTL alias Bapak Tembak Langsung, melainkan lakukan pendekatan secara bertahap alias jangan lupakan foreplay. "Dengan begitu, istri merasa dihargai, diperlakukan penuh kasih sayang dan dilindungi, lebih dari sekadar objek untuk mendapatkan kepuasan." Kendati demikian, ingatnya lagi, foreplay sebaiknya juga jangan terlalu lama. "Bisa-bisa pasangan malah mengantuk!"

Soal pemilihan waktu berintim-intim, sepenuhnya berada di tangan suami-istri, yang biasanya disesuaikan kebutuhan dan kelonggaran waktu mereka. Kalaupun ada yang memilih malam, boleh jadi dianggap saat yang tepat karena malam praktis mereka tak lagi direpotkan oleh urusan pekerjaan maupun anak. Selain karena malam suasananya lebih tenang dan relaks, hingga mereka merasa lebih bisa menaruh konsentrasi pada aktivitas berintim-intim tanpa banyak "gangguan teknis". Khawatir ketahuan anak-anak, misal.

Lebih Suka Pagi
kecenderungan memilih waktu malam untuk berintim-intim sudah mengalami pergeseran karena mayoritas suami-istri jaman sekarang, terutama di kota-kota besar, adalah pasangan bekerja. Tak jarang jam kerja cukup panjang, ditambah lagi keruwetan lalu lintas yang membuat mereka meninggalkan rumah seharian. Begitu tiba di rumah malamnya, seolah energinya sudah terkuras habis. Yang ada di benak mereka cuma pikiran untuk istirahat dan tidur. Kalaupun muncul keinginan berintim-intim, mereka lebih suka menangguhkannya pagi hari saat kondisi tubuh dirasa sudah bugar kembali dan siap tempur.

Namun, tak sedikit pula yang tetap enggan melakukan aktivitas berintim-intim di waktu pagi. Soalnya, meski kondisi tubuh sudah bugar kembali, mereka justru cenderung terburu-buru alias harus bergegas memulai hari baru dengan setumpuk tugas yang sudah menanti. Berintim-intim di waktu pagi justru dikhawatirkan mengacaukan jadwal mereka. "Wah bisa-bisa bos marah besar karena aku telat ngantor!", contohnya.

Nah, agar tak telat berangkat kerja sementara hasrat berintim-intim pun bisa terpuaskan, tak sedikit pasangan yang memilih jalan tengah. Artinya, di waktu malam saat lelah, mereka hanya saling berpelukan dan membelai saja. Akan tetapi begitu tubuh kembali fit esok harinya, mereka bisa menuntaskan keinginan yang tertunda untuk berintim-intim tadi. cara semacam ini sah-sah saja ditempuh, bahkan dianjurkan. Toh, di saat kondisi tubuh capek, mereka hanya butuh rangsangan-rangsangan psikologis berupa belaian, pelukan atau sebatas ngobrol hangat seputar hal-hal romantis sebagai bekal perangsangan untuk esok hari.

tak sedikit wanita ternyata cenderung lebih menyukai aktivitas berintim-intim dilakukan di waktu pagi karena beban pikiran akibat kesibukannya seharian sudah jauh berkurang. Selain itu, "secara fisiologis, darah di sekitar penis akan membanjir saat pagi, hingga penis akan tegang karena kencang dan penuh. Tentunya kondisi ini lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak," tentunya.

Lakukan Kesenangan Pasangan
Yang penting, kapan pun waktu yang dipilih, aktivitas berintim-intim seyogyanya ditujukan semata-mata untuk saling berbagi dan memuaskan pasangan. Bagi pasangan yang mengutamakan kebersihan, misal, menjelang tidur, toh, bisa mandi dan gosok gigi. Kalaupun suka, boleh saja berdandan dan memakai wewangian lebih dulu. Dengan begitu, ketika hasrat berintim-intim muncul di waktu malam, tak lagi merasa risih dengan segala macam bau-bauan yang mengganggu. Kendati tak sedikit pula suami-istri yang malah menyenangi bau khas/asli pasangannya.

Melakukan hal-hal yang disenangi pasangan adalah hal yang perlu dilakukan untuk mencapai kepuasan berdua. Sebaliknya, melakukan hal-hal yang merugikan akan membuat hubungan seks jadi hambar. Itu sebab, dianjurkan hindari pula mengucapkan kata-kata yang sekiranya bakal menyinggung perasaan pasangan. Kalaupun pasangan belum mandi, hingga badannya masih lengket dan bau keringat, misal, tak perlu menolaknya dengan kasar ketika ia menunjukkan hasratnya berintim-intim. Toh, bisa dipilih kata-kata yang lebih menyenangkan dan pantas atau enak didengar, semisal, "Gimana kalau Papa mandi dulu biar segar? Kalau perlu Mama siapin air hangat, deh."

Jadi, berintim-intim sebetulnya bisa dilakukan kapan saja, dimana saja, ( asal jangan sama siapa saja ya ... ) karena soal waktu hanya merupakan faktor pendukung. Yang terpenting justru suasana, kata-kata/komunikasi dan tindakan yang membuat pasangan merasa nyaman. Niscaya kehidupan rumah tangga akan bertambah hangat. SEMOGA

Cara Mengukur Berat Badan Ideal ..

Cara Mengukur Berat Badan Ideal




ADA banyak cara untuk mendeteksi berat tubuh ideal. Namun, dunia kedokteran di Indonesia mempunyai rujukan sistem pengukuran berat badan ideal, yakni dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Cara menghitungnya juga mudah. IMT diukur dari berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. Biar mudah, ambil contoh. Sebut saja namanya Malih. Dia memiliki berat badan 75 kilogram. Adapun tinggi badannya hanya 150 sentimeter atau 1,5 meter.

Apakah berat badan Malih sekarang ini sudah ideal? Yuk kita simak hitungan IMT berikut.

Begini perhitungannya: Berat badan Malih 75 kg dibagi dengan 2,25. Angka 2,25 adalah hasil kuadrat dari tinggi badan Malih 1,5 m. Hasilnya 33,33. "Dengan berat 75 kg, Malih berarti telah mengalami obesitas berat," kata Genis Ginanjar Wahyu, dokter Klinik Aqma Purwakarta, Jawa Barat.

Lho kok bisa? Dunia medis rupanya telah menetapkan batasan untuk menandakan kondisi tubuh seseorang. Bila hasil yang diperoleh menunjukkan Angka antara 18,5 hingga 23 berarti berat badan Anda normal atau ideal. Adapun bila hasil menunjukkan angka 23 hingga 25, Anda sudah kegemukan. Angka 25 hingga 27 termasuk obesitas ringan, 27 hingga 30 disebut obesitas sedang, sementara IMT Malih sudah di atas 30. Berarti dia obesitas berat.

Ada juga cara yang lain menentukan seseorang mengalami obesitas atau tidak, yaitu dengan mengukur lingkar pinggang. Lingkar pinggang ini jadi tolak ukur karena seseorang yang mengalami kegemukan pasti diikuti penimbunan lemak di sekitar pinggang. Normalnya, ukuran lingkar pinggang wanita tak boleh lebih dari 80 cm, sedangkan pria tak melebihi 90 cm.

Mengukur obesitas dengan lingkar pinggang juga berguna untuk mengetahui sindrom metabolik, yaitu kemungkinan seseorang mengalami kondisi tertentu. Antara lain, kadar gula dash tinggi, kadar trighserida darah tinggi, hipertensi, dan serangan jantung.

Hidup Sehat, Seks Pun Hebat

"Beberapa contoh gaya hidup yang tidak sehat adalah olahraga yang berlebihan, merokok, stres, dan terlampau banyak bekerja, kurang bergerak, makan yang berlebihan, dan tidurnya kurang," kata Nugroho.

Jika pola hidup yang seperti itu tetap dipertahankan, menurut Nugroho, seseorang berisiko terkena masalah dalam hidup seksualnya, seperti menurunnya gairah seksual, testosteron, dan muncul disfungsi ereksi.

Nugroho menambahkan, jika tidak ada intervensi pada perubahan pola hidup ini, yang bersangkutan tak hanya sulit ereksi, tetapi juga bakal terkena sindroma metabolik atau metabolic syndrome (MS). Yang termasuk dalam MS adalah obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, menurunnya hormon androgen dengan hormon utamanya testosteron.

Menurut Nugroho, jika seseorang mengalami MS, sebaiknya ia memerhatikan secara serius pola hidupnya. "Bagaimanapun pola hidupnya harus diubah menjadi pola hidup yang sehat, selain ia harus juga mendapatkan terapi testosteron," kata Nugroho.

Pola hidup sehat yang dijalankan akan membuat badan tidak kegemukan, kulit berminyak, rambut tidak rontok, tulang yang kuat, dan yang paling penting kehidupan seksual yang memuaskan.

Rahasia Di Balik Ciuman

Di hari valentine ini, sebuah diskusi panel digelar para ilmuwan. Cukup menarik masalah yang dibicarakan, tak jauh dari persoalan kasih sayang, yakni misteri saat hati terpaut dan bibir tertanam di bibir (ciuman).

Kata para ahli itu, aksi ciuman akan diikuti dengan pelepasan zat-zat kimia yang bisa meredam hormon stres. "Senyawa kimia di ludah bisa jadi merupakan jalan untuk menilai pasangan," kata Wendy Hill, profesor ahli Neuroscience dari Lafayette College saat acara bertajuk American Association for the Advancement of Science berlangsung.

Dalam sebuah eksperimen, Hill menjelaskan, para pasangan heteroseksual yang adalah siswa college itu mengalami perubahan kadar senyawa kimia oksitosin dan kortisolnya saat mereka melakukan adegan ciuman selama 15 menit sambil mendengarkan musik.

Oksitosin, dikatakan Hill, mempengaruhi keeratan hubungan pasangan, sementara kortisol terkait dengan stres. Senyawa kimia dalam darah dan kelenjar ludah diteliti lalu diperbandingkan saat sebelum dan sesudah ciuman berlangsung.

Baik pria maupun wanita mengalami penurunan kadar kortisol setelah ciuman, menandakan kadar stres juga menurun.

Bagi pria, saat ciuman, menaiknya level oksitosin menandai ketertarikan yang kuat atas pasangannya, sementara pada wanita oksitosinnya justru menurun. "Tentu ini mengejutkan," ujar Hill.

Dalam sebuah uji coba kelompok yang menelaah efek berpegangan tangan, perubahan kimiawi juga terjadi dalam aksi ini, tetapi tak banyak yang bisa diungkapkan atau hasilnya tak jauh beda. Eksperimen ini, kata Hill, dilakukan di pusat kesehatan siswa di college tersebut. Dia berencana akan mengulanginya dengan rancangan "dalam suasana yang lebih romantis."

Bersama dengan Helen Fisher dari Rutgers University dan Donald Lateiner dari Ohio University, Hill bicara di sesi berjudul "The Science of Kissing."

Fisher sendiri mencatat, lebih dari 90 persen masyarakat dunia melakukan ciuman. Tindakan ini diyakininya memiliki tiga komponen antara lain dorongan seks, cinta romantis, dan keterikatan dengan seseorang.

Dorongan seks mendorong seseorang untuk menilai dan menentukan pasangan masing-masing, sementara cinta romantik menyebabkan mereka memfokuskan diri pada seorang individu; dan keterikatan pada seseorang, katanya, membuat seseorang membiarkan pribadi ini dalam jangka waktu lama membesarkan anak bersama-sama.

Pria, katanya, cenderung berpikir bahwa ciuman merupakan awal nge-seks atau kopulasi. Dia tegaskan, pria cenderung lebih suka sembarang cium. Meski begitu, senyawa kimia testosteron pria dapat segera bercampur di ludah wanita. Testosteron meningkatkan dorongan seksual bagi pria dan wanita.

"Saat Anda mencium, bagian tertentu di otak aktif," tambahnya. Cinta romantik dapat berlangsung lama, "Jika Anda mencium orang yang tepat."

Lateiner, sarjana ilmu klasik, mengobservasi bahwa ciuman kadang muncul dalam seni Yunani dan Romawi, meski secara luas dilakukan di samping kegiatan mencium kulit seseorang. Karena itu, berpotensi berbahaya bagi kehidupan seseorang kalau ciuman itu dilakukan pada orang yang salah dan saat yang kurang tepat.

Secara umum, ilmu pengetahuan tentang mencium—philematology—masih terus dijalankan. Demikian simpul Hill.